Karena selama ini dinilai sangat peduli terhadap seni budaya dan sejarah, mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN pun tidak mau tinggal diam untuk melakukan aksi nyata-nya. Ini dibuktikan, ketika menerima kabar dari masyarakat dengan adanya penemuan “Batu Berundak” atau “Batu Bersusun” yang diduga situs peninggalan zaman kerajaan di Kawasan Blok Rompe Desa Sukaharja Kec.Lumbung Kab.Ciamis, maka Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan pun membawa 2 orang pakar dari UNPAD Bandung yakni Dr.Drs, Undang Ahmad Darsa, M.Hum. (Kepala Departemen Sejarah dan Filologi FIB Unpad) dan Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, MS. (Dosen Filologi pada Departemen Sejarah dan Filologi FIB Unpad).
“Kami dari Forum Komunikasi Silaturahmi Sunda Sadunya dan Lintas Budaya Nusantara akan selalu peduli terhadap masalah masalah budaya dan sejarah. Salah satu kepedulian kita sekemampuan dan minimal bisa meninjau lokasi lokasi yang dianggap peninggalan situs budaya dan sejarah, termasuk Batu Susun yang akan kita tinjau sekarang,” ujarnya.
Untuk mengetahui lebih jelas keberadaan Batu Bersusun di Desa Sukaharja apakah itu merupakan peninggalan sejarah kerajaan atau buatan orang zaman sekarang, maka Anton Charliyan mengundang ahli Sejarah dan Filologi serta liquistik Dr.Drs. Undang Ahmad Darsa dan Hj.Elis Suryani untuk meninjau lokasi Batu Berundak penemuan masyarakat tersebut. “Karena kita hanya penggiat, maka kita mengundang beliau yang ahlinya, agar diketahui kepastian dari Batu Susun yang ditemukan masyarakat.”ujarnya.
Dr Undang Ahmad Darsa mengapresiasi terhadap kepedulian Anton Charliyan untuk mengungkap atau mengetahui lebih jauh mengenai adanya temuan masyarakat terkait Batu Bersusun yang memang menarik perhatian dan sempat viral di medsos. “Abah Anton sengaja mengundang saya, kerena beliau sangat peduli terhadap masalah budaya dan sejarah yang ada di Tatar Pasundan khususnya, termasuk untuk mengetahui kebenaran Batu Bersusun di sebuah dinding lembah di Desa Sukaharja yang sempat viral.” Ujarnya.
Ketika ditanya awak media mengenai keberadaan Batu Berundak atau Batu Bersusun tersebut, Kepala Departemen Sejarah dan Filologi FIB Unpad belum memberikan penjelasan detail,”Kita kan baru meninjau lokasi dan mengamatinya saja. Kami akan mengkajinya lebih jauh dan juga bersama rekan arkeolog,”tuturnya.
Hal senada diungkapkan Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, MS. (Dosen Filologi pada Departemen Sejarah dan Filologi FIB Unpad).”Sekarang kita belum bisa bicara banyak. Butuh proses dan pendalaman lebih detail agar hasilnya maksimal.”katanya. (REDI MULYADI)***