Banjar,LINTAS PENA—Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Banjar, Yadi Mulyadi, S.Pt., M.M., didampingi staf Bidang Peternakan dan Penyuluh, melakukan kunjungan REBONDING (Rebo Keliling) ke kawasan Integrated Farming Putra Galuh Farm di Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman. Rabu (01/02/2023).
Integrated Farming merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan/pangan/hortikultura, serta ternak dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam. Salah satu contoh kawasan integrated farming adalah Putra Galuh Farm.
Menurut Kabid Peternakan dan Keswan DKPPP, sistem pertanian ini sangat efisien karena limbah kotoran ternak dapat diproses untuk kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk yang merupakan masukan bagi sistem pertanian dan perkebunan. “Hal ini bermanfaat untuk efisiensi energi, dan meningkatkan efisiensi lahan, sehingga modal terus berputar juga ramah lingkungan. Selain itu, integrated farming ini juga mendukung dalam mewujudkan visi misi Kota Banjar menuju Kota Agropolitan,” ucapnya.
Di Putra Galuh Farm ini terdapat juga budidaya vanilli sebanyak 1.500 pohon di lahan seluas 0,4 Ha. Vanilli ini termasuk ke dalam tujuh komoditas perkebunan yang saat ini memiliki potensi peningkatan ekspor dan produktivitas serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kabid Peternakan dan Keswan mengungkapkan, saat ini Putra Galuh Farm sedang mengembangkan budidaya vanili dengan sistem greenhouse untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan lahan serta memungkinkan penanaman vanili secara bertingkat. “Sistem greenhouse ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya dapat membantu tanaman tumbuh setiap musim, meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi tanaman yang dihasilkan, melakukan budidaya tanaman secara organik dan terlindung dari hama tanaman,” ungkapnya.
Selain budidaya vanili, terdapat juga peternakan kambing perah sebanyak 60 ekor, termasuk 6 ekor yang sudah produksi susu. Menurut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Eva Yulia, A.Md., rata-rata kambing perah tersebut menghasilkan susu 2,5-3 liter per-ekor dalam sehari. Putra Galuh Farm juga berinovasi dengan mengolah susu yang dihasilkan menjadi susu kemasan siap minum dengan lima varian rasa yaitu original, vanila, moca, coklat dan stroberi. “Omset yang diperoleh Putra Galuh Farm dari susu setiap harinya bisa mencapai Rp.525.000,-/hari dari 15 liter susu hasil perahan 6 ekor kambing laktasi. Hal ini akan terus meningkat jika 50 ekor kambing lainnya sudah dapat menghasilkan susu,” jelasnya.
PPL Eva juga menambahkan, di Putra Galuh Farm ini dikembangkan juga perikanan budidaya jenis gurame dan lele, yang pada awalnya hanya rambutan Sibatulawang dan budidaya lebah madu. Budidaya perikanan ini memiliki tujuan untuk memproduksi biota akuatik untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan, dan bukan pangan. “Hal ini juga dapat berfungsi guna mengefisiensikan sumber daya, dimana rantai makanan dapat terus berputar hingga kebutuhan masyarakat dapat dengan mudah terpenuhi,” pungkasnya.(AJAT SUDRAJAT/KOMINFO)***
Komentar