oleh

Kegiatan Satgas PBA Banjir dan Longsor di Wilayah Selatan Kab.Tasikmalaya

Kab.Tasik, LINTAS PENA

Usaha dan upaya normalisasi infrastruktur  terdampak bencana longsor dan banjir yang terjadi pada 5 November 2018 di tiga Kecamatan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya meliputi Kecamatan Cipatujah, Culamega dan Karangnunggal terus dilaksanakan oleh Satuan Tugas Penanggulangan Bencana yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, PUPR, Relawan dan Instansi terkait serta masyarakat. Satuan Tugas Penangulangan Bencana Kabupaten Tasikmalaya melaksanakan kegiatan menghimpun dan mendata hasil assesment dampak kerusakan dan kerugian yang bertujuan memperbarui data bencana yang lebih akurat, kegiatan pembersihan material longsor di Kp. Babakan Desa Bojongsari, mobilisasi penyebrangan untuk pendistribusian logistik, guru dan murid sekolah dengan perahu BPBD dan Basarnas di Kec. Cipatujah, pendirian tenda pleton dan memberikan bantuan logistik serta memberikan dukungan psikososial bagi pengungsi, pengerjaan jembatan bailey, proses pembuatan dermaga untuk crane oleh alat berat, pengeboran untuk mengambil sampel tanah di lokasi jembatan ambruk, dan pemasangan atau perakitan jembatan bailey, serta alat berat sudah masuk ke Kp. Babakansetu, Rabu (14/11/2018).

Selain melaksanakan kegiatan tersebut Satgas PBA di Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Alam di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang berlokasi di Kantor Kecamatan Culamega menerima bantuan diantaranya dari  Bea cukai, Asosiasi dokter di pedesaan,  Kec. Parungponteng, Dharma wanita persatuan Dinas kesehatan Kab. Tasikmalaya dan  Jamiyyah TK Islam Al Azhar 33.

Tim Kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya mendirikan 13 posko kesehatan yang tersebar merata di Kecamatan Culamega dengan Puskesmas Kecamatan Culamega sebagai posko utama, dengan tim medis berjumlah 98 orang diantaranya dokter, perawat, bidan dan tenaga medis lainnya yang berasal dari Puskesmas di Wilayah Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya berikut obat-obatan yang dibawa dari Puskesmas masing-masing.

Berkat kerja keras semua stakeholder sebagian besar posko yang didirikan telah dapat di jangkau oleh motor bahkan sudah ada yang bisa di jangkau dengan mobil ambulance. Dengan semua itu, pasien dapat diatasi di lokasi/posko, tanpa harus rujuk ke Rumah Sakit, dan sampai saat ini obat-obatan yang diperlukan masih sangat mencukupi.(***)