Oleh: Acep Sutrisna, (Tim Analis Gatra)
“UNTUK pertama kalinya, Israel menghadapi kenyataan pahit: kalah dalam diplomasi dan medan perang. Gencatan senjata 19 Januari 2025 menjadi tonggak sejarah baru dalam konflik Timur Tengah, sekaligus kemenangan besar bagi Hamas.”
Gencatan senjata terbaru antara Israel dan Hamas bukan sekadar penghentian permusuhan sementara, melainkan simbol perubahan dinamika kekuasaan yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Kesepakatan ini memuat 14 poin penting yang mengokohkan posisi Hamas sebagai pemenang, baik di medan militer maupun diplomasi.
Berikut adalah poin-poin kemenangan Hamas yang membuat Israel berada dalam posisi defensif:
1. Hamas Menang Diplomasi: Penghentian Permusuhan
Selama empat hari, kedua pihak sepakat menghentikan semua operasi militer. Namun, poin ini mencerminkan keberhasilan Hamas memaksa Israel menghentikan serangan yang sebelumnya menargetkan Jalur Gaza secara besar-besaran.
2. Pertukaran Tahanan: Ketimpangan yang Menguntungkan Palestina
Hamas membebaskan 50 sandera Israel, sedangkan Israel terpaksa membebaskan 150 tahanan Palestina. Perbandingan 1:3 ini menunjukkan posisi tawar Hamas yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.
3. Penarikan Pasukan Israel: Kemenangan Psikologis Warga Gaza
Pasukan Israel mundur dari area padat penduduk di Gaza. Langkah ini menjadi sinyal kekalahan besar karena memungkinkan kembalinya pengungsi Palestina ke rumah mereka, sesuatu yang jarang terjadi dalam konflik-konflik sebelumnya.
4. Akses Bantuan Kemanusiaan
Ratusan truk bantuan medis dan bahan bakar akan memasuki Gaza tanpa hambatan. Setelah bertahun-tahun blokade yang melumpuhkan, ini adalah angin segar bagi 2 juta warga Gaza.
5. Penghentian Operasi Udara: Israel Dipaksa Melunak
Untuk pertama kalinya, Israel menghentikan operasi udara di seluruh Gaza, termasuk penggunaan drone dan kendaraan militer. Langkah ini memberi ruang aman sementara bagi warga sipil yang selama ini hidup dalam ketakutan.
6. Mediasi Internasional: Qatar dan Mesir di Garis Depan
Kesepakatan ini tidak akan terjadi tanpa peran besar Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir. Mediasi ini menguatkan posisi Hamas di mata internasional sebagai aktor yang harus diperhitungkan.
7. Deklarasi Kemenangan Hamas
Pejabat Hamas, Khalil Al Hayya, dengan percaya diri menyebut kesepakatan ini sebagai “euforia kemenangan”. Pernyataan ini mempertegas bahwa Hamas kini memegang kendali atas jalannya konflik.
8. Perpecahan di Tubuh Israel
Kesepakatan ini menciptakan kontroversi di dalam negeri Israel. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich terang-terangan menentang keputusan ini, menunjukkan adanya ketidakstabilan politik internal yang semakin memojokkan Israel.
Dunia Menyaksikan Kemenangan Hamas
Bukan hanya soal strategi militer, tetapi bagaimana Hamas berhasil memaksa Israel mengakui kehadirannya sebagai kekuatan besar di Timur Tengah. Penarikan pasukan, pertukaran tahanan yang tidak seimbang, hingga pengakuan internasional adalah bukti nyata kemenangan diplomasi Hamas.
Apa Artinya Bagi Masa Depan Timur Tengah?
Gencatan senjata ini mungkin bersifat sementara, tetapi dampaknya sangat besar. Israel, yang selama ini dikenal sebagai kekuatan militer dominan, harus menghadapi kenyataan bahwa keunggulan mereka tidak lagi mutlak. Sementara itu, Hamas berhasil memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan pengaruhnya secara global.
“Gencatan senjata ini adalah sinyal bahwa perubahan besar sedang terjadi di Timur Tengah. Ketika rakyat kecil berani melawan kekuatan besar, dunia menyaksikan bahwa keadilan bisa dimenangkan.”(****