Oleh: Wiwin Siti Wahyuni,S.Pd.SD (Guru SDN 2 Manangga-Kec.Bungursari-Kota Tasikmalaya)
CORONA Virus Desease 19 atau disingkat covid 19 telah membawa beragam dampak pada kehidupan umat manusia diseluruh dunia. Tak hanya dampak pada kesehatan dimana sudah jutaan orang yang terinveksi dan mengakibatkan ratusan ribu jiwa melayang akibat terpapar virus yang konon katanya berasal dari kelelawar di kota wuhan. Dan hanya dalam sekjap mata merajalela ke seluruh dunia bahkan sampai ke Indonesia. Dampak yang dihasilkan bahkan menjalar sampai pendidikan, dimana para pelajar terpaksa mengalihkan kegiatanbelajar mengajarnya dari sekolah ke rumah masing masing.
Dengan besarnya dampak yang dihasilkan, corona telah memaksa kita untuk melakukan adapatasi dan merubah banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Tatanan kehidupan benar benar berubah 180 derajat. Sebelum pandemi kita biasanya akan bersalaman ketika bertemu dengan rekan, sahabat handai taulan. Kini semua berubah tidak ada lagi jabat tangan hangat tandapersaudaran, bahkan sekarang kita dianjurkan untuk selalu menjaga jarak sekurang kurangnya satu setengah meter untuk menghindari terjadinya penularan. Begitu juga dalam bidang pendidikan, kini kita harus beradaptasi dan menyesuaikan bagaimana kita melaksankan pembelajaran. Dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Satu-satunya jalan yang bisa kita lakukan dalam menyiasati jalannya kegiatan belajar mengajar adalah dengan memanfaatkan teknologi. Mengalihkan kegiatan belajar mengajar dari dunia nyata ke dunia maya. Kelas sekolah berubah menjadi classroom. Pertemuan tatap muka berganti menjadi zoom meeting atau google meet. Absensi manual beralih menajdi absensi melalui google classroom atau ulangan yang berubah dari ulangan tulis menjadi ulangan memlaui google form ataupun quisis.teknologi telah mengkudeta seluruh kegiatan belajar mengajar secara halus. Tentu ini bukanlah kudeta seperti yang dibayangkan atau kudeta seperti di vietnam. Kudeta teknologi adalah bagaimana kita dipaksa untuk menggunakan teknologi dan memanfaatkan semaksimala mungkin agar kita mampu tetap bertahan dan tetap menjaga kualitas sumber daya manusia agar tidak terbelakang dan menajdi generasi yang bodoh.
Teknologi memaksa guru untuk beradapatasi dan emningkatkan kemampuannya. Guru dipaksa harus melek IT sekurang-kurangnya mampu menguasai beragam teknologi pendukung dalam pembelajaran. Guru kembali belajar bagaimana menyesuaikan rencana pelaksanaan pembelajaran agar mampu disampaikan dengan baik melalui media yang ada. Guru tidak lagi gagap akan teknelogi baru, teknlogi yang mungkin dulu hanya digunakan gunakan segelintir orang kini digunakan hampir disleuruh lembaga pendidikan tidak perduli sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai mahasiswa seklaipun itu. Kini pembelajaran melalui zoom meeting bukan sesuatu yang aneh lagi, bahkan pengguanaan zoom atau google meet kini di terpakan di pelosok pelosok desa.
Teknologi pun memaksa orang tua untuk lebih peduli terhadap putra putrinya. Dulu beban tanggung jawab mendidik hampir seluruhnya tercurah dan berada di pundak guru, kini tentu tetap saja tanggung jawab nya masih berada di guru namun orang tua kini menpata porsi yang lebih besar dari sebelumnya. Mau tidak mau suka tidak suka orang tua kini harus mendampingi putra putranya saat belajar agar teknologi yang dimanfaatkan oleh putra putrinya tidak disalah gunakan.selain itu orang tua pun kini berperan pula sebagai guru bagi putra putrinya di rumah masing masing. Teknologi telah memaksa orang tua untuk lebih dekat dengan putra putrinya teruma dalam hal pembelajaran. Pandemi dan teknologi telah mengkudeta kehidupan normal yang dulu dan merubahnya ke arah kehidupan normal yang baru yang bergantung pada teknologi.(**
Komentar