oleh

Marsha Siagian : “PSI Dukung Pengembangan Potensi Wisata Bahari dan Perikanan di Sulut”

Jakarta,LINTAS PENA—Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Sulawesi Utara (Sulut) terkait pengembangan potensi ekonomi bahari. Wasekjen Bidang Komunikasi DPP PSI, Marsha Siagian, menyatakan PSI mendukung penuh upaya pemerintah dalam pengembangan ekonomi Sulut di bidang wisata dan perikanan.

‘Kami sangat yakin dengan pengembangan destinasi wisata dan perikanan, ekonomi Sulut dapat kian meningkat. Wisatawan dari dalam dan luar negeri akan marak dan bersama sektor perikanan, pariwisata dapat memberi dampak pengganda ekonomi yang besar,” ujar Marsha.

Menurut Marsha, dalam visinya, Manado bukan hanya berpotensi untuk menjadi salah satu pusat wisata bahari di Indonesia, namun juga sebagai pusat perikanan internasional.

Sebagai basis pemerataan ekonomi, infrastruktur dalam bentuk jalan dan jasa penyeberangan berpengaruh membangkitkan kegiatan ekonomi lokal. “Penambahan infrastruktur darat seperti jalan tol Manado-Bitung sangat membantu konektivitas dari bandara ke pantai timur Sulawesi Utara,” ungkapnya.

Marsha menjelaskan bukan hanya sektor perikanan dan pertanian, namun sektor pariwisata pun sangat terbantu apabila konektivitas ini dapat dikembangkan ke Minahasa Selatan. Contohnya adalah Selat Lembeh yang sekarang menjadi opsi destinasi wisata selam dengan keragaman hayati (biodiversity) yang memukau.

Bunaken sebagai Taman Nasional laut pertama yang diresmikan di tahun 1991 menunjukkan bahwa pariwisata laut, subsistensi pangan warga setempat dan konservasi alam memiliki sinergi positif. Marsha menghimbau pemerintah untuk merumuskan secara detail aturan-aturan hukum mengenai wisata bahari.

“Aturan-aturan hukum tersebut penting untuk meminimalisasi kerusakan yang terjadi pada koral, juga untuk mengurangi polusi laut akibat pembuangan sampah yang tidak terkendali di wilayah tersebut,” tandasnya.

Peraturan-peraturan ramah alam seperti Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 tahun 1999 sudah terbukti memulihkan jumlah satwa laut yang kritis, dengan insidensi pengamatan penyu yang meningkat signifikan dari 3 penyu per 8 bulan di tahun 1993 menjadi lebih dari 30 penyu dalam 1 jam di tahun 2022.

Pendekatan pariwisata bahari yang ramah alam juga akan membantu sektor perikanan meningkatkan produktivitas secara berkesinambungan. Dengan ditetapkannya serangkaian area laut yang dilindungi (highly protected no-take zones), maka populasi ikan di area tersebut dapat berkembang biak dengan optimal. Dengan makin padatnya area pembibitan ikan alami ini, maka akan ada efek stok ikan yang tumpah ruah keluar dari no-take zones. Ikan-ikan yang keluar dari area no-take zones inilah yang kemudian menjadi stok ikan yang dapat diakses oleh nelayan.

PSI juga turut mengapresiasi diresmikannya bendungan Kuwil Kawangkoan, yang memiliki kapasitas ganda sebagai pencegah banjir dan pembangkit listrik untuk melayani kebutuhan 10.000 penduduk setempat. Kesiapan suatu daerah dalam menerima wisatawan juga tergantung dari kemampuan kepala daerah memitigasi bencana alam. Terlebih lagi, penambahan pembangkit listrik untuk tujuan pengembangan pariwisata idealnya menggunakan sumber energi terbarukan untuk menjaga kebersihan udara di sekitar area pariwisata. Wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata memiliki ekspektasi untuk berkunjung ke daerah yang udaranya bersih dari polusi.

Masyarakat lokal yang ramah dan terbuka merupakan aset penting dalam pengembangan wisata bahari di Sulawesi Utara. Peran pemerintah lokal dalam mendorong masyarakat untuk meningkatkan kemampuan ekonomi mereka melalui pengembangan diri menjadi landasan pemerataan kesejahteraan ekonomi. SDM atau human capital yang mumpuni laik disokong dengan kebijakan positif yang holistik supaya bisa mencapai potensi ekonomi yang dapat berkembang berkelanjutan.

“PSI menyarankan Pemerintah untuk mempergunakan prasarana dan zonasi khusus yang telah ditetapkan seoptimal mungkin. Dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bitung, PSI berharap Indonesia sebagai negara dengan area dan biodiversitas laut tertinggi di dunia memiliki konektivitas udara yang baik dengan pasar penjualan ikan komersial di Asia Pasifik, terutama di Jepang,” kata Marsha menutup wawancara.(REDI MULYADI)****

Komentar