oleh

Hidup Penuh Berkah

Oleh : Resva Aula Nisa (Mahasiswi STAI Miftahul Ulum Tasikmalaya)

Di suatu pagi yang cerah, di kisah kan di sebuah kampung gajah leutik di pelataran pasundan hiduplah sebuah keluarga kecil. Sepi tapi ramai, keluarga itu adalah keluarga kakek suhe…….

***

“heuwwaaay…….HAH (terkejut) waduh ini sudah siang”. Rino segera bangun dari tidurnya yang nyenyak dan langsung pergi ke kamar mandi yang letaknya di belakang rumah, dekat dapur…..yaah namanya juga di kampung.

“waduh..waduh…..rino baru bangun kamu teh? Malu atuh sama ayam….ayam udah bangun dari tadi, kamu malah baru  bangun!”. Kata kake suhe sambil menatap rino yang masih basah mukanya oleh air. “iya kek, …….kek punya pisang bakar ngak?” rino menghampiri ke suhe yang sedang menyalakan tungku.

“baru bangun kamu teh, udah nanyain bakar pisang”

“ahh…dah lapar nih ! “

“ tuh! di sana aya bakar pisang…” kakek suhe menyerahkan pisang yang tadi di timbun sama abu panas. “ ahhh… kek Masa iya rino di kasih pisang kayak begini! Mana gosong, bekas di makan lagi!”. “ sisa adik kamu juga, lumayan, dari pada gak ada”.

“sisa si mahmud? Ah ngak suka rino mah

“alaahh…kayak anak kota aja,  makan aja daripada perut laper gak bisa kompromi…”

“hah…gusti allah…mudah mudahan berkah dari makan pisang bakar  gosong gak bakal sakit perut..’ Ucap rino sambil bicara pada pisang.

“rino habis makan pisang ngambil air dari sumur  nyaa…” ucap kakek suhe  sambil menyerahkan dua ember pada rino.

“iya udah kok ..”

Setelah makan pisang rino pun segera pergi ke tempat itu di temgah jalan ia bertemu si mahmud adiknya yang sedang main bersama teman temannya.

“eh kaka..baru bangun yaa…” ledek mahmud

“awas kamu kalo ngomong…udah dari tadi atuh”

“ihh bohong itu beleknya masih gede jorok ih gak cuci muka…”

Rino pun segera menggisik matanya dan mahmud menertawakan kakaknya.

“mahmud kata kakek ngambil air nih..” rino berbohong untuk menutupi malunya.

“ah gak mau..” mahmud menolak

“eh…melawan omongan kakek..” rino menyerahkan embernya

“iya kakek kan kakek  rino..ha ha ha…” mahmud tertawa

“ih mahmud cepetan nih..!”

“kakak aja yang ambil kan itu perintah kakek kakak…”

“kakek kamu..”

“kakek kamu..”

“kakek kamu..”

“ah..mahmud..ngerti gak sih?”

“ngertilah..tadi kakak kan bilang kakak ngambil air kata kakek kamu ..(sambil menunjuk rino)” lalu kabur meninggalkan rino yang termenung.

“ah bener bener si mahmud gak bisa di akalin.

***

Rino dan mahmud adalah dua saudara kandung yang ibu bapaknya sudah meninggal sejak mahmud berusia satu tahun mereka meninggal karena sebuah kecelakaan mobil sedangkan rino dan mahmud selamat.

Akhirnya rino kecil membawa mahmud pergi dan akhirnya mempertemukan mereka dengan kakek  suhe.

Sedangkan kakek suhe adalah duda tua yang di tinggal meninggal istrinya karena sakit sedangkan anaknya menyusul istrinya setelah dua tahun kepergian istrinya. Setelah takdir mempertemukan kakek suhe dan rido dan mahmud diangkatlah mereka menjadi cucunya sesuai kesepakatan pemimpin desa.

***

“assalamualaikum kek suhe..” pak rt uwe datang

“waalaikum salaam..eh pak rt ada apa pak”

“rino ama mahmudnya ada?”

“barusan keluar ada perlu apa pak rt?”

“ini ada kiriman dari ibu dan bapak haji mansur buat kakek suhe dan keluarga” ucap pak rt sambil menyerahkan sebuah bingkisan kresek hitam kecil pada kakek suhe

“terima kasih pak..”

“oh sama-sama.   assalamualaikum…”

“waalaikum salaam..” pintu pun di tutup

“mm.. alhamdulillah rezeki mah gak di sangka sangka datangnya, terimakasih gusti” kakek suhe pun kembali ke dapur untuk menyalakan api di tungku dan kemudian memasak nasi. Tidak lama kemudia rino dan mahmud datang dan segera masuk ke rumah panggung itu.

“assalamualaikum kek ini airnya udah datang..”rino mengangkat dua ember air itu dan menyimpannya. Seolah mengingat sesuatu mahmud segera berkata.

“Kek tadi nyuruh mahmud ngambil air…?” seketika perubahan di wajah rino terlihat jelas

“emang kakak kamu nyuruh lagi?”

“iya kek,,,?”

Rino pun hanya tersenyum menatap mahmud dan kakek suhe

“oh iya hampir aja kakek lupa tadi ada pak rt datang terus ngasih bingkisan bilangnya dari ibu dan bapak haji mansur “

“apaan kek? Makanan?”

“iya aapaan Kek?” mereka berdua penasaran

“ntar dulu biar kakek bawa dulu…” mereka berdua pun mengangguk seperti burung kutilang tidak lama kemudian kakek suhe pun datang membawa bingkisan.

“bentar biar kakek buka…” kek suhe pun membuka bingkisan terlihat di dalamnya ada dua bungkus mie instans dan beberapa makanan lainnya ada juga perlengkapan mandi dan baju untuk rino dan mahmud.

“alhamdulillah ada baju buat kalian berdua buat lebaran haji nanti…” ucap kek suhe

“emang lebaran haji kapan kek?..”

“nantinya masih lama…rino”

“asiikk punya baju lebaran” mereka berdua senang sekali karena jarang sekali mereka bisa membeli baju.

Kakek suhe yang pekerjaan hariannya hanya sebagai buruh tani yang untuk memenuhi jarang bisa tertutupi membuat rino yang sudah lulus SD belum bisa melanjutkan lagi, sedangkan mahmud masih kelas tiga SD. Dalam kesehariaannya rino seringkali menggembala kambing milik pak haji mansyur dari situ lah rino bisa memiliki uang untuknya jajan atau terkadang ia mengumpulkan uang itu untuk menabung berharap bisa melanjutkan sekolahnya meskipun tidak  besar.

***

“kek katanya mau masak mie? cepetan atuh rino udah lapar “ sambil mengusap perutnya.

“sabar  rino, ini lagi masak nasi dulu juga sebentar lagi mateng.. biar cepet kamu masak mie di oseng ama kangkung..!”

Mereka pun bekerja sama untuk menyiapkan makan. Setelah di rasa sudah hampir siap mahmud terlihat mengambil beberapa kecil dari mie dan hal tersebut di ketahui oleh rino.

“ih mahmud jorok belum cuci tangan udah main nyomot aja…cuci tangan dulu sono !”

Mendengar nya mahmud sedikit namun tetap menuruti perintah rino untuk mencuci tangan, setelah kembali memasak sudah selesai  dan mahmud segera membantu menyiapkan bakul  nasi piring dan air minum, mereka pun mulai makan masakan hasil bersama..

“…eh aa oseng nya rasanya asin..” mahmud menggerenyitkan dahinya

“ah masa iya…” rino heran sedangkan kakek suhe hanya tersenyum  mendengarnya.

“pingin nikah yaaaaa…”

“anak ingusan aja udah pingin kawin, siapa yang mau ?…”

“ah kakek tidak tahu kalau si kaka sering usilin cewe…ha ha ha. ucap mahmud.”

“ngomong apa mahmud, bohong kek  bohong jangan percaya…”

Mereka pun tertawa bersama

Bersama segalanya membuat lebih mudah dan cepat sampai pada tujuan lalu bahagia bersama.

Kalo kata WALI BAND mah “ hidup indah bila mencari berkah”.

Komentar