oleh

Jadikan Ikhtiarmu Sebagai Senjata Kebaikan

Oleh: Ir H.Deden Hidayat

ISLAM mengajarkan tata cara dan etika dalam berhubungan dengan mahluk hidup yang ada di muka bumi ini.

Ikhtiar adalah berusaha, bekerja keras bergerak untuk menggapai sesuatu. Berikhtiar berarti melakukan sesuatu dengan segenap daya dan upaya untuk menggapai sesuatu yang di ridhoi oleh Allah

Salah satu ayat yang menjelaskan tentang pentingnya ikhtiar ini adalah;“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (An Nisa [4] : 32)

Dari ayat tersebut banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil darinya. Salah satunya adalah sesungguhnya karunia Allah  akan datang kepada mereka yang senatiasa berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam berikhtiar.

Maka salah satu pelajaran penting bagi kita adalah melakukan kebaikan dengan bersungguh-sungguh berusaha ( ikhitiar) dan tetap istqomah dalam kebaikan walaupun kita harus menghadapi pahitnya perjuangan.

Hal lain yang perlu diperhatikan juga, bahwasannya ikhtiar bukanlah melakukan seuatu yang tanpa rencana dan strategi.

Maka dari itu sudah sepantasnya kita sebagai muslim sejati harus pandai untuk mengatur strategi kebaikan dalam berikhtiar. Membuat rencana yang terstruktur sehingga ikhtiar kita adalah senjata yang akan menghasilkan kebaikan berikutnya.

Dengan strategi terbaik kita dalam berikhtiar, do’a dan usaha menjadi satu yang merupakan senjata kebaikan yang ada di dalam hati setiap umat Islam.

Islam juga mengajarkan bahwasannya niat dalam perkara kebaikan juga akan menghantarkanya kepada pahala yang ada di sisi Allah.

Firman Allah dalam al-Qur’an;“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.”. (Q.S al Isra [17] : 7).

Wallauhu’alam.

Komentar