oleh

Implementasi “KI 2” dalam Pembelajaran PAIBP di SDN 2 Cibunigeulis

 melalui Kegiatan Muharam Bersedekah

Oleh : Hasrawana, S.Pd.I (Guru PAIBP SDN 2 Cibunigeulis Kota Tasikmalaya)

PERMENDIKBUD Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dimiliki dan dikuasai peserta didik. Seperti kita ketahui bahwa ada empat komptensi inti yang harus dimiliki dan dikuasai oleh peserta didik jenjang Sekolah Dasar. Kompetensi inti (KI) tersebut saling berhubungan, KI 1 menyentuh ranah sikap spiritual, KI 2 ranah sikap sosial, KI 3 ranah kognitif dan KI 4 ranah skill keterampilan peserta didik. Kompetensi inti kedua (KI 2) berhubungan dengan sikap sosial peserta didik yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seluruh peserta didik. KI 2 ini perlu dibelajarkan melalui pemahaman KI 3 atau kognitif peserta didik dan dilatihkan melalui KI 4 atau keterampilan peserta didik. Salah satu sikap yang harus dikuasai peserta didik jenjang Sekolah Dasar sesuai KI 2 adalah sikap peduli kepada sesama. Sikap ini juga dibelajarkan secara tersirat dalam materi PAIBP di seluruh tingkatan kelas pada jenjang Sekolah Dasar.

Dalam menanamkan sikap peduli pada peserta didik, saya membelajarkan peserta didik untuk senantiasa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Muatan pelajaran PAIBP, penuh dengan penanaman karakter atau sikap yang baik yang harus dimiliki oleh peserta didik, hanya saja dalam setiap pokok bahasan materi, sikap tersebut terintegrasi atau dimunculkan secara tersirat dalam setiap pokok bahasan. Sudah menjadi kewajiban saya selaku guru PAIBP untuk mengkongkretkan sikap-sikap tersebut, dijelaskan kepada peserta didik agar bisa dipahami, dihayati dan dilakukan dalam bentuk perbuatan. Penjelasan secara teoritis tidak begitu signifikan memberikan perubahan sikap pada peserta didik, tentu saja hal ini perlu dibenahi. Salah satu usaha yang saya lakukan yakni dengan membiasakan peserta didik untuk melakukan sikap tersebut meski dalam hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Saya selaku guru PAIBP sering menciptakan kondisi yang mengharuskan peserta didik peduli dalam kondisi tersebut dan dalam momen-momen tertentu justru dengan sengaja saya menciptakan kesempatan agar peserta didik sikap pedulinya muncul, salah satunya di bulan Muharram kemarin.

Bulan Muharram ini, saya jadikan moment untuk mengimplementasikan sikap peduli peserta didik melalui kegiatan Muharram bersedekah. Saya bersama rekan guru yang lain, mengadakan event Muharram bersedekah yang didalamnya ada kegiatan pemberian santunan kepada anak yatim dan warga sekitar Sekolah yang dinilai layak. Langkah pertama, saya mensosialisasikan akan ada event Muharram bersedekah kepada peserta didik dan menjelaskan keutamaan bersedekah di bulan Muharram sesuai ajaran Islam. Langkah kedua, saya memunculkan permasalahan kepada peserta didik, untuk memberikan solusi darimana kita bisa memberikan santunan kepada anak yatim dan warga sekitar. Langkah ketiga, saya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisifasi dalam mensukseskan kegiatan tersebut, saya dan pihak sekolah memberikan kebebasan kepada seluruh peserta didik untuk berpartisifasi. Ternyata apa yang dilakukan dan oleh peserta didik di luar apa yang kami bayangkan. Mereka bermusyawarah tiap kelas untuk menyisihkan sebagian uang jajan mereka selama kurang lebih 1 minggu untuk dikumpulkan, dan diberikan kepada pihak Sekolah agar dibagikan kepada yang membutuhkan. Gerakan ini dimotori oleh peserta didik kelas atas kemudian mereka mengajak ke peserta didik kelas bawah. Bahkan mereka pun tanpa disuruh, mengutarakan kegiatan yang akan dilakukan oleh pihak Sekolah kepada orang tua mereka, alhasil semua ikut berpartisifasi. Moment ini benar-benar bisa melatih peserta didik dalam mengimplementasikan sikap peduli ke dalam bentuk perbuatan. Langkah keempat, saya mengumpulkan seluruh peserta didik dalam kegiatan penyaluran santunan, dan disana saya mereview usaha yang telah dilakukan oleh seluruh peserta didik merupakan perwujudan dari sikap peduli yang dimiliki oleh peserta didik, dan sikap tersebut harus terus dipertahankan dalam berbagai keadaan bukan sebatas kegiatan Muharram bersedekah saja, saya juga mengupas tuntas manfaat dari sikap peduli tersebut.

Mengelola pembelajaran itu tidak harus senantiasa terstruktur, dalam berbagai keadaanpun kita seorang guru harus cerdik memanfaatkan situasi yang mendukung pembelajaran bagi peserta didik, karena bagi saya menjadi seorang guru itu tidak hanya di sekolah tapi setiap saat setiap moment harus dijadikan sarana untuk membelajarkan peserta didik kita. Semoga kita menjadi guru fleksibel yang mampu memanfaatkan semua moment sebagai sarana untuk belajar.(@@@