Bekasi, LINTAS PENA
Pada hari Minggu sekitar pukul 18.30 WIB, Irjen Pol. Dr.H.Anton Charliyan,MPKN Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 2 menggelar “aksi damai seribu lilin dan doa bersama” melawan terorisme, radikalisme, dan intoleransi bertempat di Posko Pusat Gerhana Jln.Kartini No.18 Sepanjang Jaya –Rawa Lumbu Kota Bekasi.
Keterangan yang diperoleh Redaksi TABLOID LINTAS PENA dan NUANSA POST melalui realise berita yang dikirim, menyebutkan bahwa.Anton Charliyan,MPKN Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 2 menggelar “aksi damai seribu lilin dan doa bersama” melawan terorisme, radikalisme, dan intoleransi melibatkan ribuan anggota LSM dari GMBI, , WN88, Laskar NKRI, Pos Merah GERHANA Kota Bekasi , RIAS Kabupaten Bekasi dan para perwakilan dari LSM lainnya.
“Kami menggelar aksi damai seribu lilin dan doa bersama ini tiada lain sebagai bentuk perlawanan terhadap aksi terorisme, radikalisme, dan intoleransi yang terjadi di Indonesia, khususnya yang terjadi pada hari Minggu ini di Surabaya yang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka.”tegas Kang Anton dihadapan ribuan massa.
Dalam “aksi damai seribu lilin dan doa bersama” tersebut, menurut mantan Kapolda Jabar yang “nyantri” ini seluruh massa yang hadir menyatakan melawan aksi terorisme, radikalisme, dan intoleransi. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama untuk para korban bom Sueabaya serta untuk kedamaian Jawa Barat tercinta.
Pada kesempatan itu, Anton Charliyan meminta kepada pemerintah untuk mengambil langkah tegas serta cepat terkait penanganan dan isu terorisme dan radikalisme, “Langkah ini harus ditempuh sebagai bagian penting dari upaya implementasi dan kewajiban negara untuk menjamin keamanan hidup warga negara.Jangan diberi ruang gerak sedikitpun aksi radikalisme, terorisme dan intoleran di bumi Indonesia ini , karena tidak sesuai dengan kaidah-kaidah kemanusiaan dan kaidah agama,”katanya.
Dia menambahkan, bahwa gerakan terorisme sudah semakin merajalela, maka diperlukan penanganan khusus yang lebih intensif dari berbagai pihak, terutama negara melalui keamanan.”Saya mengajak seluruh warga Indonessia untuk menahan dirim tidak terprovokasi serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan. Hal yang paling penting dilakukan adalah menolah segala bentuk kekerasan.”tuturnya
Kang Anton menegaskan, apapun motif dan latar belakang tindakan kekerasan, apalagi yang mengatasnamakan agama dengan cara menebar teror, kebencian dan kekerasan, bukanlah ciri ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.”Sebab, Islam mengutuk segala bentuk kekerasan. Bahkan tidak ada satupun agama di dunia ini yang membenarkan cara-ccara kekerasan dalam kehidupan.(ADVERTORIAL/ REDI MULYADI)***