Oleh : Pipit Warlina, S.Pd (Guru SD Negeri Sirnagalih Kota Tasikmalaya)
CINTA lingkungan bukanlah hal yang secara instan muncul dalam kehidupan seseorang. Kepedulian terhadap lingkungan sekitar perlu diperkenalkan sejak dini termasuk kepada siswa, caranya dengan sekaligus memanfaatkan lingkungan alam sebagai media pembelajaran.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan. Menurut Slameto (2003:2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan sangat penting pengaruhnya terhadap pemerolehan siswa akan pelajaran yang sedang dipelajarinya.
Jenis lingkungan sebagai media pembelajaran untuk siswa SD sangat banyak dan beragam. Dengan demikian guru perlu memiliki kamampuan untuk mengidentifikasi berbagai potensi yang ada pada lingkungan tersebut, dikaitkan dengan kemampuan yang harus diperoleh siswa. Khususnya yang telah tertera dalam kurikulum pada Kompetensi Dasar mata pelajaran tertentu, dan juga guru harus mampu memanfaatkan lingkungan sekitar secara maksimal yang dapat membantu mengembangkan berbagai potensi dan kemampuan siswa secara optimal, apalagi sekarang sekolah banyaknya dilakukan di rumah yang lebih dekat dengan lingkungan sehingga dapat lebih mengetahui mana yang dimanfaatkan sebagai media pada mata pelajaran yang ditugaskan. Dari semua lingkungan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dikategorikan menjadi tiga macam yakni lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan.
Manfaat media berbasis lingkungan seperti : siswa dapat lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan keasadaran sejak awal untuk mencintai alam, siswa dapat memperlakukan alam sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh, lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, dan penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning).
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti air, hutan, tanah, batu-batuan, flora dan fauna, fenomena alam, cuaca, iklim berbagai musim. Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh siswa sesuai dengan kemampuannya, siswa dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami di kehidupan sehari-hari termasuk juga proses terjadinya, misalnya mengenai perubahan siang dan malam, suhu udara siang dan pagi hari, proses terjadinya hujan, pencemaran lingkungan juga penyebabnya dapat juga dipelajari siswa sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa SD kategori kelas rendah ataupun kelas tinggi.
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam prakteknya lingkungan sosial dimulai dari yang paling dekat seperti keluarga, tetangga, RT, RW, Kelurahan, Kecamatan dan seterusnya, hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik.
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, lingkungan buatan antara lain adalah irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan dan pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan bidang studi yang dberikan di sekolah.
Ketiga lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar-mengajar melalui perencanaan seksama oleh para guru kelas ataupun guru bidang. Ketika lingkungan ditempatkan sebagai media atau sumber pada bidang studi yang relevan, maka akan memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari. (****