Maumere, LINTAS PENA
Perkembangan dan kemajuan zaman yang kian pesat melahirkan generasi anak zaman yang memiliki kepribadian yang sulit untuk dibentuk dalam rentang waktu 1 tahun masa pembinaan. Proses pembinaan menuju hidup seorang religious terkhusus sebagai calon Frater BHK, Biarawan dan Guru sebagai penerus estafet tongkat misi Schaepman pendiri kongregasi terus berkembang. Hal ini sebagai sebuah hasil program-program panggilan yang dari tahun ke tahun semakin menemukan cara yang khas. Efektifitasnya apostolic hidup bakti tidak tergantung pada efisiensi metodenya tetapi keteladanan hidup sebagai Frater Bunda Hati Kudus.
Magister Postulan/Pimpinan Biara Komunitas Postulan Frater Bunda Hati Kudus (BHK) Frater Maria Paschalis, BHK, S.Pd menyampaikan gambaran umum Proses Formasi Postulat Frater BHK saat diwawancarai Lintas Pena Maumere Di Rumah Postulat Frater BHK Jalan Kimang Buleng Maumere Jumad 13 Oktober 2017. Berikut penuturannya.
Orientasi pembinaan terhadap generasi baru untuk tahun-tahun mendatang tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang sedang berlangsung dalam masyarakat global. Menurunnya jumlah panggilan khusus merupakan beban berat bagi hidup bakti di berbagai kawasan dunia termasuk Indonesia.
Kongrgeasi Frater BHK tidak menutup mata tentang krisis panggilan yang melilit dunia global saat ini. Langkah strategis yang ditempuh berdasarkan Konstitusi Kongregasi pasal 108. “Dewan Provinsi menentukan pedoman orientasi para Postulan pada kehidupan religious dalam Kongregasi.”
Jebolan FKIP prodi Pendidikan Agama Katolik Sanata Dharma Jogyakarta tahun 2012 mengatakan dinamika perkembangan formandi tidak terlepas dari konteks formandi yang dapat diukur dan dievaluasi berdasarkan pengalaman hidup bersama, refleksi (jurnal pribadi), data hasil pemeriksaan psikologis, wawan hati,observasi lapangan,objek kerja rutin.
“ Semuanya ini sebagai sarana menghidupi nilai serta evaluasi dengan staf formator dengan tidak mengabaikan gerakan Roh Kudus sebagai formator utama yang berbicara dalam diri formadi melalui gerak batin seorang formator,”ujar ketua komisi Pendidikan dan Kesehatan Perhimpunan biarawan/ti Keuskupan Maumere ini.
Biarawan Frater BHK kelahiran Mudakaputu Flores Timur ini lebih lanjut mengatakan, pada tahap proses formator mengintegrasikan temuan-temuan berupa catatan-catatan khusus masing-masing formandi kemudian memilih metode yang tepat untuk melihat perkembangan kedewasaan formandi dan pertumbuhan hidup rohaninya.
“ Formandi memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang. Latihan-latihan diberikan dan dipraktekkan langsung oleh formandi untuk menumbuhkan aspek-aspek kepribadian yang memungkinkan tumbuhnya nilai-nilai manusiawi dan kristiani. Berbagai cara digunakan oleh Formator untuk mengikuti dari saat ke saat gerak keberadaan formandi dengan demikian formator memiliki cukup data untuk mengintegrasikan materi dalam proses,”demikian Frater Paskal yang pernah bertugas Mengelola Kebun Emaus Weri Larantuka
Profil Formandi katanya merupakan elemen penting yang dibutuhkan oleh Formator dalam keseluruhan proses pembinaan. Profil formandi terdiri dari latar belakang keluarga,sejarah hidup sebelum kelahiran dan sesudah kelahiran,pohon keluarga, latar belakang pendidikan,sosial budaya,lingkungan sosial,ekonomi keluarga serta kepribadian formandi
Formator kata Paskal, juga melaksanakan pola kunjungan ke rumah orang tua formandi serta lingkungannya untuk mengambil data awal. Selain itu menjelaskan kongregasi,proses formasi kongregasi. “Pola kunjungan keluarga ini memotivasi formator mewujudkan Spiritualitas Hati yang konkrit melalui kehadiran ditengah-tengah keluarga dan kampungnya formandi,”ujar Frater Paskal.
Dengan cara ini lanjutnya, dari tahun ke tahun formator mengalami betapa kuatnya persaudaraan antara keluarga formandi, formandi dengan formator, formandi dengan formandi sehingga menumbuhkan daya pikat mereka untuk masuk kongregasi Frater Bunda Hati Kudus.***
( Yuven Fernandez)