Oleh: Desi Novita Rachmi, S.Pd (Guru Kelas VI SDN Indihiang-Kota Tasikmalaya)
BANYAK hal yang harus disesuaikan ketika pandemi covid-19 terjadi. Strategi dan haluan banyak diubah hanya untuk memudahkan adaptasi. Begitupun halnya dengan masalah PPDB yang mulai tiga tahun terakhir ini didengungkan secara online. Rasanya pas sekali momen PPDB online kembali didengar dengan banyak pertimbangan yang menguntungkan di masa pandemi ini. Pemerintah bahkan memberikan layanan masyarakat khusus dalam situs siap_Pppdb.com dalam upaya mengoptimalkan PPDB online. Apakah itu layanan siap.ppdb online? Yakni sebuah sistem layanan yang dirancang khusus untuk melakukan otomasi seleksi ppdb, mulai dari proses pendaftaran, proses seleksi hingga pengumuman hasil seleksi.
Menurut SE Menteri Kemdikbud No. 4 tahun 2020, ppdb daring diadakan bertujuan untuk mengurangi potensi penyebaran covid-19. Disamping itu, ppdb online juga berpotensi mengefisiensi pembiayaan, dan yang lebih penting bisa mudah memberikan akses yang luas kepada masyarakat. Selain itu pendaftaran menjadi lebih tertib dan dan mudah dipantau. Ada kelebihan, tentu ada kelemahan. Salah satu kelemahan yang krusial adalah tentang akses jaringan internet, terutama untuk daerah pelosok. Disamping itu sumber daya IT yang belum optimal jadi salah satu masalah baru.
Kendala lain adalah masalah zonasi. Karena berdasar permendikbud No. 44 tahun 2019 tentang penerimaan PPDB. PPDB tetap menyesuaikan zonasi, yang berarti sekolah menerima 50 persen siswa baru yang berasal dari tempat tinggal di dekat sekolah. Itu berarti calon siswa yang berdomisili jauh dari lokasi kehilangan kesempatan untuk bisa daftar di sekolah tersebut. Tiada lagi sekolah favorit atau sekolah unggulan yang sering menjadi acuan cita-cita anak-anak masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Sisa 50% diperjuangkan untuk kuota prestasi yakni sebanyak 30%, mutasi 5% dan afirmasi 15%. Dengan titik berat pada zonasi ini, diharapkan pemerataan kualitas sekolah dan peserta didik dapat ditetapkan.
Selayaknya sebuah program baru, tentu ada banyak hal yang perlu dibenahi. Dimulai dari kesiapan server, internet yang mumpuni, serta sumber daya IT yang kompetibel. Penyesuaian kuota penerimaan peserta didik patut dihitung ulang, supaya tidak ada penumpukkan siswa di sekolah tertentu yang berpotensi memicu terjadinya ketidakmerataan calon peserta didik . Ada banyak harapan yang disematkan pada PPDB online kali ini. Masyarakat berharap banyak atas akses pendidikan yang lebih mudah.
Memasuki sekolah tanpa ada banyak prasyarat yang diajukan ataupun fantasinya, jumlah nominal uang yang dikeluarkan. Semua ikut pro aktif untuk melakukan verifikasi sesuai dengan juknis yang berlaku. Hilangkan budaya “titip” dan “tebang pilih” untuk memuluskan jalan masuk ke sebuah institusi yang bernama sekolah. Karena ketika semua bekerja sama untuk mewujudkan itu semua, maka dapat dipastikan program PPDB online ini akan sukses dan menebar manfaat bagi semua kalangan terutama bagi siswa itu sendiri.(***)