Oleh : Ai Didah, S.Pd., MM ( Guru SD Negeri 1 Cilolohan, Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya )
TUJUAN pembelajaran merupakan terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berfikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Kaitannya dengan tujuan pembelajaran, kita tak lepas dari model pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran itu sendiri adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah satu keadaan pembelajaran kini menjadi keadaan pembelajaran yang diharapkan.
Yang perlu diketahui dari model pembelajaran itu sendiri adalah:
- Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya
- Ada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
- Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil
- Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai
Aktifitas siswa di kelas, erat kaitannya dengan model serta metode yang digunakan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Dalam hal ini perlu kecermatan guru dalam memilih suatu model-model pembelajaran. Untuk itu guru perlu mengenal serta memahami berbagai model pembelajaran.
Macam-macam model Pembelajaran;
- Model Pemecahan Masalah (Problem Solving); suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan dengan suatu prosedur rutin yang sudah diketahui pelaku.
Langkah-langkah :
- Menyadari bahwa masalah itu ada
- Identifikasi masalah
- Penggunaan pengalaman sebelumnya atau informasi yang relevan untuk penyusunan hipotesis
- Pengujian hipotesis untuk beberapa solusi yang mungkin
- Evaluasi terhadap solusi dan penyusun kesimpulan berdasarkan bukti yang ada
Peran guru di sini hanya menjelaskan tujuan pembelajarn, membantu suswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut, mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi, membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu siswa untuk melakukan referensi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
Kelebihannya:
- Siswa lebih terlatih dalam problem solving skills
- Mendorong siswa untuk berfikir alternative
- Melatih keruntutan berfikir logis
Kekurangannya:
- Kadang siswa belum menyadari adanya masalah
- Siswa sering mengalami kebingungan strategi atau kiat mana yang akan digunakan
- Model Pembelajaran Kooperatif; menempatkan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas
Langkah-langkah :
- Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
- Menyajikan informasi
- Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
- Membimbing kelompok bekerja dan belajar
- Evaluasi
- Memberikan penghargaan lebih diutamakan
- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD; membantu siswa memahami konsep-konsep matematika yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kelompok, tes, skor peningkatan individu, dan pengakuan kelompok.
Tujuan kognitif: informasi akademik sederhana
Tujuan sosial: kerjasama dalam kelompok
Struktur kelompok: kelompok heterogen dengan 4-5 orang anggota
Pemilihan topik biasanya guru, tugas utama siswa dapat menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya
- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw; siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 orang secara heterogen dan kerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Langkah-langkah :
- Siswa diberi soal yang terdiri dari topik soal yang berbeda untuk masing-masing kelompok untuk dibaca
- Setelah setiap kelompok selesai membaca, siswa dari kelompok yang berbeda bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topik yang diberikan selama kurang lebih 30 menit
- Ahli-ahli tersebut kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan hasil diskusinya.
- Model Pembelajaran Tipe TGT (Team Game Tournament); membuat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan
Langkah-langkah :
- Siapkan meja turnamen secukupnya. Misal 10 meja dan tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemapuan setara, meja 1 diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke- 10 ditempai oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
- Pelaksanaan Turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakan untuk jangka waktu tertentu (misal 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan gelar Superior, Very Good, Good, Medium
- Bumping, pada turnamen kedua (dan seterusnya) dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan gelar tadi, siswa Superior dalam meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
- Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan individu, berikan penghargaan kelompok maupun individu.
- Model Pembelajaran Make – A Match; guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atautopik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban, setiap siswa mendapat satu buah kartu, tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang, setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban), setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya, kesimpulan/penutup.
- Model Pembelajaran Role Playing; menyiapkan/menyusun scenario yang akan ditampilkan.
- Model Pembelajaran Talking Stick; menyiapkan sebuah tongkat untuk kemudian dijadikan media dalam memberikan pertanyaan setelah menyampaikan materi pelajaran secara bergiliran sesuai yang memegang tongkat.
- Model Pembelajaran Snowball Throwing; menyampaikan materi yang akan disajikan, membentuk kelompok, masing-masing ketua kelompok diberi penjelasan materi dan harus menjelaskan kembali pada temannya, kemudian diberi selembar kertas kerja yang kemudian harus ditulisi pertanyaan sesuai materi dan dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain dan siswa yang dapat satu bola harus menjawabnya pertanyaan tersebut.
- Model Pembelajaran Picture and Picture; menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyajikan materi sebagai pengantar, menunjukkan gambar-gambar sesuai materi pelajaran, siswa mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis, guru menanyakan dasar pemikiran urutan gambar, guru menanyakan alasan pemikiran urutan gambar, dari alasan tersebut guru memulai menanamkan konsep materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
- Model Pembelajaran Examples Non examples; mempersiapkan gambar-gambar sesuai tujuan pembelajaran, menempelkan gambar, siswa menganalisa gambar, melalui diskusi kelompok 2-3 orang hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas, tiap kelompok membacakan hasil diskusinya, mulai dari hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
- Model Pembelajaran Kontekstual; memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal)yang riil bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya (masalah kontekstual) sehingga siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara bermakna.
- Model Pembelajaran Open-Ended; pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu.
Langkah-langkah :
- Susunlah daftar respon yang diharapkan dari siswa
- Tetapkan Tujuan yang hendak dicapai
- Bila perlu gunakan alat-alat bantu atau media untuk membantu kelancaran metode penyampaian soal
- Kemaslah soal dalam bentuk semenarik mungkin
- Alokasikan waktu secukupnya.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi pembaca sekalian. Tentunya ada kelebihan dan ada kekurangan dari model-model pembelajaran tersebut. Namun yang terpenting kita dapat mengaplikasikannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar di kelas supaya ada pencerahan bagi dunia pendidikan kita. (***
Referensi: Kumpulan Model-model Pembelajaran dari hasil PLPG tahun 2012