JAKARTA – Sekembali dari kunjungan kerjanya di Provinsi Gorontalo, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin malam ini, Jumat (14/04/2023), menjalankan salat Isya dan Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Bertepatan dengan malam yang ke-24 Ramadan 1444 Hijriah ini, Wapres memberikan tausiah kepada seluruh jemaah dengan menekankan kembali tiga keistimewaan malam lailatul qadar. Pertama adalah diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk umum (hudan lin nas) dan petunjuk bagi orang-orang bertakwa (hudan lil muttaqin).
“Al-Qur’an itu adalah hudan lil muttaqin, yaitu petunjuk bagi orang muttaqin, dalam arti yang memperoleh pertolongan Allah, yaitu, orang yang mengambil manfaat dan mempedomani Al-Qur’an adalah orang-orang yang bertakwa. Orang bertakwalah yang bisa menggunakan Al-Qur’an yang berada di jalan Al-Qur’an,” urai Wapres.
Yang kedua, sambung Wapres, keistimewaan malam lailatul qadar sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan.“Ibadah di malam lailatul qadar ini lebih baik dari 1.000 bulan. Itulah [mengapa] dimana-mana kita mencari pahala yang besarnya sama dengan 83 tahun 4 bulan,” tuturnya.
Wapres menyatakan, menjadi kebiasaan Allah untuk memberikan sesuatu yang lebih walaupun pekerjaannya sama, baik karena waktu maupun karena tempat. Wapres kemudian mencontohkan, orang yang salat sendiri memperoleh pahala satu, sedangkan jika ketinggalan satu rakaat saat salat berjemaah, dia tetap mendapatkan pahala sebanyak 27 kali lipat.
“Oleh karena itu, malam lailatul qadar merupakan malam yang tidak ada di malam-malam yang lain dan itu yang diberikan oleh Allah kepada kita,” ucap Wapres.
Yang ketiga, jelas Wapres, malaikat-malaikat turun ke bumi pada malam lailatul qadar untuk memintakan ampunan bagi kita semua.
Kaitan ini, Wapres mengemukakan, malaikat turun ke bumi karena ingin melihat dan mendengar dua hal yang tidak ada di langit, yaitu orang-orang kaya yang bersedekah kepada orang miskin dan orang-orang yang meratapi dosa, terutama selama bulan suci Ramadan dan malam lailatul qadar.“Orang yang menangis karena dosa-dosanya itu lebih disukai oleh Allah subhanahu wata’ala dibandingkan orang yang bertasbih,” ujarnya.
Wapres pun mengingatkan bacaan yang seharusnya dilafazkan pada malam lailatul qadar sebagaimana anjuran Rasulullah.“Allāhumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fuannī. Baca itu, memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala,” ajak Wapres.
Menutup tausiahnya, Wapres menyampaikan, malam lailatul qadar itu hingga terbitnya fajar. Ia pun berharap, para jemaah di Masjid Istiqlal termasuk ke dalam hamba-Nya yang diberikan Allah malam Lailatulqadar pada asrul awakhir atau sepuluh hari terakhir bulan Ramadan ini.
“Semoga Allah subhanahu wata’ala menjadikan kita orang-orang yang mendapatkan lailatul qadar pada tahun ini, pada Ramadan ini. Dan, itu berarti kita mendapatkan pahala yang besar, yang lebih banyak, lebih baik daripada 1.000 bulan,” pungkasnya.
Bertindak sebagai imam pada salat Tarawih adalah Rofi’uddin Mahfudz dan Moh. Salim Ghazali. Sementara yang bertugas sebagai bilal adalah Ahmad Achwani dan Muh. Syawal Mubarak.
Melengkapi informasi, Masjid Istiqlal, sebagai masjid kebanggaan umat Islam Indonesia yang berdiri sejak 43 tahun yang lalu, telah menyelesaikan renovasi pertamanya pada tahun 2021. Renovasi besar Masjid Istiqlal ini bahkan sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis, 7 Januari 2021. Bersamaan dengan momentum milad ke-43 yang jatuh pada tanggal 22 Februari 2021, Masjid Istiqlal juga meluncurkan 41 program baru bernama “The New Istiqlal” sebagai upaya untuk memaksimalkan fungsinya, dengan mengedepankan paradigma masjid dan umat saling memberdayakan satu sama lain. (RR/AS, BPMI – Setwapres)
Komentar