oleh

Keris Sebagai Kronologi Budaya Jawa Untuk Dunia

Oleh: R. Jaka Tarub Wirasuta (Penggiat Budaya Tasikmalaya)

SEBUAH kronik China tahun 1416, seorang musafir Tiongkok bernama Ma Huan menulis tentang kunjungannya ke Kerajaan Majapahit, di mana ia melihat sebagian besar pria mengenakan keris sejak usia muda. Ma Huan menggambarkan keris tersebut bergaris tipis, bermotif bunga, dan terbuat dari baja berkualitas tinggi, dengan gagang terbuat dari emas, cula badak, atau gading. Laporan ini membuktikan bahwa teknik pembuatan keris dengan corak rumit dan bahan berkualitas tinggi sudah dikenal pada masa itu.

Filosofi keris adalah perlambang dari unsur keseimbangan kehidupan dalam harmoni kekuatan dan spiritualisme yang diwujudkan dalam sebuah ageman/ senjata, yang memiliki nilai budaya adiluhung. Yang mewakili  pemiliknya  sebagai sebuah status sosial dalam masyarakat Jawa .

Nilai Estetika Keris adalah sebagai berikut :

Dhapur adalah istilah      yang berasal dari bahasa Jawa untuk menyebut model atau bentuk Keris. Pada      setiap Keris  terdapat hiasan atau      ornamen yang membuatnya berbeda satu sama lain.

Pamor berasal dari      hasil tempa yang dilakukan berulang kali pada logam Keris dan membentuk      sebuah pola hias yang unik.

Tangguh merupakan      proses interpretasi dari sebuah Keris mengenai asal-usul dan umurnya.      Semakin tua umurnya maka akan semakin tinggi nilai estetikanya.

Prasasti batu di Desa Dakuwu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Diperkirakan dibuat sekitar tahun 500 Masehi, dengan menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta.  Gambar relief tertua yang memperlihatkan perkakas besi

Prasasti tersebut menyebutkan adanya mata air jernih dan menampilkan gambar berbagai perkakas seperti trisula, kapak, sabit, dan pisau. Simbol seperti kendi, kalasangka, dan bunga teratai melambangkan ilmu pengetahuan, keabadian, dan keselarasan dengan alam.

Para ahli memperdebatkan sejarah dan perkembangan senjata keris , dengan teori yang menyatakan bahwa keris berevolusi dari keris atau tombak prasejarah, dan bentuknya tumbuh dari ujung tombak.

Perkembangan ini diyakini  terjadi pada abad ke-14 dan ke-15, dipengaruhi oleh kebudayaan antara Asia dan Australia. Keris  merupakan  senjata yang populer karena mudah dibawa dan mudah beradaptasi dalam berbagai situasi.

Pada tahun 1954, para arkeolog berspekulasi bahwa bentuk prototipe keris  merupakan evolusi dari senjata tikam pada Zaman Perunggu.

Para Pakar Barat  tidak yakin bahwa keris sudah dibuat di Indonesia sebelum abad ke-14 atau ke-15 karena tidak ada gambar yang jelas pada relief candi sebelum abad ke-10. Namun hal tersebut terbantah dengan informas sebagai berikut :

1. Dalam  buku History of Java (1817) oleh Sir Thomas Stamford Raffles, disebutkan bahwa prajurit Jawa pada waktu itu memiliki lebih dari 30 jenis senjata. Termasuk keris. Keris memiliki posisi istimewa seorang Perajurit  Jawa biasanya menyandang tiga keris sekaligus.

Ada tradisi di Jawa  :

a.   Keris di pinggang kiri berasal dari mertua saat pernikahan,

b.  Keris  di pinggang kanan berasal dari orangtua.

c.  Keris dibelakang adalah ageman

2.  Prasasti kuno, seperti yang ditemukan di Karangtengah pada tahun 842 Masehi. Prasasti tersebut juga menyebutkan beberapa jenis sesaji, termasuk Kris, wangkiul, tewek punukan, dan wesi penghatap.

3. Patung relief yang terdapat pada candi Borobudur, Prambanan, dan Sewu (8-9 M ) di Jawa Tengah menggambarkan para pejuang membawa senjata tajam mirip keris.

4. Sebuah keris yang sangat tua ditemukan pada saat stupa induk Candi Borobudur dibongkar, dan kini disimpan di Museum Etnografi di Leiden, Belanda. Keris tersebut tergolong keris Majapahit, bergagangnya bentuk seperti patung manusia dan bilahnya sudah sangat tua. Satu sisi bilah nya rusak. Keris  tersebut diberi nomor seri 1834 oleh G.J. Heyligers, sekretaris Kantor Keresidenan Kedu, pada bulan Oktober 1845. Dimensi keris tersebut adalah panjang bilah 28,3 cm, panjang gagang 20,2 cm, dan lebar 4,8 cm. Bentuknya lurus dan tidak dihiasi ukiran apapun. Dan diduga Keris tersebut tidak diletakan saat pembangunan Candi tetapi di waktu waktu kemudian.

Ada pula yang berpendapat bahwa kebudayaan keris  sudah ada sejak sekitar tahun 1000 Masehi , berdasarkan laporan seorang musafir Tiongkok pada tahun 922 Masehi.

Ada seorang Belanda yang memiliki keris  bertanda tahun Saka 1264 atau 1324 M, yaitu sekitar waktu dibangunnya Candi Penataran di Jawa Timur. Keris ini tergambar pada relief di Candi Borobudur dan Prambanan, dan gambaran jelas keris   juga terlihat pada patung Siwa dari Kerajaan Singasari pada abad ke-14.

Patung dewa Siwa dalam agama Hindu yang memegang keris  panjang di tangan kanannya tidak ditemukan di India, namun saat ini disimpan di Museum Leiden di Belanda.

Dan  Candi-candi di Jawa Timur banyak yang dibangun dengan relief bergambar keris, seperti di Candi Jago dan Candi Panataran.

Tome Pires, Suma Oreintalis  “Setiap orang Jawa, kaya atau miskin, harus mempunyai keris di rumah, maupun sepucuk tombak dan sebuah perisai”.

Dan menurut pakar penyebaran keris secara massive keluar Jawa di mulai sejak Majapahit melakukan pelayaran keliling Nuswantara , dan hal tersebut menjadi bukti otentik bahwa Keris adalah suatu Kronologi budaya Jawa untuk dunia.(BERBAGAI SUMBER)****

Komentar