oleh

Isyana Bagoes Oka” “Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Kembali Muncul, PSI Sediakan Layanan Bantuan Hukum”

Jakarta,LINTAS PENA—Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyampaikan duka cita mendalam atas munculnya kasus baru Gagal Ginjal Akut (GGA) yang menyebabkan satu anak meninggal dunia di Jakarta.

“PSI sungguh-sungguh mendesak agar semua pihak serius bertanggung jawab dan menyelesaikan kasus GGA pada anak. Korban sudah begitu banyak,” kata Ketua DPP PSI, Isyana Bagoes Oka, dalam keterangan tertulis, Rabu 8 Februari 2023.

Isyana juga memginformasikan bahwa orangtua korban yang butuh pendampingan dapat menghubungi LBH PSI.

“Sebagai salah satu upaya memberikan bantuan kepada keluarga korban Gagal Ginjal Akut ini, PSI membuka kontak layanan melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PSI. Kami ingin seluruh keluarga korban mendapatkan solusi terbaik dan memperoleh akses terhadap keadilan. Sila klik lbh.psi.id,” ujar Isyana.

Setelah kasus terakhir diungkap 31 Oktober tahun lalu, kasus baru kembali ditemukan. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebut  satu anak meninggal dunia dan satu anak lainnya masih dirawat karena gangguan ginjal akut ini.

PSI meminta seluruh pihak terkait untuk mengambil tanggung jawab sesuai porsi masing-masing dalam menyelesaikan permasalahan ini. Mengingat sejak pertama kasus ini mengalami lonjakan pada Agustus 2022, hingga saat ini telah mencapai 326 kasus dengan 204 kematian.

Mantan penyiar TV berita ini menambahkan semua pihak hendaknya saling koordinasi dan menjalin komunikasi yang baik agar semua kemungkinan munculnya korban baru dapat diredam.

“Jangan sampai tangisan orangtua korban dibalas dengan saling lempar tanggung jawab.  Belum lagi para orangtua yang masih memiliki balita yang sedang sakit dan menjadi kebingungan harus memberikan obat apa,” tandasnya.

“Peran aktif seluruh stakeholders terkait, baik sisi pemerintah, regulator, pelaku industri farmasi serta masyarakat secara umum sangat penting agar tidak lagi jatuh korban. Tidak hanya itu, kepastian hukum dan tersedianya akses terhadap hukum dan keadilan bagi para keluarga korban sangat penting dijaga. Untuk itu, kami membuka layanan ini agar dapat membantu keluarga korban yang membutuhkan konsultansi dan pendampingan hukum,” pungkas Isyana.

Melalui Kementerian Kesehatan dan pihak terkait lain, Pemerintah telah membuka penyelidikan terkait penyebab gagal ginjal akut pada anak. Sejauh ini kasus ini diduga terkait dengan cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) pada obat tertentu yang saat ini sudah teridentifikasi.

Kasus ini kembali menjadi sorotan pada awal 2023. Hal ini menyusul temuan baru dua anak yang menderita gagal ginjal akut di DKI Jakarta. Satu kasus terkonfirmasi GGAPA dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta terjadi pada anak berusia 1 tahun. Gejala yang timbul antara lain mengalami demam pada 25 Januari 2023 dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek.(REDI MULYADI)****

Komentar