Oleh: IRA ROSMIATI, S.Pd (Guru Kelas SDN 2 Gunungpereng-Kota Tasikmalaya)
ANYAMAN Adalah teknik membuat karya seni rupa yang dilakukan dengan cara menumpang tindihkan (menyilangkan) bahan anyam yang berupa lungsi dan pakan. Lungsi merupakan bahan anyaman yang menjadi dasar dari media anyam, sedangkan pakan yaitu bahan anyaman yang digunakan sebagai media anyaman dengan cara memasukkannya ke dalam bagian lungsi yang sudah siap untuk di anyam.
Bahan-bahan anyaman dapat dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang sudah dikeringkan, seperti lidi, rotan, akar, dan dedaunan untuk dijadikan suatu rumpun yang kuat (tampar). Sedangkan alat yang digunakan untuk mengayam masih sangat sederhana seperti pisau pemotong, pisau penipis, dan catut bersungut bundar.
Berangkat dari kemauan yang keras untuk memperkenalkan seni kriya anyaman dan mengajarkannya kepada siswa disitulah awal mula harapan untuk ikut lomba dan akhirnya menjadi juara. Bukan hal yang mudah dalam mengajarkan seni kriya anyam ini kepada siswa. Banyak masalah yang dihadapi misalnya banyak siswa yang ogah untuk belajar menganyam mengingat seni menganyam bukanlah perkara yang mudah artinya mempunyai tingkat kesulitan tersendiri dan dalam mempelajarinya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk bisa menguasainya,
Bahan anyaman juga sangat beragam jenisnya, tetapi ada pula bahan anyaman yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dipakai untuk menganyam yang dalam proses pengolahannya harus ekstra hati-hati agar hasilnya terlihat sangat bagus.
Waktu Latihan yang sangat lama menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi guru yang mengajarkan dan siswa yang belajar, sebab dibutuhkan kesabaran dan ketelitian agar hasil akhir dari menganyam tersebut tercipta benda anyaman bernilai seni tinggi.
Sulitnya mencari dan mengajak siswa untuk belajar menganyam, bahan anyaman yang harus diolah terlebih dahulu dan waktu latihan yang panjang merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya. Bagaimana solusinya?
Pertama. Komunikasi dengan Kepala sekolah dalam hal ini dikomunikasikan terlebih dahulu dengan ibu Hj. Upen Supenti, S.Pd yaitu sehubungan dengan banyaknya jumlah bahan anyaman yang harus dibeli, maka dalam hal ini setelah di komunikasikan dengan Kepala Sekolah akhirnya pihak sekolah menganggarkan biaya untuk membeli bahan anyaman tersebut.
Kedua. Komunikasi dengan orang tua siswa yang dalam hal ini meminta izin kepada orang tua yang siswanya terpilih untuk mengikuti bimbingan dan latihan menganyam. Izin orang tua tersebut penting dikarenakan waktu bimbingan dan latihan selalu diberikan di luar jam pelajaran.
Ketiga. Komunikasi dengan siswa yang dalam hal ini selain memberikan bimbingan dan latihan juga harus diberikan motivasi agar siswa tetap sabar dan selalu semangat dalam mengikutinya.
Dengan demikian maka solusi terbaik dari permasalahan seputar seni kriya anyam di SDN 2 Gunungpereng adalah berkomunikasi yaitu dengan kepala sekolah, orang tua siswa dan siswanya itu sendiri. (***)