ANI SUHARTINI,M.Pd nama lengkapnya dan sudah tidak asing lagi di kalangan dunia pendidikan Kabupaten Garut. Dia terlahir di Limbangan dari Keturunan Sunan Runenggong (Bapak) dan Eyang Salinggih ( Ibu). Dalam kesehariannya yang sibuk mengajar di SMPN 2 Limbangan, wanita cekatan ini ternyata punya kesibukan lain yang sangat unik dan menarik, terutama berusaha melestarikan dan mengembangan seni budaya Sunda, khususnya dari Limbangan. Juga merawat benda-benda pusaka peninggalan para leluhur Limbangan.
Karena itu tak mengherankan, jika Nyai Tangulun nama julukannya itu dikenal sebagai pegiat budaya, seniman, pemerhati budaya dan sekaligus pelaku budaya. Bahkan dia dikenal pelukis dengan karya ciptanya yang luar biasa. “Saya ini perempuan biasa yang tak banyak ilmu, namun begitu hebatnya kuasa Alloh memberikan kepercayaan untuk merawat benda-benda pusaka Limbangan. Hobi yang unik memang, karena saya mengoleksi ribuan barang barang antik (pusaka) titipan para leluhur Limbangan khususnya. Ada yang bilang, hobi saya ini mengoleksi barang -barang pusaka yang berbau mistis, koletral, mustika, pusaka dan sebutan lainnya. Sebenarnya, saya tidak menyebut barang antik atau yang lainnya, tapi menyebutnya barang titipan peninggalan para leluhur agar dirawat, karena saya yakin bahwa setiap barang itu punya makna dan arti.”paparnya.
Bukti keseriusan merawat barang-barang pusaka titipan peninggalan para leluhur Limbangan, Ani Suhartini,M.Pd yang pun membangun sebuah museum bernama “RUMAH BENDA BUDAYA BUMI NYAI TANGULUN” bersebalahan dengan rumahnya di Perumahan Bukit Galihpakuwon Blok B-9 No. 3 RT.02 / 10 Desa Galih Pakuwon Limbangan Kabupaten Garut. Dia mengeluarkan kocek sendiri—yang entah berapa ratus juta—untuk membangun sebuah museum tersebut. Tak ada bantuan sepeser pun dari pemerintah baik pemerintah desa, pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat. “Saya sempat bertanya pada diri sendiri, mengapa pemerintah setempat dan Pemda Garut atau Pemda Provinsi Jawa Barat belum sepenuh hati merangkul kami ? Pertanyaan itu, saya jawab sendiri: Kami tetap fokus dan jangan dipandang sebelah mata!! Getih Sunda cadu mundur pantrang mulang, mun maksud tacan laksana. Semangat itu yang selalu berkobar di dada saya,”
Ani Suhartini pun menjelaskan soal pembangunan museum mini tersebut, “Adapun konsep awal pembuatan atau pembangunan Rumah Benda Budaya Bumi Nyai Tangulun ini diawali dengan rasa ketertarikan kepada temuan temuan itu yang dianggap memiliki makna dan nilai yang sangat tinggi dimasa lalu. Hasil dari penelusuran saya itulah, maka banyak sekali ditemukan benda benda batuan yang memiliki ciri benda budaya. Karena temuannya sudah banyak, maka rumah saya kan tak mungkin dijadikan museum atau menyimpan benda benda tersebut, maka saya menuangkan ide membuat sebuah rumah dan diperuntukan menyimpan ribuan benda benda pusaka tersebut.”jelasnya.
Selama ini, wanita tangguh yang menyelesaikan Pendidikan S2 UPI Jurusan Pendidikan Seni ini, telah banyak kiprah yang dilakukannya terkait dengan upaya melestarikan dan mengembangkan seni budaya Sunda, di antaranya Sawala Budaya Adat Sunda; Kemah Budaya; Helaran Budaya ; Pendiri dan Pengelola Museum Bumi Nyai Tangulun; Napak Tilas Sanghyang dan Patilasan Sejarah Limbangan; Pengusul Wisata Budaya, Sejarah dan Religi Limbangan; Karya Ilmiah_( Situs Prasejarah Limbangan Dijadikan Media Pembelajaran; Analisis Arsitekturak Mesjid Agung Garut; Study Awal Situs Prasejarah Limbangan; Pelaku Seni dan Budaya: Rajah Gondang Buhun, Rajah Bubuka Sanghyang dan Pemakarsa; Pendiri Galeri Lukisan : Deudeuh Art dan lainnya.
Walaupun kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat, Ani Suhartini,M.Pd tetap tegar dan berusaha memberikan kontribusi untuk turut melestarikan sekaligus mengembangkan seni budaya Sunda khas Kabupaten Garut terutama di Limbangan dan sekitarnya. Buktinya, berbagai kegiatan karya nyata dirinya untuk kemajuan Garut Limbangan fokus pada budaya dan seni tradisi yang sampai sekarang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah sesempat di antaranya : Buku Study Agwal Pra sejarah Limbangan , Skripsi : Analisis Arsitektur Al Mesjid Agung Garut, kemudian tesis : Situs Limbangan dijadikan media Pembelajaran Siswa Menengah Pertama,Helaran Budaya Nyepit Murangkalih ( Agenda Tahunan), Sawala Adat Budaya Sunda ( Agenda Tahunan), Kemah Budaya ( Agenda Tahunan),Ritus Hajat Impun ( Agenda Tahunan), Obor Limbangan Muharan, Ziarah Bersama ke makam keramat Sunan Rumenggong ,Pameran Artefak Hari Jadi Garut.Napak Tilas di Padir Huut Hari Jadi Garut, Pagelaran Wayang Golek Dadang Sunandar Sunarya di Alun Alun Limbangan.Penelusuran dan kajian 125 makam Limbangan; Bobotoh Wisata Jati, Papalidan dan Sanghyang. Napak tilas Peradaban Sanghyang. ( Agenda tahunan), Penghijauan dengan pohon buah dan kayu di Sanghyang , Rumah Benda Budaya Bumi Nyai Tangulun, Peraih Waskita Nusantara Award, mendapat HKI Sebagai TESIS ORIGINALITAS, mendapat Original Indonesia Award pendiri dan penggagas Sawala Adat Budaya, Pembagian Bibit Kopi UMKM , Menghidupkan kembali Seni Tradisi Gondang Buhun Limbangan dan Jibrut ,Kegiatan Sedekah Jumat Berkah Pembagian Wakaf Al-Qur’an untuk tiap mesjid , Perpustakaan Bumi Nyai Tangulun, Galeri Seni Lukis Sebuk Kayu Deudeuh Art, Membuat Karya Seni / Mencipta Lagu Jung Jang , Penyelengara Guar Budaya Nyadap Kawung, Kegiatan Bubuka Wisata PAS Pabeasan Asri Camp sebagai tempat Wisata dan Penyelengara Ritus Ngahurip Bumi
Selain itu, Ani Suhartini M.Pd dikenal sebagai Ketua Komunitas Pecinta Kabuyutan Gunung Sangiang (KPKGS) adalah sarana silaturahim orang -orang penggiat pelestarian alam, seni budaya, sosial kemanusiaan dan penelusuran sejarah serta kepurbakalaan khususnya di kawasan Kabuyutan Gunung Sangiang BL Limbangan Garut dan umumnya di sleluruh kawasan Nusantara.
Kiprah dia selama ini memang tak sia-sia, karena Ani Suhartini,M.Pd telah mengharumkan nama Kabupaten Garut menerima sejumlah penghargaan yakni Indonesia Award,Penjaga Budaya Waskita Nusantara’Award,Guru Berprestasi ,Pelukis Wanita Terbaik Pameran Indonesia Urban dan penghargaan lainnya.
Sebelum mengakhiri obrolan, Ani Suhartini,M.Pd pun mengungkapkan“Kita diingatkan kembali harus lebih intesif dan serius, memelihara dan mengembangkan budaya bangsa Sunda. Ini semata demi meningkatkan rasa bangga sebagai bangsa di Jabar pada umumnya, tentu ini dalam konteks memperkuat dan memperkaya persatuan bangsa Indonesia. Mari kita cermati, dan perkaya dengan sejumlah kajian dari kita-kita demi pengembangan budaya Sunda,”pungkasnya.
RAJAH GONDANG
Penulis. : Ani Suhartini
Hung Ahung Ka Gusti nu Maha Suci, Hung Ahung kamurbeng alam, paralun ka budeur awun ka para Karuhun karumuhun,
Kanu nyawara tan rupana…. Kanu narindak teu narapak.
Seja mipit kami amit seja menta kami ngala. NU baheula ngarunday ciri , ayeuna seja diguar Eusi, bisi nebuk sisikuana bisi nincak larangana.
Moga dipayungan wae ku agung Rahayu muga diamparan wae ku ampar Jembar Waluya , Pun Sampun, Pun Sampun ,Pun Sampun
Undur waktu robah mangsa, Silih wanci pindah zaman, geus tepi ka mustarina, geus cunduk Kana waktuna, titis tulis ti ajali, seni Gondang ngabuana perbaktikeun aji sunda Mikukuh ajar pikukuh, tugas nu geus kaguritan ngaguritan, . Purba tisti purba jati.
Surud windu ganti Warsih , robah mangsa ganti Usum, lalakon dilalakonkeun, Carita dicaritakeun, Seni GONDANG Tandang wiwaha, gilig nanjeurkeun Wiwaha, gilig nanjeurkeun Komara, gejlig ngagibegkeun alam , nohonan rarangken aheng, mukakeun turub mandepun, medalna sang Kamajaya, medalna sang kamasastra, medalna satria purnama alam.
Sumanding wawangi asri, dangiang Campaka ligar, nilik usik renghap zaman ngigelan usikna batin, keupatkeun dzat kukuh pengkuh , Sono Kana Bagal Wiwit, Napak nincak ngawiyata SENI GONDANG MANCER KABUANA PANCA TENGAH
JUNG JANG
Penulis: Ani Suhartini
Jung jang Jung Jang gening ieu geus beurang
Hayu ge
Cita cita pangwangunan
Wilayah Garut Utara
Hayu urang Rempug jukung
Kusadaya pemiarsa
Jung jang Jung Jang gening ieu geus beurang
Hayu geura Harudang
Limbangan nu keur tatandang
Gunung gunung Garaundul
Pasir_pasir balulitsir
Pinuhan ku panghejoan
Sangkan rakyat Subur makmur
Kertarahayu gagantina Padjadjaran
Gunung Sangiang puseurna keur kasundaan
Baru batu puseurna Batara guru
Batu karut pangirut wilayah Garut
Jung jang Jung Jang gening ieu geus beurang
Hayu geura Harudang
Limbangan nu keur tatandang
Atur Lemah urus tanah
Taliti sing ati ati
Patani kudu sing ngarti
Sangkan ningkat harga diri
Jung jang Jung Jang gening ieu geus beurang
Hayu geura Harudang
Limbangan nu keur tatandang
Pangajian pangkajian
Titih rintih sing ati ati Patani kudu sing jeli Sangkan rakyat Sugih Mukti
Kertarahayu gagantina Padjadjaran
Gunung Sangiang puseurna keur kasundaan
Baru batu puseurna Batara guru
Batu karut pangirut wilayah Garut
(REDI MULYADI)****