Catatan: Wangsa Wijaya Agung (Pemerhati Budaya Nusantara)
SELAIN Kejawen…, Suriname juga mengakui agama Kristen…, yang merupakan mayoritas…; Islam…, Hindu…, dan Winti.
Suriname…, adalah sebuah negara bekas jajahan Belanda…; dengan salah satu komunitas penghuninya adalah orang Jawa.
Kita bisa menemukan…, bahwa bahasa Jawa masih digunakan sebagai bahasa percakapan sehari-hari di negara tersebut.
Di sana…, bukan hanya komunitas Jawa saja yang bisa kita temukan…, tetapi bahasa Jawa juga sangat terpakai.
Di Suriname…, ada Islam Timur…, Islam Barat…, dan agama Kejawen.
Seperti apa masing2 agama itu….?
Umat Islam Jawa di Suriname terbagi menjadi dua…: umat yang sholat berkiblat ke barat…, dan yang sholat berkiblat ke timur.
Mereka saling bermusuhan…, tidak saling menyapa…, tidak saling menghadiri acara satu sama lain.
Di Suriname juga ada agama yang relatif baru…, yakni agama Kejawen.
Agama ini menjadi agama resmi yang diakui pemerintah…; pemuka agama Kejawen itu juga mendapatkan gaji dari pemerintah…, dan hari raya Kejawen juga akan menjadi hari libur nasional.
Kejawen itu…, merupakan agama yang berusaha untuk menghapus unsur-unsur Islam agar hanya tersisa tradisi Jawa…, meskipun upaya itu tak benar-benar bisa dilakukan.
Agama Kejawen di Suriname itu muncul…, karena mencoba menciptakan ritual baru.
Mereka membersihkan dengan cara menghapus unsur-unsur Islam…, sehingga yang tersisa adalah tradisi Jawa.
Orang Jawa di Suriname baru 130-140 tahun lalu…, dan karena itu Islam dan tradisi Jawa bercampur.
Salah satu tradisi yang lekat dalam agama Kejawen itu…, adalah selamatan dan bersih desa.
Acara bersih desa itu…, merupakan bersih-bersih dari roh jahat.
Tradisi lain yang dalam agama Kejawen yang sangat Jawa…, adalah penggunaan bahasa kromo inggil…; bahasa Jawa halus…, dalam doa-doa yang dirapalkan.
Aksara Jawa yang dikenal dengan honocoroko (lima abjad pertama aksara Jawa)…, juga digunakan dalam catatan doa.
Aksara itu…, ada di beberapa tempat ibadah agama Kejawen.
Honocoroko itu…, memiliki makna spiritual yang sangat dalam.
Hanya saja…, pengaruh Islam sulit dihapus.
Misalnya, ketika akan memulai ritual doa…, sebagian pemeluk Kejawen tetap melakukan wudlu.
Uniknya…, agama Kejawen memiliki sempalan.
Setidaknya ada 30-40 sempalan…, sehingga pemerintah Suriname belum mendapatkan kata sepakat untuk menentukan hari libur nasional agama tersebut.
Jarak Suriname itu…, 10 ribu km dari Jawa.
Padahal…, di Jawa saja kejawen itu tidak ‘diakui’…, tetapi di Suriname justru menjadi agama resmi.
Bukan hanya orang Jawa…, namun juga dianut oleh orang India…, keturunan Afrika.
Tentunya hal itu sangat mengesankan dan menimbulkan kebanggaan bagi kita…., sebagai orang Indonesia umumnya dan orang Jawa khususnya.
Rahayu Berkah Dalem Mulyaning dumadi,, Semoga semua yang hidup berbahagia