Laporan: LUKMAN NUGRAHA, SP (Jurnalis)
LITERASI lebih dari sekadar membaca buku. Ia juga berarti kemampuan untuk mengolah informasi dan pengetahuan. Kemampuan semacam ini perlu dimiliki warga dalam menjalani hidupnya sehari-hari. Namun, kemampuan itu tidak bisa diperoleh secara instan. Butuh upaya, komitmen dan dorongan kuat untuk melakukannya.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut, Helatini,S.Pd,M.Si peduli terhadap warga kampungnya terutama sekitar rumahnya di Kampung Gunung Lingga Rt.03/03 Kel.Cibeuti Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Kemudian dia membuka ruang publik bernama “BERANDA LITERASI” di teras rumahnya, khusus bagi anak anak sekolahan agar rajin belajar maupun orang dewasa (orangtua) yang ingin bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung).
“Khusus untuk anak anak sekolah kelas 1, kelas dan kelas 3 diharapkan mereka lebih pandai membaca, menulis dan berhitung (calistung). Artinya, untuk mengasah kemampuan mereka, sehingga di sekolahnya akan lebih pintar. Tampaknya, mereka senang bisa belajar sambil bermain. Kalau untuk anak anak sekolah, kebetulan saya dibantu anak ,Tria Adha Assyifa yang duduk di bangkus Kelas 8 SMPN 12 Kota Tasikmalaya”jelasnya.
Selain anak anak, lanjut Helatini, ternyata ada beberapa orang dewasa bahkan orangtua yang “buta huruf atau buta aksara” menyempatkan diri untuk belajar di “BERANDA LITERASI” mulai belajar membaca, menulis dan berhitung.
“Saya senang sekali ketika ada orang dewasa atau orangtua yang punya semangat untuk belajar membaca, menulis dan berhitung. Kendala yang dihadapi, itu pasti ada.Ya, misalnya ketika mengajak orangtua untuk belajar, alasan mereka malu karena faktor usia atau tidak ada waktu.Namun saya bersyukur, karena ada beberapa orangtua di antaranya yang mau belajar, hingga akhirnya mereka sekarang sudah bisa membaca, menulis dan berhitung sesuai harapan atau tujuan dari literasi itu sendiri. Budaya literasi itu kan bertujuan untuk menumbuhkan minat membaca,menulis dan berhitung di kalangan anak anak maupun orangtua yang buta huruf,”ungkapnya berbinar
Kepedulian Helatini itu memang tidak berlebihan, karena dia sendiri dalam kesehariannya berkecimpung di dunia pendidikan, yang saat ini menjabat Kepala SDN Karsamenak Kec.Kawalu.” Selama ini, BERANDA LITERASI buka sore hari, kemudian hari Sabtu dan Minggu, juga hari libur.Kita luangkan waktu 1-2 jam,”katanya
Selain program Gerakan Calistung, menurut Helatini, dimana BERANDA LITERASI memiliki beberapa kegiatan untuk masyarakat di bidang pengetahuan, keuangan dan teknologi informasi (IT)
Ketika ditanya apa latar belakang membuka “BERANDA LITERASI” bagi masyarakat yang di kampungnya, Helatini,S.Pd.M.Si memaparkannya secara panjang lebar kepada LINTAS PENA saat berkunjung.” Langkah saya untuk menginspirasi tidak terbatas hanya sebagai penulis, karena tulisan saya hanya dibaca oleh orang-orang tertentu. Saya ingin memberikan sesuatu yang lain bagi masyarakat sekitar tempat tinggal saya yang belum memiliki minat baca yang signifikan. Alhamdulilah, saya memiliki banyak koleksi buku bacaan dalam berbagai kategori, sayang jika hanya menjadi pajangan. Saya tergerak untuk membuka pojok baca di beranda rumah, saya mempersilakan masyarakat RT.03 RW.03 Kampung Gunung Lingga Kelurahan Cibeuti Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, untuk membaca di BERANDA LITERASI milik saya. Jika mau meminjam buku untuk dibawa pulang dan dibaca di rumah masing- masing juga saya perbolehkan dengan catatan buku tersebut jangan rusak atau hilang dan dikembalikan setelah selesai dibaca.”paparnya
Helatini mengakui, memang tidak mudah mengajak masyarakat untuk mau membaca dan mencintai buku, di tengah kesulitan mencari nafkah karena efek wabah pandemi covid, boro-boro untuk membaca, pikiran juga sumpek dengan berbagai problema perekonomian dan pemenuhan kebutuhan hidup. Kepala SDN Karsamenak yang ramah ini pun, kemudian mengajak anak-anak usia sekolah untuk mengisi waktu dengan membaca, tentu saja dengan bujukan kue kue kecil dan permen, selain dengan memberi penjelasan manfaat membaca dan memberikan buku buku yang menarik. Yang penting mereka mau membaca, dan tidak menghabiskan Learn From Home hanya dengan bermain games melalui gagjet, atau ber- medsos tidak karuan.
“Alhamdulillah, sekarang anak anak usia sekolah dasar di lingkungan tempat tinggal saya telah terbiasa berkumpul di BERANDA LITERASIuntuk membaca, kapan saja mereka mau. Beranda rumah saya selalu terbuka untuk masyarakat yang mau membaca. Walaupun segmen orang dewasa baru ada belasan orang yang mampir, tetapi itu tidak menyurutkan langkah saya untuk terus bergerak, mengajak mencintai buku dan memantik minat baca masyarakat. Saya terus berusaha menambah koleksi buku, juga berharap ada dermawan yang mau mendonasikan buku ke BERANDA LITERASI,”tutur mengakhiri obrolan.
Dengan adanya BERANDA LITERASI yang digagas Helatini itu, perlahan mulai menumbuhkan minat warga, baik anak anak, remaja maupun orang dewasa bahkan orangtua untuk mengenal literasi melalui buku.BERANDA LITERASI menjadi semacam oase mini bagi warga Kampung Gunung Lingga Rt.03/03 Kel.Cibeuti untuk memperoleh pengetahuan yang tidak mereka dapatkan dari menonton televisi maupun ponsel/internet. Seperti yang diungkapkan Ibu Entin (45) yang semola hanya melihat saja rak buku yang terpajang di BERANDA LITERASI teras rumah Helatini. “Alhamdulillah, sekarang saya sudah bisa membaca, menulis dan berhitung setelah belajar di sini. Bahkan saya jadi gemar membaca buku, terutama buku buku bacaan yang tersedia di sini, banyak ilmu pengetahuan yang saya dapatkan,”ujarnya polos.
CATATAN KECIL HELATINI,S.Pd,M.Si
Sejak kecil saya gemar membaca, buku pelajaran, buku cerita, majalah, bahkan sobekan koran pun saya baca. Saya tidak peduli apa makna dari bacaan tersebut, yang penting saya membaca. Karena kata orang tua saya, jika kita gemar membaca maka akan bisa keliling dunia. Ketika duduk di bangku sekolah dasar saya menemukan peribahasa bahwa buku adalah gudang ilmu dan kuncinya adalah membaca. Setelah saya duduk di bangku sekolah menengah, saya menemukan peribahasa senada, buku adalah jendela dunia dan kuncinya adalah membaca. Ternyata untuk dapat membuka gudang ilmu dan membuka jendela dunia kuncinya sama: membaca.
Kegemaran saya membaca, membuat saya juga gemar menulis. Tulisan saya di berbagai media masa cetak dan online dalam beragam bentuk. Puisi, cerita pendek, artikel pendidikan, best practice, opini, essei dan resensi buku, saya tulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Sunda. Tulisan tersebut saya kumpulkan, dan beberapa diantaranya telah dibukukan menjadi 9 buah buku ber ISBN.
- SUKAPURA (Pangajaran Basa Sunda SD Kelas 1)
- SUKAPURA (Pangajaran Basa Sunda SD Kelas 2)
- Bunuhlah Ibu Saat Takdir Mempertemukan Kita (Antologi Cerita Bertema Tragis)
ISBN : 978-602-50442-1-2
- Mari Sambut Senja Yang Menua (Kumpulan Puisi) ISBN: 978-602-5613-70-8
- Bianglala Sakura Di Nusantara (Antologi Haiku Senryu) ISBN: 978-602-6688-55-2
- Menguatkan Karakter Siswa Memalui Pantun (Kumpulan Pantun Pendidikan)
ISBN: 978-602-1114-65-0
- Kini Aku Mengerti Arti Sebuah Perjalanaan (Antologi Sastra Segar)
ISBN: 978-602-0755-19-9
- Pelita Di Mata Pelangi (Kumpulan Cerita Mini) ISBN: 978-623-7080-10-7
- POLITAINMENT (Kumpulan Humor Politik) ISBN: 978-623-7080-63-3
- Dongeng Sebelum Tidur (Kumpulan Puisi Segmen anak usia SD) dalam tahap editing
Dari tulisan tulisan saya ada beberapa yang menjuarai lomba menulis diantaranya: Sajak Nganti Beja, Juara Harapan 1 Pasanggiri Ngarang Sajak Sunda Tingkat Jawa Barat Tahun 1995. Pengaruh Kualitas dan Kuantitas Pembina Pramuka Terhadap Kualitas Pendidikan Kepramukaan di Kwarran Kawalu Kwarcab Kota Tasikmalaya, Juara 3 Lomba Karya Tulis Kepramukaan Tingkat Kwarda Jawa Barat tahun 2013. Kumpulan Puisi Mari Sambut Senja Yang Menua, mendapat penghargaan Guru Inspiratif versi Gerakan Menulis Buku Indonesia Tahun 2018.(***)