Oleh : Hendri Hendarsah (ASN MTs Negeri 2 Kota Tasikmalaya)
PANDEMI Covid-19 memberikan dampak besar dalam dunia pendidikan saat ini, begitu pula pada pendidikan madrasah. Oleh karena itu negara berkewajiban mencarikan jalan keluar keberlangsungan pendidikan di madrasah. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia telah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 tentang Panduan Kurikulum Darurat Madrasah. Kurikulum darurat ini didasarkan bahwa negara menjamin seluruh lapisan masyarakat untuk mendapat layanan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas, termasuk pada Masa Darurat Covid-19; bahwa dalam rangka menjamin terselenggaranya pendidikan dan pembelajaran di madrasah pada Masa Darurat Covid-19 perlu disusun Kurikulum Darurat pada Madrasah, agar proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam kondisi darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal seperti biasanya, namun demikian siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran. Pada masa darurat Covid-19, madrasah telah melaksanakan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan kondisi dan kreatifitas masing-masing madrasah. Siswa belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua. Dalam rangka mendukung kegiatan belajar jarak jauh, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah melakukan beberapa ikhtiar pada masa darurat ini antara lain; 1) membangun aplikasi elearning madrasah, 2) menyediakan buku pelajaran elektronik, 3) menggalakkan dukungan pembuatan bahan ajar oleh guru madrasah secara gotong-royong berupa video, animasi, modul pelajaran, buku elektronik untuk mengisi konten e-learning, 4) Program Syiar Ramadhan Madrasah kerjasama dengan Media Elektronik setiap hari Senin sampai dengan Jumat selama bulan Ramadhan, 5) Kerja sama dengan Kedutaan Rusia pemanfaatan platforms Dragonlearn.org, yaitu belajar matematika menyenangkan untuk siswa MI secara gratis selama masa pandemi Covid-19 dan lain sebagainya.
Upaya-upaya tersebut dalam rangka mengoptimalkan layanan pendidikan di madrasah di masa darurat. Dari hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, diketahui bahwa belum semua madrasah dapat menjalankan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara online/daring (dalam jaringan) secara penuh, dan sebagian besar menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh secara luring (luar jaringan). Beberapa kendala antara lain, keterbatasan SDM, keterbatasan sarana berupa laptop atau HP yang dimiliki siswa, kesulitan akses internet dan keterbatasan kuota internet siswa yang disediakan orang tuanya, dan sebagainya. Disamping itu pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa darurat Covid-19 antara satu madrasah dengan madrasah yang lainnya sangat bervariasi, sesuai dengan persepsi dan kesiapan masing-masing madrasah. Bilamana kegiatan pembelajaran dalam satu tahun pelajaran harus berjalan, sedangkan terjadi kondisi darurat yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai masa darurat, maka pembelajaran masih harus tetap berjalan walaupun tidak bisa dilaksanakan sebagaimana kondisi normal biasanya, pembelajaran tersebut perlu dilaksanakan dengan mengacu program tatakelola tertentu yang disebut panduan kurikulum darurat.
Monitoring dan Evaluasi melalui Program Home Visit
Implementasi Kurikulum Darurat pada Madrasah menuntut adanya perubahan paradigma pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilaksanakan sepenuhnya di madrasah, tetapi siswa dapat belajar dari rumah. Kegiatan pembelajaran yang tadinya lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka antar guru dengan siswa di kelas, berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Kegiatan belajar dari rumah menuntut adanya kolaborasi, partisipasi dan komunikasi aktif antara guru, orang tua dan siswa. Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian siswa. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran dan memberi tugas kepada siswa, agar terwujud pembelajaran yang bermakna, inspiratif dan menyenangkan agar siswa tidak mengalami kebosanan belajar dari rumah.
Perlu dibangun komunikasi yang optimal antara walikelas dengan orang tua siswa untuk mensukseskan belajar siswa dengan moda daring ataupun luring saat pandemi Covid-19 seperti saat ini. Kunjungan ke rumah atau Home visit merupakan salah satu alternatif membangun komunikasi yang baik tersebut serta diharapkan bisa membantu memecahkan kesulitan-kesulitan belajar siswa moda daring atau luring saat pandemi ini. Home visit bertujuan untuk memperoleh berbagai keterangan atau data yang diperlukan dalam memahami lingkungan dan siswa serta memecahkan permasalahan siswa yang mengalami kesulitan belajar saat Belajar dari Rumah. Untuk itu mungkin saat ini home visit menjadi salah satu teknik pengumpulan data siswa yang dilakukan oleh guru BP/BK atau walikelas dengan cara mengunjungi tempat tinggal siswa tertentu yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang permasalahan siswa. Berkunjung ke rumah atau home visit siswa akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan siswa yakni meliputi : 1) Kondisi dan fasilitas belajar siswa serta masalah kesulitan belajar di rumah, 2) Hubungan siswa dengan orang tua dan anggota keluarganya, 3) Sikap dan kebiasaan siswa di rumah, 4) Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak-anaknya dan pengentasan masalahnya.
Dengan home visit ini akan melahirkan kedekatan emosional antara wali kelas dan siswa sehingga terciptanya hubungan yang harmonis dan saling timbal balik, pelaksanaan home visit ini bukan hanya tertuju kepada siswa tapi juga kepada keluarga siswa karena dengan dilakukannya home visit ini keluarga juga mendapatkan pandangan, pemahaman, arahan, motivasi, sikap dan cara yang perlu dilaksanakan oleh keluarga siswa.
Pelaksanaan home visit saat pandemi Covid -19 saat ini memerlukan persiapan yang matang dari guru pembimbing atau wali kelas serta memerlukan kerja sama yang baik dari orang tua siswa serta atas persetujuan kepala sekolah. Ada masalah-masalah lahir dari siswa dalam belajar saat ini misalnya, siswa tidak bisa mengakses internet, masalah quota mahal, siswa tidak punya gadget, siswa tidak aktif bahkan tidak mau peduli untuk belajar, kecenderungan main game on line, begadang malam, siswa tidak pernah atau mau mengirim tugas padahal HP nya selalu Online, dan sebagainya.
Semua masalah ini harus cepat diantisipasi, diinventarisir, dikomunikasikan serta dicari solusi yang tepat serta bijak oleh sekolah terutama para walikelas dan guru BP/BK, terdokumentasikan berbentuk foto dan video disertai deskripsi catatan dan laporan. Fungsi utama kegiatan home visit ialah fungsi pemahaman, artinya memahami masalah siswa secara detil, mencari solusi masalah yang tepat dan bijak siswa yang barang tentu diperlukan sinergitas sekolah, siswa dan orang tua siswa. Home visit saat ini tentunya berbeda teknis pelaksanaannya sebelum terjadinya pandemi Covid-19, seperti kita ketahui pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai sangat berpengaruh terhadap langkah dan sikap para walikelas dan guru BP/BK dalam melaksanakan home visit, artinya tidak asal home visit. Protokol kesehatan harus dipatuhi dan dijalankan, berawal dengan mengutamakan hal kesehatan dan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari demi mencegah berbagai penyakit, termasuk infeksi virus berbahaya Covid-19 ini.
Ada satu hal yang perlu menjadi perhatian dari guru, adalah tugas mendidik. Tugas ini sangat berat, karena mendidik tidak saja menjadikan siswa dari tidak bisa menjadi bisa, namun dibarengi dengan usaha untuk menjadikan seorang siswa yang semula berperilaku tidak terpuji, berubah menjadi siswa dengan perilaku yang baik. Sekali lagi kunjungan ke rumah (home visit) dan silaturahmi dengan orang tua siswa saat pandemi Covid-19 perlu dilakukan dengan memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan dan tugas home visit ini tidak hanya dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling saja, akan tetapi untuk semua guru, terutama walikelas atau guru kelas. Semoga belajar home visit ini moda daring dan luring yang saat ini berjalan namun banyak ditemukan kendala dan kesulitan belajar oleh siswa segera teratasi dengan kegiatan Home Visit yang memperhatikan protokol kesehatan. (***
Komentar