oleh

Kata Anton Charliyan: “Batu Bersusun Mirip Candi di Sebuah Bukit di Ciamis Yang Diperkirakan Lebih Luas dan Lebih Tua dari Borobudur”

Kota Ciamis, LINTAS PENA

Pada hari Minggu (26/1/2020) kemarin, mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN turun langsung ke lokasi  adanya penemuan “Batu Berundak” atau “Batu Bersusun” yang diduga situs peninggalan zaman kerajaan di Kawasan Blok Rompe Desa Sukaharja Kec.Lumbung Kab.Ciamis. Batu Bersusun penemuan masyarakat itu diperkirakan sebagai Situs Kerajaan Galuh karena lokasinya tidak jauh dari Situs Astana Gede Kawali

Abah Anton tidak seorang diri, tetapi bersama  2 orang pakar dari UNPAD Bandung yakni Dr.Drs, Undang Ahmad Darsa, M.Hum. (Kepala Departemen Sejarah dan Filologi FIB Unpad)  dan Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, MS. (Dosen Filologi pada Departemen Sejarah dan Filologi FIB Unpad), juga Tim Sukapura Rd.Dicky, Rd.Diding dan Rd Dede Rahmat serta sejumlah awak media.“Kami dari Forum Komunikasi Silaturahmi Sunda Sadunya dan Lintas Budaya Nusantara akan selalu peduli terhadap masalah masalah budaya dan sejarah. Salah satu kepedulian kita sekemampuan dan minimal bisa meninjau lokasi lokasi yang dianggap peninggalan situs budaya dan sejarah, termasuk Batu Susun yang akan kita tinjau sekarang,” ujarnya.

Dr.Drs, Undang Ahmad Darsa, M.Hum  belum memberikan penjelasan secara  detail terkait Batu Bersusun yang ditemukan masyarakat dan sempat viral di media medsos,”Kita kan baru meninjau lokasi dan mengamatinya saja. Kami akan mengkajinya lebih jauh dan juga bersama rekan arkeolog,”tuturnya

Namun dia menyatakan, bahwa Batu Bersusun tersebut sebagai hipotesis awal sudah cukup jelas bisa dikategorikan sebagai sebuah situs, karena tersusunnya batu batuannya tersebut bukan karena alam, tetapi sudah ada unsur campur tangan manusia. Artinya merupakan hasil karya cipta manusia. Hal tersebut bisa dilihat antara lain, bahan batu yang tersusun tsb ternyata di setiap rongga-rongganya ditemukan ada semacam bahan perekat atau pelapis yang DITEMUKAN SEMACAM  BAHAN PELAPIS ATAU PEREKAT sekilas berdasarkan kasat mata seperti tanah liat dan kapur, Adapun luas dari area Batu Bersusun tsb ada sekitar 100 Ha, panjang kira kira 1 km sd 2 km, tinggi kira kira 200 meter. Karena sampai ke puncak bukit masih ditemukan sisa sisa Batu Bersusun tsb, Adapun jenisnya kalau dibawah merupakan campuran batu lempengan pipih besar ,tebal 5 sd 10 cm diameter antara 1 sd 3 meter disusun dengan batu batu datar yang besar , Adapun diatas bukit merupakan batu batu pipih kecil seperti bahan tegel batu sekarang, tebal 2 sd 4 cm,  diameter beragam antara 20 cm sd  1m.

Kemudian ketika ditanyakan usia dari jenis bebatuan yang ada, menurut Dr Undang : BISA LEBIH TUA DARI CANDI BOROBUDUR hal tsb bisa dilihat dari bentukan dan ornament ornamen dari batu-batuan tsb yang designnya sederhana malah terkesan seperti Zaman Batu, dimana bentukan bentukan tsb ada yang setengah lingkaran diameter 1 sd 1, 5 M berdiri kokoh keatas sekitar 5 M sd 10 M, ada yang berbentuk kotak diameter 1 sd 1,5 M tingginya bervariasi ada yg 3 M sd yg 30 M , bahkan ada yang didesignya menjorok keluar seperti atap, ada juga yang didesign Mirip Pintu Gerbang Kecil tinggi 3 meter lebar 2 meter,

Jadi secara garis besar ditegaskan Dr Undang Ahmad Darsa dan Dr Elis Suryani , bahwa luasnya bisa lebih besar dari Borobudur dan Usianya juga bisa lebih tua, Tentu saja untuk kepastian scientifik perlu kajian Arkeolog , Namun walaupun beliau bukan arkeolog tapi dari kasat mata sudah bisa terlihat jelas,

Hal lain yg perlu dicatat dari hasil dialog tokoh Budaya dan Sejarah Sunda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan dengan masyarakat dan dikuatkan keterangan PLT Kepala Desa Suryadi didapat fakta yang cukup mengejutkan sekaligus memprihatinkan ;Karena ternyata sebagian besar batu-batuan yang diperkirakan situs tersebut sudah banyak dibongkar dan batuanya diperjual belikan untuk kepentingan Aksesoris Bahan Bangunan ..

Untuk itu Anton Charliyan yang Mantan Kapolda Jabar tsb sebagai Penggiat Budaya & Sejarah sangat menyayangkan peristiwa tsb bisa terjadi , dan  menghimbau agak keras agar Pemda Ciamis  turun tangan sesegera mungkin ,untuk menyelamatkan Aset Budaya dan Sejarah yang sangat luar biasa ini ,dan segera pula membentuk Tim untuk mengadakan penelitan lebih lanjut ,

“ Untuk sementara biar tidak rusak dan tidak sembarang di jamah para penunjung yang sudah mulai banyak berdatangan, agar dipagar bambu aja dulu di lokasi lokasi tertentu yang dianggap rawan .Jika perlu minta pembatas rol Police Line dulu aja dari Polisi..yang penting penyelamatan Situs sesegera mungkin,”pungkas Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan. (REDI MULYADI)***

Komentar