oleh

Mengenal Lebih Jauh Arti Sesajen Tradisi Adat Jawa

Oleh : KRH Aryo Gus Ripno Waluyo, SE, SP.d, S.H, C.NSP, C.CL, C.MP (Tokoh Spiritualis, Budayawan, Penilis, Advokat, Peradi Perjuangan Jawa Timur)

DALAM upacara tradisi, sesajen, sajen, sajian, semah, atau semahan adalah makanan dan benda lain, seperti bunga dan dupa, yang dipersembahkan dalam upacara keagamaan yang dilakukan secara simbolis dengan tujuan berkomunikasi dengan kekuatan gaib. Kegiatan mempersembahkan sajian ini disebut dengan bersaji.

Sesajen merupakan bagian dari tradisi di Indonesia yang masih banyak dilakukan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa.

Menurutnya, tradisi ini sudah ada sejak sebelum Islam masuk, bahkan sebelum adanya agama Hindu dan Buddha. Selain itu, benda-benda yang dipersiapkan pun bisa berbeda tergantung dari makna dan filosofinya.

Budaya sesajen menjadi salah satu contoh akulturasi budaya Hindu-Islam. Kebudayaan ini menjadi identitas masyarakat lokal. Kebudayaan sesajen menjadi identitas dan akulturasi serta menjaga kearifan lokal seluruh sistem kehidupan.

Ritual dilakukan sebagai salah satu sarana mencari keselamatan dan bukti nyata tentang keyakinan yang dimiliki oleh kelompok atau anggota masyarakat tentang adanya kekuatan yang Maha Dahsyat di luar manusia. Ritual juga merupakan bentuk rasa hormat kepada Tuhan, Dewa, Leluhur, dan Roh-roh.

Bentuk adat istiadat adalah aktivitas, kepercayaan atau upacara yang dilakukan secara turun temurun. Contoh adat istiadat adalah upacara pernikahan adat Jawa, mempersembahkan sesaji jika ditujukan untuk yang lain selain Allah SWT adalah perbuatan syirik.

Adat istiadat merupakan suatu perilaku atau kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun yang dilakukan secara berulang dan menjadi ciri khas dari suatu daerah. Sedangkan tradisi merupakan suatu warisan dari nenek moyang dan berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan yang memiliki fungsi tertentu.

Dalam seperangkat sesajen, selain bunga, ada empon-empon, hasil bumi seperti umbi-umbian dan sayuran, jajan pasar, wangi-wangian, buah-buahan, hingga tumpeng.

Sesajen ditaruh pada tempat yang biasa disebut “danang” oleh mereka dan isinya bisa bermacam-macam,semisal bunga, sayur-sayuran, irisan daun pandan yang dibakar, ketan putih ataupun jajanan pasar. Isi sesajen terserah mereka, tergantung apa yang dipunya saat itu.

Sesajen merupakan warisan budaya Hindu yang biasa dilakukan untuk memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat (pohon, batu, persimpangan) dan lain-lain yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak bala.

Uborampe pada upacara kematian merupakan suatu simbol yang maknanya sebagai sebuah persiapan atau bekal untuk hidup bersama Tuhan. Kehidupan manusia yang suci dan saleh dipercaya akan berhasil selamat untuk masuk di kehidupan baru bersama Tuhan.

Jangan sampai kita menginjak atau menyenggol sesajen adalah bentuk penghormatan kita terhadap tradisi atau kepercayaan warga Bali, bukan supaya kita nggak kena celaka. Jika kamu melihat ada sesajen di pantai atau tempat tertentu, memang sebaiknya nggak menginjak sesajen tersebut.

Upacara adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan sekelompok orang serta memiliki tahapan yang sudah diatur sesuai dengan tujuan acara. Sedangkan yang dimaksud dengan Ritual adalah suatu hal yang berhubungan terhadap keyakinan dan kepercayaan spritual dengan suatu tujuan tertentu.

Adapun tujuan dari ritual-ritual (upacara-upacara) itu, adalah: tujuan penerimaan, perlindungan, pemurnian, pemulihan, kesuburan, penjamin, melestarikan kehendak leluhur (penghormatan), mengontrol sikap komunitas menurut situasi kehidupan sosial yang semuanya diarahkan pada transformasi keadaan dalam manusia atau alam.

Adat adalah aturan (perbuatan) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala; cara (kelakuan) yang sudah menjadi kebiasaan; wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilainilai budaya, norma, hukum dan aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi suatu sistem”

Tradisi ritual Jawa, khususnya tradisi ritual sedekahan bulanan, seperti tradisi Suran, Saparan, Muludan, Rejeban, Ruwahan, Selikuran, Syawalan dll yang sering dilakukan oleh masyarakat Jawa sesunggunya merupakan wujud ekspresi keimanan orang Jawa dalam memeluk agama Islam.

Ritual didefinisikan sebagai perilaku yang diatur secara ketat. Dilakukan sesuai dengan ketentuan, yang berbeda dengan perilaku sehari-hari, baik cara melakukannya maupun maknanya.

Upacara adat dan tradisi budaya perlu dilestarikan dan dikembangkan karena akan membentuk lingkungan masyarakat yang memiliki toleransi, kegotongroyongan dan rasa kebersamaan yang tinggi. Harapannya selain menjadi sajian pertunjukan budaya, ajang ini menumbuhkan kompetisi positif antar kecamatan.(****

Komentar