Bertempat di Aula Adipati Kusumadiningrat Sekertariat Daerah Kabupaten Ciamis di gelar rakor persiapan pelaksanaan PSBB,Pemerintah Kabupaten Ciamis menyelenggarakan Rapat Koordinasi Dengan Camat se-Kabupaten Ciamis dan Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) dan untuk SKPD lingkup Pemkab Ciamis dilakukan secara virtual melalui video conference (vicon )
Dalam rakor tersebut Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengatakan, sebelumnya 17 Kepala Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dengan Gubernur Jawa Barat telah melaksanakan vicon terkait pengajuan PSBB tingkat Provinsi. Pengajuan tersebut telah disetujui dan dikeluarkan keputusan dari Menteri Kesehatan yang menyatakan mulai 6 sampai 19 mei 2020 PSBB tingkat Provinsi Jawa Barat akan dilakukan bersamaan. Sesuai surat keputusan 01.07/menkes/289/2020, Harus ada persiapan-persiapan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pelaksanaan PSBB,” katanya.
Terkait aturan mengenai PSBB yang akan dituangkan dalam Peraturan Bupati agar kebijakan terkait pelaksanaan PSBB terkait pembatasan-pembatasan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut sama sampai tingkat bawah.
Lanjut Bupati Herdiat,”Kita akan konsentrasi terhadap pengawasan dan pemantauan pemudik, di Ciamis satu bulan kebelakang sudah dilakukan pembatasan kegiatan pembelajaran, pembatasan aktifitas ibadah, dan pembatasanaktifitas kerumunan syang sebelumnya sudah dilakukan secara rutin agar ditingkatkan,” terangnya.
“Kabupaten Ciamis mengikuti pelaksanaan PSBB serentak se-Jawa Barat, wabah pandemi Covid-19 tidak boleh dianggap enteng dan main-main kita melakukan PSBB sebagai salah satu cara memutus mata rantai Covid-19, Jaga pola hidup sehat dan bersih selalu patuhi Protokol kesehatan dan harus terapkan physical distancing terkait pencegahan Covid-19,”
Lebih lanjut Bupati Herdiat menyatakan dan berharap dengan dilaksanalan PSBB bisa memutus mata rantai COVID-19, Kalau kita bersungguh-sungguh dalam penanganan Covid-19 akan segera selesei,” ujarnya.
Camat dan kepala desa untuk tetap membantu tim gugus tugas kabupaten terutama di daerah perbatasan. Arus mudik harus betul-betul diperketat, Terkhusus untuk kecamatan dan desa yang penduduknya padat, seperti Ciamis, Banjarasari, Pamarican, Rancah, Cipaku, Panawangan dan Panumbangan harus menjadi pegawasan betul-betul.
Bupati Herdiat menghimbau kepada Camat dan kepala Desa agar betul-betul mengawasi dan mengendalikan para pemudik yang pulang dari kota ke desa.”Masih banyak masyarakat ciamis yang bekerja merantau, kita harus membendung dengan menghimbau secara bersama-sama kepada para pemudik agar menunda dulu untuk pulang ke kampung halaman,” imbaunya.
Bupati Herdiat memperingatkan kepada Camat, kalau ada warga yang meninggal karena kelaparan, Camat tersebut akan dicabut jabatannya”
Kebutuhan beras untuk setiap desa selama 14 hari, akan diberikan 150 kg per 14 hari yang akan diberikan ke seluruh Desa/kelurahan, Pemkab Ciamis akan menyediakan 40 ton Beras setiap harinya yang dialokasikan dari zakat profesi,” terang Herdiat.
Herdiat mengarahkan kepada Kepala Desa agar segera melakukan re-focusing Dana alokasi Desa segera di untuk penanganan Covid-19 ini, Mudah-mudahan sudah selesai agar hisa direalisasikan pada tanggal 6 Mei mendatang untuk membantu warga masyarakat ,” tuturnya.
Dalam melaksanakan PSBB nanti Di setiap desa diharapkan diadaknnya dapur umum.
Kepada para ASN yang ada dilingkup dinas kesehatan agar tetap semangat dan fokus terutama bagi tingkat kecamatan dan desa. Pelayanan kesehatan masyarakat dari tingakt Desa sampai kabupaten harus tetap berjalan, Jangan sampai ada puskesmas/pustu yang tidak aktif melayani, kita akan pantau melalui Dinas kesehatan,” ujarnya.
Sesuai dengan ketentuan dan aturan yang ada di kecamatan tidak diwajibkan adanya gugus tugas, yang diwajibkan hanya sampai Kabupaten, Namun karena pertimbangan Ciamis termasik luas daerahnya, diperlukan bantuan kewilayahan melalui Kecamatan-
kecamatan untuk melakukan tugasnya,” imbuhnya.
Untuk penanganan Covid-19 ada bantuan Pusat provinsi dan dari daerah, mudah-mudahan dapat membantu perekonomian masyarakat, saat ini kita berupaya mempercepat memperbaiki data untuk penerimaan bantuan nantinya.
Herdiat mengajak untuk mengaktifkan kembali ronda malam didalam situasi Covid-19 karena kondisi Kamtibmas dimasyarakat ada kerawanan.”Diharapkan Camat dan Kepala Desa agar mengaktifkan kembali pengamanan dengan ronda warga. Jaga daerah masing-masing agar meminimalisir kejadian yang tidak inginkan,” ucap Herdiat.
Masyarakat secara gerak pasti ada keterbatasan, termasuk 39 orang di Ciamis dilepas dari LP dua diantarany masuk lagi.Yang dikeluarkan napi kemarin, pastinya belum ada penerimaan secara langsung dari masyarakat. Kepada para narapidana yang baru keluar agar diterima, perlakukan seperti masyarakat lainnya kalau bisa berikan penghidupan/pekerjaan agar tidak melakukan hal yang tidak diinginkan lagi.”Kita harus tabah dan rawakal didalam menghadapi musibah ini. Kita harus yakin karena yang membuat penyakit asalah Allah dan yang menyembuhkan Allah. Selaku paramedia hanya ikhtiar namun Allah yang menyembuhkan,” harapnya.
Sementara itu, Wabup Yana menjelaskan pelaksanaan PSBB merupakan karantina kesehatan, hanya pembatasan kegiatan tertentu. Sehingga aktifitas masyarakat diminimalisir, PSBB di Ciamis dilakukan secara menyeluruh, banyaknya pemudik disetiap kecamatan menjadi pertimbangan dilakukan secara menyeluruh”, jelasnya.
Yana mengajak kepada Camat dan Kepala Desa agar melakukan pemantauan dan pengawasan lebih ketat lagi. Kalau bisa ditandai rumahnya bagi para pemudik selama 14 hari agar bisa diawasi bersama.”Untuk ciamis dilakukan karantina mandiri dirumahnya, karena ada resiko lain kalau disatu tempatkan ditakutkannya ada penularan dengan dikumpulkannya disebuah tempat dengan rentan waktu kedatabgan pemudik yang berbeda-beda,” katanya
Diharapkan PSBB khusunya di kabupaten Ciamis bisa berjalan efektif. Efektifnya PSBB itu menekan dan meminimalisir aktifitas.”Idealnya PSBB itu turun diangka 50% akan trend Covid-19, kita sebagai penyelenggara pemerintah harus tegas mengeluarkan aturan-aturan yang diatur di PSBB,” terang Yana.
Yang paling penting yaitu tingkat kedisiplinan masyarakat. Insyaalloh PSBB akan efektif kalau dilakukan secara benar dan displin.PSBB membatasi aktifitas sekolah, tempat kerja, kegiatan fasilitas umum, pariwisata, kegiatan keagamaan, keramaian, namun kegiatan ekonomi masih bisa berjalan dengan meminimalisir kerumunan dan menjalankan protokol kesehata.”Mari kita ajak para ulama dan agamawan untuk sebagai garda depan mensosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya hidup bersih untuk menghindari Covid-19,” ajak Yana.
Pemkab Ciamis mempending Bantuan dari Provinsi karena ketidaksesuaian dengan data yang diajukan, kita menunggu perbaikan data dulu agar masyarakat terakomodir kebutuhannya.
Pun terkait bantuan dari Desa, desa agar melihat secara objektif memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.”Jangan sampai setelah selesainya Wabah pandemi ini ada permasahan dengan KPK,” tegas Yana.
Bupati Herdiat menyarankan penyemprotan dirumah/ditandai bagi pemudik yang pulang agar menjadi shock therapi bisa dilakukan bahwa pemudik tersebut agar tidak mudik dulu atau bisa diawasi warga.
Asisten Daerah 1, pada dasrnya PSBB ini lebih mengintruksilan agar tidak adanya kerumunan. Salah satunya dengan melakukan physical distancing serta menerapkan protokol kesehatan.Toko tetap buka terutama yang menjual makanan. Camat dan Kepala Deaa agar mensosialisasikan agar meminimalisir kerumunan.
Desa harus mengalokasikan /merubah alokasi penganggaran dana desa. Salah satunya bisa disiapkan dari ADD yang alokasinya ada didalam prioritas Desa.
Kita mengambil untuk priortlitas Desa dalam penanggulangan bencana, kalau kita membuat dapur umum jangan sampai seperti bencana alam, tapi dapur umum Covid-19 yang tidak boleh ada kerumunan.
Yang penting data-datanya yang ada dan bisa dibagikan dengan bantuan masyarakat.Dari Dana Desa ada BLT, harus betul-betul pendataanya, calon penerima harus di SK kan.Bantuan ini diperuntukkan bagi warga yang memang harus diberikan bantuan karena tidak mendapat bantuan-banruan dari pemerintah dari manapun.
Kita gunakan data dari RT/RW yang lebih memahami terotorial dan titip harus se-objektif mungkin.Jangan mengambil keuntungan dari siruasi bencana, bila bisa membantu itu lebih baik.Jangan sampai PSBB menimbulkan Kepanikan, berjualan masih bisa namun protokol kesehatan serta minimalisir kerumunan.(HUMAS CIAMIS/EDIS RUSMANA)***