Kota Banjar,LINTAS PENA—Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar H. Kaswad melalui Kabid Kebudayaan, Neni Susiyani mengatakan Jurig Sarengseng ini merupakan satu seni tradisi dan budaya yang ada di Desa Binangun Kecamatan Pataruman Kota Banjar.
“Biasanya, kesenian Jurig Sarengseng ini di gelar pada acara Ngarumat Jagat. Kesenian Jurig Sarengseng merupakan sajian seni helaran atau kirab atau karnaval,” ujar Neni.
Keunikan dari sajian seni Jurig Sarengseng yaitu, terletak pada desain kostum yang digunakan oleh para pelaku seni itu sendiri. Para pelaku seni menggunakan limbah bambu yang tidak terpakai dan diubah menjadi kostum sekaligus menimbulkan bunyi ketika kostum itu digunakan dengan gerakan tertentu.
” Jurig sarengseng ini sudah ada sebelum Pemerintah Kota Banjar berdiri , dengan tampilan yang sangat unik sehingga perlu dilestarikan agar masyarakat tahu bahwa di Kota Banjar ada seni tradisi jurig sarengseng dan tidak hanya terkenal di Kota Banjar tapi bisa sampai ke mancanegara,” katanya.
Filosofi dari Seni Jurig sarengseng adalah agar masyarakat memelihara alam sekitar terutama pohon bambu yang mempunyai banyak manfaatnya. Rumpun pohon bambu sanggup untuk menangkal hembusan angin yang besar dan juga dapat menahan terjadinya longsor serta dapat menyimpan sumber mata air yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Sementara untuk pemberdayaan, saat ini untuk mengembangkan budaya tersebut satunya dengan mengadakan pembinaan dengan para pelaku seni yang ada di Desa Binangun.
Dengan adanya seni berupa Jurig Sarengseng ini, Ia juga berharap ketika orang mendengar Kota Banjar, orang itu bisa teringat dengan Jurig Sarengseng.”Jadi, mereka ingat Kota Banjar dan ingat dengan Jurig Sarengseng yang identik dengan bagaimana manusia melestarikan alam melalui seni Jurig Sarengseng. Dan menjadi harapan, Jurig Sarengseng ini tetap lestari di Kota Banjar,” kata Neni.
Kesenian Jurig Sarengseng pernah tampil di beberapa event di anataranya pada setiap Hari Jadi Kota Banjar, Asia Afrika Carnival dan mendapat Juara ke 3, Kirab Budaya pada acara Ulang Tahun Provinsi Jawa Barat di halaman Gedung Sate Bandung.
Selain Jurig Sarengseng, di Kota Banjar juga ada kesenian yang namanya Reog Dongkol yang saat ini sudah cukup terkenal dan sudah mendapatkan WBTb ( Warisan Budaya Tak benda) dari Kementrian.
Kesenian lainnya yang tak kalah menarik perhatian adalah Reog Dongkol. Ini merupakan bentuk sajian seni yang lahir dan berkembang di dusun Cigadung Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar.
Disampaikan Abah Kancil, sang pencetus yang kini berusia senja, Reog Dongkol menggambarkan proses ritual penyadapan pohon nira yang selalu dilakukan oleh para sesepuh pada jaman dahulu dan masih di lakukan oleh sebagian masyarakat yang masih melakukan adat istiadat leluhurnya.
Biasanya, sajian seni Reog Dongkol dibawakan oleh 4 Orang penabuh lodong dan seorang penabuh Kohkol namun seiring dengan perkembangan dan kebutuhan pertunjukan maka kesenian Reog Dongkol ini di tambah pemainnya dengan Kendang, Goong dan Tarompet pencak agar lebih semarak dan dinamis.
“Kesenian Reog Dongkol telah di akui sebagai Warisan Budaya Tak Benda ( WBTB) tingkat Nasional pada tahun 2018 dan menjadi seni Khas Kota Banjar yang patut kita lestarikan dan kita kembangkan sehingga menjadi ikon kota Banjar,” harap Abah Kancil.
Seniman ternama di Kota Banjar ini menjabarkan bahwa filosofi dari Reog Dongkol adalah untuk melestarikan khasanah budaya dan kearifan lokal.
“Tentunya harus terus dilestarikan oleh generasi penerus karena Kesenian ini memiliki nilai-nilai yang sangat luhur dalam tatanan sosial budaya guna keberlangsungan anak cucu di masa yang akan datang,” jabarnya.
Reog Dongkol pernah tampil di beberapa event berhenti seperti pentas Seni Karuhun di Taman Budaya Bandung pada tahun 2008, pentas penelitian langsung oleh team verifikasi dari DISPARBUD Provinsi Jawa Barat dan pentas dalam rangka Ulang Tahun Kabupaten Garut pada tahun 2005 juga tentunya secara rutin di pentaskan dalam rangka Hari Jadi Kota Banjar
Kabid Kebudayaan, Neni Susiyani menyampaikan untuk pengembangan Seni budaya Jurig Sarengseng dan Reog Dongkol kedepan, Dinas pendidikan dan Kebudayaan dapat terus melestarikan melalui inovasi program Simas dan Simadu.
Sehingga, anak-anak sekolah, masyarakat berkolaborasi bekerjasama dengan seluruh seniman dan pelaku seni yang ada di Kota Banjar untuk tetap melestarikan budaya Reog Dongkol melalui program Simas dan Simadu.
Simas dan Simadu itu adalah seniman masuk sekolah yang terpadu dengan seluruh pelaku seni yang ada di Kota Banjar. Program ini sudah dilaksanakan dibeberapa sekolah dan akan dilaksanakan secara bertahap “Alhamdulillah, sekarang tepatnya di ulang tahun Kota Banjar ini, kita kembali mengingatkan dan mengangkat kembali setelah dimasa Pandemi bisa di hibur melalui seni-seni dan tradisi di kota Banjar,” ucap Neni. (AJAT SUDRAJAT)**
Komentar