Oleh : Susy Susilariny (Guru SMAN 11 Garut-Jawa Barat)
SEKOLAH merupakan sarana untuk membentuk karakter dan budaya bersih peserta didik, dan telah mulai terbentuk jika peserta didik tersebut risih melihat lingkungan sekolah kotor, contonya jika peserta didik tersebut melihat sampah berserakan, maka peserta didik tersebut mempunyai iniasiatif untuk mengambil sampah berserakan itu dan membuangnya ke tong sampah. Membentuk budaya bersih bukan pekerjaan mudah. Harus dilakukan dengan penuh komitmen dan konsisten, yang terpenting seluruh warga sekolah ikut mendukung komitmen itu. Warga sekolah itu bukan hanya kepala sekolah, guru, TU, dan peserta didik, namun juga orang tua, pegawai petugas kebersihan, penjaga sekolah, dan pemilik kantin.
Kebersihan merupakan faktor yang paling menunjang dalam pembentukan lingkungan bersih dan sehat. Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan lingkungan yang bebas dari sampah, polusi dan segala macam bibit penyakit. kebersihan tersebut mencakup kebersihan badan, pakaian dan kebersihan lingkungan sekolah. Lingkungan sehat dan bersih ini dapat diartikan sebagai kondisi dari kawasan bersih dan sehingga daerah tersebut terbebas dari berbagai penyakit dan nyaman untuk dihuni. Agar lingkungan sekolah sebagai rumah kedua dari peserta didik bersih dan sehat, maka perlu usaha bersama dalam mewujudkannya. sehingga meninggalkan dampak-dampak yang mungkin dapat bermanfaat bagi seluruh peserta didik.
Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat dapat meningkatkan otak bekerja lebih baik dan akan membawa dampak yang bagus untuk prestasi peserta didik disekolah, dan kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar peserta didik. Bila lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas bersih, sehat dan ditata dengan rapi, maka motivasi belajarpun akan meningkat dan akan meraih prestasi.
Masalah yang terjadi di sekolah, masih ada peserta didik yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Hal ini bisa dilihat dari sekolah kotor, bau dan banyak coretan. Kurangnya tingkat kesadaran akan pentingnya kebersihan dikalangan peserta didik, terutama kebersihan sekolah membuat lingkungan sekolah tidak merasa aman dan nyaman, sehingga peserta didik jadi risi dan takut kalau pergi ke sekolah sendirian, yang akhirnya sudah menjadi kebiasaan, khususnya peserta didik putri kalau ke sekolah maunya ada yang mengantar.
Pemahaman kebersihan lingkungan, perlu ditingkatkan pada peserta didik. Supaya pada akhirnya peserta didik mampu berperan dan berpartisipasi secara aktif melibatkan diri dalam pengelolaan kebersihan lingkungan sekolah .
Mengingat begitu pentingnya penerapan budaya positif peserta didik di sekolah dan kurangnya kesadaran peserta didik akan kebersihan sekolah, maka dipandang perlu untuk menerapkan budaya positif disekolah dengan aksi “Peduli Bersih Kontrol Teman Sebaya”.
Peduli bersih kontrol teman sebaya adalah suatu aksi kegiatan dalam upaya menerapkan budaya positif di sekolah dengan cara menyadarkan peserta didik akan pentingnya menanamkan kebersihan sekolah sekolah, dengan adanya bantuan pengawasan dari temannya. Adapaun tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan sinergi, kolaborasi dan melaksanakan komitmen bersama dalam menerapkan budaya positif di kelas khususnya, umumnya lingkungan sekolah.
Agar aksi nyata tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka perlu adanya:
- Kordinasi dengan kepala sekolah dan warga yang lainnya untuk merencanakan peningkatan budaya sekolah yang lebih baik.
- Guru sebagai teladan pemberi contoh yang baik pada peserta didik.
- Pembiasaan menerapkan budaya positif kepada peserta didik.
Hasil yang diperoleh dari aksi nyata menggambarkan bahwa penerapkan budaya positif peserta didik mengenai peduli bersih kontrol teman sebaya sesuai dengan yang diharapkan. Pemahaman kebersihan lingkungan di sekolah ada peningkatan. Pada akhirnya peserta didik mampu berperan dan berpartisipasi secara aktif dan melibatkan diri dalam pengelolaan kebersihan lingkungan sekolah. Meskipun hasilnya jauh dari kata sempurna karena masih ada kelebihan dan kekurangan.
Untuk mencapai terciptanya sekolah yang berkarakter dan berbudaya positif secara maksimal, dibutuhkan tindakan perbaikan dan konsistensi menjaga kebersihan. Dengan demikian makan budaya positif disekolah terkait kebersihan sekolah akan terwujud dan melekat dalam diri peserta didik dan seluruh warga sekolah.