oleh

Hasil Survey LSI Denny JA Membuktikan Lagi Approval Rating Jokowi Tetap Tinggi di Penghujung Masa Baktinya

Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA., pemerhati masalah-masalah ekonomi dan politik.

SUDAH di penghujung masa baktinya, approval rating (kepuasan publik) terhadap kinerja Jokowi mencapai 80,8 persen. Ini luar biasa. Mantranya yang simple: kerja!!! Kerja!!! Kerja!!

Itu memang terbukti ampuh memecah deburan ombak DFK (disinformasi, fitnah dan kebencian) yang melanda selama ini.

Anjing menggonggong kafilah berlalu, jangan menggubris hal-hal yang tidak perlu, fokus saja pada hal-hal yang penting. Kerja… kerja… kerja… demi rakyat, untuk kepentingan bangsa dan negara. Fokus dan jangan lupa perhatikan detail dan orientasinya selalu pada solusi.

Itu hal-hal yang selalu dipesankan Jokowi berulang-ulang. Maka itu penting.

Lembaga survey yang tergolong kredibel seperti LSI Denny JA barusan merilis hasil surveynya. Diselenggarakan secara nasional pada tanggal 28 September sampai 3 Oktober 2024. Beberapa temuannya menarik untuk menjadi pelajaran bagi kabinet Prabowo-Gibran kedepan.

Kategori lain yang terungkap adalah: segmen yang puas dari pemeluk agama (Islam 78,7 persen dan Non-Islam 93,0 persen). Dari segmen umur: Gen Z (umur 27 tahun kebawah) ada 85,9 persen, Milenial (sekitar 28 – 43 tahun) ada 81,8 persen, Gen X (kisaran 44 – 59 tahun) ada 78,2 persen, dan Baby Boomers (60 tahun ke atas) ada 80,3 persen. Di semua segmen umur rata-rata di atas 75 persen approved.

Adapun di segmen kelas ekonomi: penghasilan dibawah 2 juta rupiah per bulan ada 83,3 persen puas, penghasilan 2 – 4 juta per bulan ada 79,8 persen, dan tingkat penghasilan 4 juta ke atas sebulan ada 75,5 persen. Kalau dilihat dari segmen tingkat pendidikan, tingkat SD ke bawah ada 81 persen, sederajat SMP ada 82,1 persen, sederajat SMA ada 82,7 persen, tingkat D3 ke atas ada 72,4 persen.

Jadi, mereka yang disebut grass-root (akar rumput) lebih banyak yang puas dengan kinerja administrasi Jokowi selama ini. Survey membuktikan.

Yang perlu kita cermati, karena memang menarik dan penting adalah temuannya dari sisi konstituen partai politik, dan dari para pemilih paslon capres-cawapres saat pilpres kemarin.

Dari konstituen parpol (pertanyaannya kalau pileg diselenggarakan sekarang kamu pilih parpol apa?). Dari konstituen Partai Gerindra ada 91,7 persen yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Lalu dari Golkar ada 87,6 persen, dari Partai Demokrat ada 82,5 persen, dari PAN ada 78,6 persen. Ini semua adalah parpol pendukung Prabowo-Gibran saat pilpres kemarin.

Dari konstituen PDI Perjuangan ada 87,9 persen yang puas dengan kinerja Jokowi. Ini sangat tinggi. Sehingga hal ini pula yang mungkin bisa menjelaskan fenomena “kemana arah telunjuk Jokowi mengarah” akan mempengaruhi pilihan konstituen PDI Perjuangan di pilpres kemarin itu.

Berakibat pula semakin Jokowi diserang maka semakin ambruklah elektabilitas paslon yang diusung PDI Perjuangan. Sehingga ujungnya berakibat yang memilih paslon Ganjar-Mahfud hanya tersisa 16 persenan. Fakta keras yang tak bisa dipungkiri.

Sedangkan dari konstituen PKB dan Nasdem yang puas dengan kinerja Jokowi ada 74,6 persen dan 70 persen. Memang yang paling rendah diantara parpol lain, tetapi tetap dikisaran 70 persen bahkan lebih. Ini menakjubkan.

Memang realitas pembangunan serta hasil-hasilnya yang nyata dan dirasakan publik selama Jokowi memimpin tidak bisa dibantah dengan hoaks atau disinformasi, apalagi dengan firnah dan kebohongan lainnya. Survey nasional ini membuktikan.

Sepuluh tahun masa kepresidenannya dipenuhi berbagai prestasi dan pencapaian yang gemilang. Gejolak dunia dan pandemi global Covid-19 berhasil dilewati berkat cara menavigasi bangsa dengan bijaksana dan berani.

Itu semua terbukti bisa mementahkan berbagai DFK yang dilancarkan oleh para pembenci. Mereka seperti peluru impoten tak mampu merobohkan reputasi Jokowi. Survey membuktikan.

Tinggal sekarang administrasi Prabowo-Gibran bisa memetik banyak pelajaran dari studi kasus ini.

Keberlanjutan… sambil menyempurnakan.

Jakarta, Rabu 16 Oktober 2024

Komentar