Oleh: Hj. Elly Risman Musa S.Psi (Psikolog/Pakar Parenting)
Marhaban ya Ramadhan..
Para orang tua yang baik hati sayang kepada anak-anaknya, para kakek nenek yang dimuliakan Allah.
Izinkanlah saya mengucapkan selamat menyambut bulan Ramadhan, semoga Allah meridhai apa yang kita lakukan untuk dan karenaNya semata.
Tak terasa Insya Allah sebentar lagi kita akan berpuasa.
Apakah bapak ibu semua sudah menyiapkan sang buah hati menjalani ibadah di bulan yang mulia dan penuh rahmat ini?
Cukup banyak pertanyaan yang diajukan kepada saya oleh teman-teman para orang tua tentang bagaimana memperkenalkan dan melatih balita untuk berpuasa dan bagaimana membuat anak yang lebih besar tetap bisa tekun beribadah sepanjang bulan.
Masalah pertama yang kita hadapi adalah bukan bagaimana menyiapkan dan memperkenalkan puasa pada anak tetapi lebih pada mempertanyakan sejauh mana kesiapan kita sebagai orang tua untuk mampu menyiapkan dan memperkenalkan ibadah puasa pada anak-anak.
Karena tidak ada kewajiban syar’i bagi anak untuk berpuasa bila mereka belum baligh. Tapi kewajiban syar’i bagi orang tua untuk memperkenalkan dan melatih anak-anaknya sebelum mereka baligh.
Apa saja yang harus dipersiapkan orang tua?
1. Persiapan yang paling penting adalah keterlibatan kedua orang tua! Tidak bisa salah satunya, karena kedua orang tua bertanggung jawab kepada Allah atas amanah-Nya ini.
2. Kedua orang tua harus menyadari sepenuhnya bahwa tujuan utama pengasuhan anak adalah untuk menjadikan mereka menyembah Allah saja.
3. Umur kita dan anak kita tidak menentu, entah siapa yang akan dipanggil lebih dulu, jadi siapa saja yang lebih dulu tentndiharapkan mereka pulang kepada Allah bukan saja sebagai muslim tetapi mukmin yang taat.
4. Anak kita adalah generasi Z akhir yang sudah terbiasa dengan gadget. Diperlukan extra ilmu, menemukan kiat yang tepat, berkorban perasaan, tenaga, uang, dan kesabaran yang tak berujung.
5. Mempersiapkan mental kuat hati dan bersungguh-sungguh (istiqomah) dalam menjalankan istiqomah puasa. Agar jangan sampai anak berpuasa dan menunjukkan keteguhannya untuk berpuasa, namun ibu-nya yang tidak tegaan lalu menawarkan untuk berbuka. Orang tua harus tetap antusias dan bersemangat dan tidak mudah menyerah.(***
Komentar