oleh

Melatih Disiplin Selama Pembelajaran Jarak Jauh

Oleh : Riva Yuliani, S.Pd (Guru Kelas di SDN Sukalaksana-Kota Tasikmalaya)

WABAH covid-19 atau biasa kita menyebutnya corona yang menyerang seluruh dunia telah menyebabkan banyak sekali dampak buruk. Bukan hanya kesehatan namun juga membawa dampak yang tidak langsung terhadap ekonomi, sosial, budaya dan tantu saja pada pendidikan. Pembelajaran tanpa tatap muka sudah berlangsung hampir satu tahun setengah atau tiga semester. Imbas dari pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka selain tentu saja target capaian kurikulum yang berubahhal lainnya adalah sulitnya menerapkan pendidikan karakter. Karena selain teori pendidikan karakter memerlukan contoh, arahan dan praktek secara langsung agar dapat tertanam dengan baik dan menjadi karaktek bagi anak.

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau daring selama ini dipandang tidak mampu mencukupi kebutuhan dalam penrapan karakter bagi anak. Padahal sebagai mana kita ketahui bahwa salah satu point dari kurikulum 2013 adalah penekanan pada karakter. Dimana salah satu di antaranya adalah karakter disiplin pada anak. Karakter yang paling  udah diucapkan tapi paling sulit diterapkan. Karena dalam proses untuk emnumbuhkan karakter disiplin ini membutuhkan perhatian dan arahan secara langsung. Tanpa arahan langsung anak akan sulit untuk menerapkan atau bahkan mungkin akal-akalan dengan orang tua atau guru saat penerapannya.

Semua permasalahan dalam mengajarakan karakter dispilin pada anak selama kegiatan pembelajaran jarak jauh bukan berarti tanpa solusi. Salah satu solusi yang bisa kita lakukan adalah dengan membuat komitmen dengan anak. Guru akan memebrikan rambu rambu atau arahan apa saja hal yang harus dilakukan oleh siswa selama kegiatan pembelajaran jarak jauh. Dalam pelaksanaannya kita menerapkan sistem reward and punishment bagi anak. Contoh kita bisa menerapakan aturan dan berkomitmen dengan anak bahwa setiap pelaksanaan pemebelajaran melalui video meeting anak harus hadir 5 menit sebelum jadwal dimulai. Bagi siswa yang terlambat maka di haruskan mencari artikel atau tulisan terkait dnegan materi tersebut. Penerapan reward and punishment ini akan memotivasi anak untuk hadir tepat waktu (disiplin waktu). Karena anak pasti akan berusahan menghindari terkena hukuman. Sehingga lambat laun anak akan terbiasa untuk hadir di kelas online 5 menit sebelum pembelajaran, bahkan akan bersiap siap lebih awal. Disinilah karakter disiplin akan mulai terbentuk dan tertanam dengan baik.

Tentu saja penerapan solusi diatas tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya kerja sama yang baik antara orang tua dan guru. Tanpa kerja sama yang baik akan sangat sulit mendapatkan hasil yang diharapkan dalam penrapannya. Karena selama pelaksanaan pembejaran jarak jauh peran orang tua akan sangat dominan, sehingga perlu tercipta kerja sama yang baik. Guru perlu menjelaskan terlebih dahulu kepada orang tua langkah yang akan di terapkan guna penerapan karakter disiplin ini.  Sehingga orang tua di rumah mampu memahami dan mendukung setiap langkah yang dilaksanakan oleh guru.

Kerjasama yang baik antara orang tua dan guru penjadi penentu dalam berhasil atau tidaknya penerapan penanaman arakter pada anak. Orang tua dapat pula menerapakan pola yang sama dalam menerapkan karakter disiplin ini di rumah. Orang tua di rumah dapat meniru pola reward and punishment kepada anak dalam menerapkan displin. Sebagai contoh kecil anak akan mendapatkan jatah waktu bermain game 15 menit lebih lama seandaianya melaksanakan solatlima waktu dengan berjamaah di awal waktu dan mendapat tambahan bonus waktu lima menit jika dapat menjaga kebersihan diri dengan mandi secara teratur sesuai jam yang dispeakati antara orang tua dan anak. Begitu juga sebaliknya abak akan kehilangan waktu bermainnya seandainya tidak meneapti komitmen yang sudah di buat. Dengan poal seperti ini anak akan sangat menghargaiwaktu dan komitmen serta berdisplin pada waktu.(***

Komentar