oleh

KABAR DUKA:  Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un, Aktor Film Senior Ray Sahetapy Tutup Usia

JAKARTA—Kabar duka datang dari dunia perfilman Tanah Air.Aktor Ray Sahetapy meninggal dunia. Kabar duka tersebut diumumkan anak laki-lakinya, Surya Sahetapy, melalui beberapa unggahan di media sosial pada Selasa (1/4) malam.Ia mengunggah foto bersama sang ayah di feed Instagram dan menuliskan pesan perpisahan.

“Selamat jalan, Ayah! @raysahetapy. Kami selalu menyimpan kenangan saat bersamamu ” bunyi takarir Surya di Instagram.

“Titip salam cinta dan kangen ke kak Gisca! ” tulisnya lagi.

Di Instagram Story, Surya mengunggah foto lawas Ray Sahetapy bersama anak perempuannya, Gisca Puteri Agustina Sahetapy.

“Inalillahi Wainna Ilahii Rojiuun. Titip salam cinta dan kangen ke Kak Gisca, Dad!”

 CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada Surya Sahetapy untuk mengutip unggahan tersebut.Kabar duka itu juga diumumkan Merdianti Octavia selaku menantu di media sosialnya. Merdianti menikah dengan Rama Putra Sahetapy sejak 2018.

“Innalillahi aa inna ilaihi rojiun, telah berpulang ayah, kakek kami Farence Raymond Sahetapy (Ray Sahetapy) bin Pieter Sahatapy pada pukul 21.04. Kami mohon doanya, mohon dimaafkan segala kesalahan.”

Pilihan Redaksi

Belum ada informasi lebih detail mengenai kabar duka atau rencana pemakaman Ray Sahetapy. Namun, ia terakhir kali diberitakan sedang berjuang pulih dari stroke sejak 2023.

Aktor bernama lengkap Ferenc Raymon Sahetapy lahir pada 1 Januari 1957. Ia merupakan salah satu aktor paling populer dan disegani pada generasinya dengan sering memerankan pria kompleks dengan nuansa dan karakter yang dalam.

Dalam beberapa tahun terakhir, Ray Sahetapy membintangi sejumlah film, seperti Nagabonar Reborn dan Darah Daging pada 2019, Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 dan 100% Halal pada 2020, serta Jin Khodam dan Kutukan Peti Mata pada 2023.

Sementara itu, Gisca Putri Agustina Sahetapy, meninggal dunia pada Jumat (11/6/2010) saat berusia 28 tahun, akibat penyakit radang otak.

Beberapa tahun terakhir, Ray Sahetapy menghadapi masalah kesehatan serius. Pada pertengahan 2023, keluarga mengungkapkan aktor bernama lengkap Ferenc Ray Sahetapy itu mengidap stroke yang mempengaruhi kondisi fisiknya. Meskipun sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan, kondisi kesehatannya tetap menjadi perhatian utama keluarga dan penggemar.

Kepergian Ray Sahetapy meninggalkan duka mendalam bagi industri perfilman Indonesia dan para penggemarnya. Dedikasi dan kontribusinya dalam dunia seni peran akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

PROFIL RAY SAHETAPY

Ferenc Raymon Sahetapy (1 Januari 1957 – 1 April 2025) adalah seorang aktor Indonesia. Ia adalah salah satu aktor paling populer dan disegani di generasinya, sering memerankan pria kompleks dengan nuansa dan karakter yang dalam. Karier beraktingnya membentang lebih dari empat dekade, penampilannya yang mengesankan termasuk yang paling diapresiasi saat itu, dalam film-film drama seperti Ponirah Terpidana (1983), Tatkala Mimpi Berakhir (1987) dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (1990). Ia telah dinominasikan untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia tujuh kali, enam di antaranya untuk Aktor Terbaik, dan memegang rekor nominasi terbanyak dalam kategori tersebut tanpa kemenangan.

Masa kecilnya dihabiskan di Panti Asuhan Yatim Warga Indonesia, Surabaya.Sejak remaja, Ray bercita-cita menjadi aktor. Demi mengejar impiannya, Ray meneruskan kuliah di Institut Kesenian Jakarta pada 1977, seangkatan dengan Deddy Mizwar dan Didik Nini Thowok.

Ia menikah dengan Dewi Yull pada tanggal 16 Juni 1981, tanpa restu dari orang tua Dewi, karena perbedaan agama (pada saat itu Dewi beragama Islam dan Ray beragama Kristen).[1] Kemudian, Ray memutuskan untuk menjadi seorang mualaf pada tahun 1992.[2] Pasangan ini mempunyai empat orang anak, yakni Giscka Putri Agustina Sahetapy (1982—2010), Rama Putra Sahetapy (1992), Surya Sahetapy (1994), dan Muhammad Raya Sahetapy (2000). Dewi yang untuk menolak untuk dipoligami memutuskan untuk menggugat cerai Ray. Dewi melakukannya karena Ray hendak menikah lagi dengan Sri Respatini Kusumastuti, seorang janda beranak dua yang merupakan pengusaha kafe dan katering, yang pernah menjadi dosen seni pertunjukan di Institut Kesenian Jakarta. Mereka resmi bercerai pada 24 Agustus 2004.[3] Ray menikah dengan Sri di bulan Oktober 2004.[4] Ia merupakan pemimpin dari organisasi Perhimpunan Seniman Nusantara.

Film perdananya dirilis pada tahun 1980 dengan judul Gadis yang merupakan arahan dari sutradara Nya’ Abbas Akup. Dalam film inilah, ia bertemu dengan Dewi Yull yang merupakan istri pertamanya.

Lewat film Noesa Penida yang tayang pada tahun 1988, Ray dinominasikan sebagai aktor terbaik pada Festival Film Indonesia 1989. Selain itu, ia juga pernah dinominasikan sebanyak tujuh kali dalam ajang yang sama, yakni melalui film Ponirah Terpidana (Festival Film Indonesia 1984), Secangkir Kopi Pahit (Festival Film Indonesia 1985), Kerikil-Kerikil Tajam (Festival Film Indonesia 1985), Opera Jakarta (Festival Film Indonesia 1986), Tatkala Mimpi Berakhir (Festival Film Indonesia 1988), dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (Festival Film Indonesia 1990).

Ketika industri film Indonesia mengalami mati suri, ia tetap eksis di dunia seni peran. Ray membangun sebuah sanggar teater di pinggiran kota dan membentuk komunitas teater di sana. Lewat sanggarnya ini, ia pernah membuat geger lantaran gagasan tentang perlunya mengubah nama Republik Indonesia menjadi Republik Nusantara.

Pada pertengahan 2006, ia kembali aktif di dunia film dengan membintangi Dunia Mereka. Bahkan, kongres PARFI pada tahun yang sama memilih Ray menjadi salah satu ketuanya.( https://id.wikipedia.org/wiki/Ray_Sahetapy )

RAY SAHETAPY, THE RAID DAN CAPTAIN AMERICA

Pada 2011 nama Ray Sahetapy turut dikenal Hollywood setelah sukses bersama Iko Uwais dan Joe Taslim di The Raid: Redemption. Hal ini juga membuka kesempatan bagi aktor senior tersebut untuk mencicipi produksi Hollywood beberapa tahun setelahnya.

Pada Captain America: Civil War (2020), ia pun dilirik oleh Russo Brothers untuk peran Zemo. Sempat pula ramai potongan adegannya yang bocor di dunia maya dan membuat animo masyarakat Indonesia meningkat. Sayangnya penampilannya di sana harus dihapus. (SUMBER: https://www.detik.com/pop/movie/d-7851609/ray-sahetapy-the-raid-dan-captain-america )

Sang sutradara, Joe Russo ternyata punya alasan tersendiri. Hal tersebut diungkapkannya pada detikHOT dalam rangkaian tur Asia film ‘Captain America: Civil War’ di Marina Bay Sands Expo and Convention Centre, Singapura, Kamis (21/4/2016).

“Dia aktor yang bagus. Kami secara khusus melihat dia untuk peran tersebut. Ray seharusnya berperan dalam satu adegan dengan Zemo. Namun, ada beberapa masalah yang janggal dalam penyampaian cerita untuk karakter Zemo. Setelah tahap screening untuk penonton, kami harus menulis ulang adegan ‘perkenalan’ Zemo agar penonton dapat mengerti asal usulnya. Dia (Ray) ambil bagian di adegan ‘perkenalan’ sebelum diubah,” ungkap Russo.

“Kalian pasti patah hati adegannya kami hapus. Sebagai penulis dan sutradara, kami tidak menceritakan adegan-adegan itu dengan semestinya. Adegan-adegan dimana ada Zemo sangat spesifik untuk film. Jadi kami tidak bisa menambah atau memakai adegan (Ray) itu dalam film. Kami harus menggantinya dengan adegan yang lebih menceritakan tentang masa lalu Zemo,” sambungnya.

Kini kesempatan untuk memerankan karakter itu pun sudah hilang karena Ray Sahetapy, dikabarkan telah meninggal dunia. Kabar duka ini pertama kali disampaikan melalui sebuah postingan di akun Instagram anaknya, Surya Sahetapy.Dalam unggahan tersebut, terlihat Ray Sahetapy mengenakan kemeja polos berwarna putih dan di sampingnya foto Surya Sahetapi yang mengenakan setelan jas hitam. (BERBAGAI SUMBER)

Komentar