oleh

Kemiskinan dan Kebodohan, adalah Bentuk Penjajahan Baru Bagi Indonesia Yang Harus Diperangi

Oleh: HR.Redi “SEMAR” Mulyadi

NEGARA Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak diproklamasikan 17 Agustus 1945, adalah harga mati. Keberadaannya harus tetap dijaga dengan memelihara jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan .”Rame ing gawe, sepi pamrih”. Siap berkorban jiwa raga untuk memerangi penjajahan dalam bentuk apapun.

Meskipun Indonesia sudah merdeka 78 tahun sejak 17 Agustus 1945, Indonesia memiliki dua musuh besar. Yaitu,  kemiskinan dan kebodohan. Padahal kedua musuh itu merupakan cita-cita kemerdekaan Indonesia, seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Selama ini, kebodohan dan kemiskinan belum sepenuhnya lenyap dari bumi Indonesia. Masih dibutuhkan kerja keras dan kerja cerdas untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari belenggu keterbelakangan. Kenyataannya, masih banyak perilaku bodoh yang menghambat pembangunan manusia seutuhnya. Hal itu menyebabkan kondisi miskin dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan kepedulian setiap insan di negeri ini untuk berjuang demi tercapainya masyarakat yang maju dan bermartabat.

Meski ancaman penjajahan secara konvensional sudah tidak ada, namun jiwa, semangat dan nilai-nilai 45, di era pembangunan kini, masih sangatlah relevan. — Harus kita pahami, bahwa kebodohan, keterbelakangan maupun kemiskinan, hakekatnya adalah penjajahan bentuk baru yang harus kita perangi, Kemiskinan atau kebodohan merupakan sebuah bencana yang berawal dari kurangnya minat baca di kalangan masyarakat.Kemiskinan atau kebodohan itu berawal dari kurangnya membaca.

Bukti kemiskinan yang menimpa Indonesia adalah penghasilan perkapita penduduk Indonesia masih jauh lebih kecil dibanding negara-negara maju. Sedang kebodohan yang menimpa Indonesia bisa dilihat dari banyaknya produk asing yang memenuhi pasar domestik. Juga banyaknya perusahaan asing yang menguasai sumber kekayaan alam Indonesia.

Kedua persoalan itu, tentunya  harus segera dientaskan. Apalagi keduanya merupakan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Selama keduanya belum teratasi, berarti cita-cita Indonesia merdeka belumlah tercapai. “Dalam Istilah agama kefakiran itu adalah jalan menuju kekafiran, dan itu sangat berbahaya”,    

Meskipun,  untuk mencapai Indonesia yang pintar dan kaya itu tidaklah gampang. Karena banyak bangsa-bangsa lain yang tidak menghendaki Indonesia menjadi negara yang maju. Agar mereka bisa menjajah dan menguasai sumberdaya alam Indonesia.

Untuk mengentaskan kebodohan dan kemiskinan itu, sebenarnya bukan hanya tugas pemerintah yang telah menyediakan sarana prasara serta fasilitas maupun bansos, terutama di sektor pendidikan  maupun lapangan pekerjaan, tetapi juga tugas seluruh elemen masyarakat. Ya, masyarakat tak hanya berkoar koar soal kebodohan dan kemiskinan, tapi setidaknya harus pula “action” bergerak membantu pemerintah agar lebih mudah memeranginya

Penulis jadi teringat pada seorang teman yang berucap, bahwa Indonesia  merupakan pasar yang besar dan dikaruniai begitu banyak sumber daya alam yang luar biasa seperti tanah yang subur, hasil laut yang melimpah dan kandungan bumi yang menyimpan beragam mineral.“Inilah tantangan yang sesungguhnya bagi generasi penerus untuk mengelola kekayaan alam dan juga potensi penduduk Indonesia bagi kejayaan bangsa dan negara,”  Menurutnya, para pahlawan telah mengajarkan kepada kita, bukan bangsa pecundang. Kita tidak akan rela untuk bersimpuh dan menyerah kalah. Sebesar apapun ancaman dan tantangan akan kita hadapi. .(****

Komentar