Oleh: Zamzam Adi Purnama,S.Pd (Guru Penjaskes SDN 2 Gunungpereng Kec. Cihideung Kota Tasikmalaya)
GURU adalah pekerjaan yang sangat mulia, karena sehubungan dengan tugasnya yaitu untuk mencerdaskan anak bangsa. Profesionalitas guru yang sekarang ditungtut oleh pemerintah merupakan stempel legalitas dimana guru tersebut harus berjuang untuk menempuhnya. Antara profesionalitas dengan tugas guru pada intinya ada sebuah jembatan yang menghubungkan yaitu good attitude itu sendiri.
Moral guru yang baik tidak akan jauh dari makna guru tersebut. Pemaknaan guru terletak pada kata “digugu dan ditiru”, yang tentunya diharapkan agar siswa dapat menjadikan guru tersebut menjadi suri teladan. Permasalahan yang sekarang terjadi justru malah sebaliknya. Ditengah terpaan pandemi Covid 19 ini, guru yang seharusnya menjadi idola para siswa yang didamba- dambakan, malah menjadi sosok yang antagonis dengan good attitude itu sendiri.
Fenomena oknum guru bertindak kurang bijaksana terhadap para siswanya yang sekarang terjadi, telah melenceng jauh perannya sebagai pendidik terutama dalam memberikan pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) terhadap para siswanya. Seperti halnya oknum guru yang dengan mudah menghakimi salah satu siswanya tanpa menanyakan terlebih dahulu akan kebenaranya yaitu dengan membuat statement bahwa tugas tertulis yang dikerjakan dan dikirimkan bukan hasil siswanya akan tetapi dibuatkan oleh orang tuanya dan terlebih memotong nilai hampir setengah dari nilai totalitasnya adalah merupakan salah satu bentuk pembunuhan karakter anak yang berdampak pada turunnya motivasi anak dalam belajar online. Hal lainnya yang juga perilaku kurang bijaksanaya oknum guru dalam pembelajaran daring ( dalam jaringan ) adalah memberikan tugas kepada siswanya dilakukan secara overload ( melebihi kemampuan anak pada umumnya ), sehingga para siswa menjadi stress yang mengakibatkan imunitas anak yang notabene hal terpenting sebagai pertahanan dalam menghadapi virus covid 19 ini menjadi turun.
Kejadian yang demikian membuktikan bahwa perilaku tersebut diklaim sebagai guru yang telah lupa dengan jatidirinya. Guru yang gampang menghakimi dan overload dalam memberikan tugas kepada siswanya tentunya adalah sebuah permasalahan yang harus ditemukan jalan keluarnya supaya guru kembali ke khitohnya sebagai sosok yang bijaksana . Sebuah jawaban yang mungkin dapat ditempuh yaitu diantaranya guru harus membiasakan diri menganalisis dengan bertanya terlebih dahulu sebelum memutuskan sehingga guru tidak gampang menghakimi siswanya. Guru juga harus mengerti psikologis para siswanya dengan tidak memberikan tugas yang overload sehingga menjadikan para siswanya menjadi stres. .
Nah….Guru dalam perannya sebagai sosok yang bijaksana janganlah pernah dilupakan setiap saat, yang mana tentunya tugasnya adalah mendidik, melindungi dan mengayomi. Apabila peran guru selalu bijaksana dalam pembelajaran online ini dilaksanakan, maka tindakan menghakimi dan pemberian tugas secara overload kepada para siswanya dapat dihindari dan diharapkan semoga Kebijaksanaan Guru Sebagai Imunitas Siswa menjadi sumbangsih yang nyata dalam menghadapi pandemi Covid 19 ini.