oleh

Kiat Membangun Resiliensi Pada Anak

Oleh :  Firdaus, S. Pd, Kota Depok

KITA sebagai orang tua dan sekaligus pendidik tentulah menyadari bahwa perkembangan teknologi saat ini bergerak sangatlah cepat. Bagaiman informasi bergerak dengan dinamis, berubah cepat dan kompetitif. Dengan hal tersebut mempunyai sisi yang positif maupun sisi negatif. Dari sisi positif yaitu kita semakin banyak memperoleh pilihan informasi dan informasi semakin mudah didapatkan. Naamun dari sisi negatif, kita akan mendapatkan tantangan dan kesulitan yang semakin banyak. Kita menyadari bahwa anak-anak adalah generasi penerus masa depan, untuk itu mereka harus memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik, agar siap dalam menghadapi tantangan masa depan dengan kemajuan teknologi dan informasi tersebut.

Kedepan anak-anak akan dihadapkan dengan berbagai kemajuan dan perkembangan tekologi dan informasi yang sangat cepat. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan dan tantangan tersebut. Anak-anak bukan hanya dibekali dengan kompetensi saja namun harus memiliki karakter yang positif, sehingga mereka akan siap dalam menghadapi perubahan zaman.

Salah satu perilaku atau karakter positif yang harus kita ajarkan adalah bagaimana menumbuhkan kemampuan anak dalam menyesuaikan diri, tangguh, tidak mudah menyerah dan mampu bangkit kembali dari berbagai kesulitan atau yang kita sebut Resiliensi. Istilah resiliensi dikenalkan pertama kali pada 1950-an, yang diartikan sebagai kemampuan umum yang melibatkan kemampuan penyesuaian diri yang tinggi dan luwes saat dihadapkan pada tekanan internal maupun eksternal. Resiliensi adalah sebuah proses dari hasil adaptasi dengan pengalaman hidup yang sulit atau menantang, terutama melalui mental, emosional dan perilaku yang fleksibilitas, baik penyesuaian eksternal dan internal (APA Dictionary of Psychology, VandenBos, 2015: hal. 910).

Menumbuhkan kemampuan adaptasi anak  untuk dapat kembali bangkit setelah mengalami pengalaman yang sulit itulah resiliensi. Mengibaratkan sebagai bola yang dimainkan, dimana akan mempunyai daya pantul yang baik. Resiliensi akan membuat anak akan  terus maju menjalankan hidup bahkan dalam keadaan tersulit.

Resiliensi tidak tumbuh dengan sendirinya dalam diri setiap anak, tetapi harus dibangun oleh orang tua. Sebagai orang tua perlu menanamkan perilaku positif dalam diri anak-anak. Karakteristik perilaku yang positif meliputi tradisi kebersamaan, bertukar informasi yang komunikatif dan kooperatif, hingga membiasakan anak hidup aktif dan sehat. Selanjutnya adalah faktor masyarakat sekitar, dimana hal tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap resiliensi pada anak, yaitu mendapat perhatian dari lingkungan, aktif dalam organisasi kemasyarakatan di lingkungan tempat tinggal. Orang dewasa di sekitar anak mempunyai potensi besar untuk memastikan keberadaannya memiliki efek dukungan positif pada anak. Hal ini sangat membantu anak untuk merasa yakin bahwa dia bisa menghadapi masa sulit dan ada orang yang dipercaya untuk mendampinginya. “Dengan adanya dukungan positif dari orang dewasa, termasuk orang tua, anak belajar memupuk rasa percaya diri serta mengasah kemampuan memecahkan masalah dan kontrol diri, ” (Gusmilizar, M.Psi).

Ada tiga hal yang dapat diberikan lingkungan untuk membangaun resiliensi pada anak. Pertama Adalah dukungan cinta yang didasari oleh kepercayaan dan cinta, contohnya didalam keluarga sebagai orang tua bisakan memegang pundak anak, tersenyum, dan memberi salam. Kedua memberikan  harapan yang jelas, positif, dan terpusat kepada anak. Harapan yang jelas merupakan petunjuk dan berfungsi mengatur dimana orang tua memberikan harapan tersebut untuk perkembangan anak, sehingga membangun kepercayaan dan memberikan tantangan untuk membuat seseorang menjadi apa yang mereka inginkan. Ketiga berikan kesempatan anak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, memiliki tanggung jawab, dan kesempatan untuk menjadi pemimpin sehingga akan  melatih anak  kemampuan problem solving dan pengambilan keputusan.

Perlu diketahui, bahwa setiap anak mempunyai potensi untuk menjadi pribadi yang berkarakter positif. Membangun resiliensi pada anak memang tidak mudah, sepanjang kita sebagai orang tua selalu mengupayakannya. Dengan pola asuh yang baik, serta memberikan teladan yang baik sebagai orang tua, akan mampu menumbuhkan anak-anak menjadi generasi masa depan yang berperilaku baik, kuat dan tangguh.(***

Komentar