oleh

Indonesia Diminta PBB Untuk Siasati Konflik Kemanusiaan di Rohingya, Adakah Saran?

Oleh: Asep Muhammad Rizal

Pendahuluan
Konflik Agama Budha Vs Muslim Roohingya di Myanmar telah memanggil Indonesia untuk berperan aktif menjaga misi kemanusiaan, Menteri Luar Negeri Indonesia (Ibu   yang cantik itu terkabarkan sudah ,bahwa dia ditelepon secara langsung oleh Ketua Perserikatan Bangsa-bangsa United Nations (PBB/UN) yang pada intinya negara kita “diberi mandat sepenuhnya” , agar negara Indonesia menyiasati krisis kemanusiaan disana dengan mengamankan wilayah salah satu negara yang ingin dirangkum (tergolong) kedalam negara Asia Tenggara tersebut.

Pada prinsifnya konflik kemanusiaan yang menyeret manusia kedalam kumparan perang dan menghilangkan nyawa manusia yang lainnya apapun jenis Gerakan dan Pemicu awalnya adalah sebuah kebiadaban yang wajib disikapi dengan berusaha menghentikannya oleh setiap personal manusia yang punya akal dan bernyawa , hanya orang sedikit punya “otak lain ” yang pro kekerasan dan penghilangan nyawa manusia yang lainnya.

Secara prinsip semua manusia di dunia akan menolak secara personal terhadap tindakan seorang manusia yang lain atau kelompok manusia yang lainnya yang menjurus kepada tindakan kekerasan kepada seorang atau kelopok yang lainnya, walaupun manusia itu tergolong manusia yang kurang waras (gila , otak miring ,manusia kurang 1-ons misalnya) secara fitrah manusia yang sesungguhnya orang gila -pun bila dimarahi oleh orang yang mengaku waras sekalipun dia akan menolak dengan beberapa sikap (katagori gilanya) baik menolak dengan guesture tubuhnya ataupun dengan sikap penolakan Ala sigila sekalipun@by data observasi manusia gila karya Asep Rizal.
Dalam hal ini (Konflik Kemanusiaan) yang terjadi di Myanmar tersebut adalah sebuah konfliks yang pada intinya menyeret “persaudaraan bathin manusia yang lainnya” atas sebuah prinsip yang diyakini sebagai bagian kepercayaan (akidah) seorang manusia.
Secara implisite hal tersebut telah terbahas dalam kerangka hukum kemanusiaan pada sesungguhnya , yang pada berbagai moment “Saudara se-akidah diharuskan menyayangi saudara yang lainnya” Atas nama Tuhan Pencipta Alam atas prinsip dasar nilai-nilai luhur keagamaan yang sesungguhnya hal itu merupakan perwujudan Budaya dan Adat Istiadat Manusia dengan patokan “Saling Asah saling Asuh ,saling nyaah ka Sadulur salembur ,jeung saling nyaah kasasama sa Adat sa Agama jeung Kapercayaan”(@by data Babad Sunda).

Namun konfliks kemanusiaan di Myanmar itu telah mewujudkan sebuah konfliks kuno yang disikapi bodoh oleh manusia terbodoh didunia yakni “berusaha menghilangkan jiwa ,suku ,agama dan kepercayaan yang lainnya” untuk diseret agar usaha dan tindakannya tersebut bisa mempengaruhi kepercayaan yang ditindasnya tersebut “Tunduk Permanent” terhadap kelompok agama , kepercayaan mereka yang telah merasa bahwa kelompoknya lah yang berkuasa dan paling besar.

Sikap kesombongan kaum yang merasa paling Besarpun telah menyeret kaum minoritas disana untuk tetap “teguh ” pada akidah yang dipercayainya sebagai bagian dari hak dan kewajiban mereka terhadap TuhanNya.

Sungguh …!! Hal itu tidak akan ada ujungnya menurut saya pribadi apabila “Sang Pencerah” itu datang ke negeri yang berdarah – darah dengan atas nama Tuhan mereka disana , karena tingginya tingkat kerawanan kecurigaan kelompok mayoritas yang merasa telah benar atas Nilai -nilai kemanusiaan yang kini Hampir hilang disana.
Saran
****

Saran saya , bagi team pencerah dari negara kita tercinta yang “Pasti Akan Datang *kesana (Myanmar)” .
Tolong tarik simpulnya saja ,
1.Tangkap para inohong provokator pembunuh massal Muslimin Rohingya disana ,
2.Adili mereka di mahkamah tertinggi Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai penjahat kemanusiaan,
3.Kembalikan puluhan ribu muslim Rohingya ke tanah harapannya yang baru.
4.Seret ,,! Para petinggi negara itu untuk memperbaharui Hukum Kemanusiaan atas Nama Kemanusiaan, yang pada prinsipnya harus menghormati Hak Demokrasi manusia yang lainnya secara baku dan permanent atas dasar inti dari dalam hati setiap derajat kelompok /personal manusia itu sendiri.
Semoga bermanfaat ………….

 

Komentar