oleh

Mengenal Pemimpin Para Wali Syaikh Ahmad At-Tijany R.A

SYEIKH Ahmad Attijani adalah Pemegang Mahkota Kewalian tertinggi, yaitu Khatmu Al-Auliya Al-Maktum (Penutup para wali yg tersembunyi)   Sebagai mana Rasulullah ﷺ adalah AlKhatmul Anbiya’.

Dari Beliaulah semua wali Allah sejak dari zaman Nabi Adam sampai hari kiamat mendapat aliran / masyrab ilmu kewalian, Fuyudlat dan Tajalliat serta Asror-Asror yg mengalir dari Rasulullah ﷺ baik, mereka menyadari atau tdk, sebagaimana para nabi terdahulu, mereka mendapat Masyrab ilmu kenabian dari Rasulullah ﷺ Selaku Khatmul Anbiya’. (lebih jelas silahkan pelajari Ar Rimah Juz 2/17)”.

Sayyidi Syekh Ahmad Attijani berkata:

 “Aku adalah Khatm al-Awliya’ yg berperan sejak zaman Nabi Adam as. Sampai ditiupnya sangkakala”.

Sayyidi Syekh Ahmad Attijani berkata:

“Dua kakiku ini di atas tengkuk/pundak semua Auliya Allah”

Informasi ini di beritahukan oleh Rasulullah SAW Kepada Sayyidi Syekh Ahmad Attijani RA dlm keadaan jaga.

 “Di antara wali Allah ada yg hanya mengetahui jiwanya (al-Nafs) saja. Ada yg sampai pada tingkat hatinya (al-Qalb). Ada juga yg sampai pada tingkat akalnya (al-Aql).

Maqam yg tertinggi adalah wali yg bisa sampai mengetahui tingkat ruhnya. Tingkat ini merupakan tingkat penghabisan (al-Ghayat al-Quswa).”

 “Dan kadangkala Khatamul Wilayah yg mereka maksudkan itu Khatm al-Maqamat.

Itulah maqam kedudukan yg tertinggi dlm derajat al-Quthbaniyyah. Hanya dari wali Quthb-lah yg bisa mencapainya.

Kedudukan ini tdk khusus bagi Wali Quthb tertentu bahkan sebagian alQuthbul Kamil dpt juga menduduki sampai tangga terakhir ditutupnya oleh “al-Khatmul Akbar”.

 “Sesungguhnya al-Quthb al-Maktum itulah perantara para nabi dan para wali, karena itu semua wali Allah SWT, baik yg besar martabatnya maupun yg kecil tdk menerima limpahan rahmat dari seorang nabi melainkan dg perantara alQuthb alMaktum. Dari arah wali itu tdk hanya menerima Sayyidul Wujud ﷺ dan tdk seorang nabi pun mengetahui limpahan, khususiahnya itu. Sebab dia mempunyai masyrab tersendiri di samping para nabi.

“Sayyidul wujud ﷺ memberitahukan kepadaku, bahwa akulah alQuthb alMaktum, pemberitahuan itu dari Sayyidul wujud kepadaku dg musyafahah (jabat tangan, bicara lgsg) dlm keadaan jaga.

 “Saya adalah Sayyid al-Awliya sebagaimana Nabi Muhammad SAW adalah Sayyid al-Anbiya’”

“Semua limpahan anugerah yg melimpah dari Dzat Sayyid al-Wujud ﷺ diterimanya oleh Dzat para Nabi. Dan semua anugerah yg melimpah dan memancar dari Dzat para Nabi diterimanya oleh Dzatku. Dan dari aku anugerah itu menyebar kepada semua makhluk Sejak terjadinya alam sampai ditiupnya sangkakala.

Dan aku diberi beberapa ilmu khususiyah antara aku dan Sayyid al-Wujud ﷺ yg disampaikan kepadaku dg musyafahah tanpa perantara”.

 “Berkata kepadaku Rasulullah ﷺ : Ya Ahmad, sesungguhnya siapa mencelamu dan tdk bertobat, tdk akan mati kecuali dlm kekafiran. Walaupun haji dan berjihad”.

Saya berkata, Ya Rasulallah, sesungguhnya Al ‘Arif billah Sayyidy Abdurrahman AsSyami mengatakan bahwa orang yg haji tdk akan mati su’ul khatimah”.

Menjawab kepadaku Sayyidul Wujud Rasulullah ﷺ: Ya Ahmad, Siapa yg mencelamu dan tdk bertobat, maka ia pasti mati kafir walaupun ia haji dan berjihad.

Ya Ahmad siapa yg berusaha mencelakakanmu akulah yg marah kepadanya. Dan tdk akan dicatat sholatnya serta tdk akan membawa manfaat baginya”.

Bersabda Rasulullah ﷺ kepada Syeh Ahmad Tijani : “Para fuqara’ (yg menjadi tanggunganmu) itu adalah fuqara’ku juga (tanggunganku juga). Murid muridmu itu adalah murid- muridku. Sahabat’ sahabatmu adalah sahabat sahabatku”.

Adakah tempat bersandar yg lbh mulia dari Rasulullah ?

Rasulullah SAW Memberi tahu kepada Syeikh Ahmad Attijani RA bahwa antara sahabat Rasululullah dan sahabat Syeikh Ahmad Attijani mempunyai persamaan yg sempurna. Dan dg kesamaan inilah ihwan Thariqah Attijani di sisi Allah SWT lbh tinggi nilainya dari pada Qutub, Arifin dan AlGhauts, walaupun tampang dhohirnya hanyalah orang awam.

[AlFaidlur Rabbani: 2]

Rasulullah ﷺ bersabda kepada Syekh Ahmad Attijani: “Tak ada karunia bagi seorang makhluk pun dari guru-guru thariqat atas kamu, maka akulah wasithah (perantaramu), pemberi dan  pembimbingmu dg sebenar-benarnya. Oleh karena itu tinggalkanlah apa yg tlh kamu ambil dari semua thariqat. Tekunilah Thariqat ini tanpa khalwat dan tidak menjauh dari manusia sampai kamu mencapai kedudukan yg tlh dijanjikannya padamu. Dan kamu tetap di atas perihalmu ini tanpa kesempitan, tanpa susah-payah dan tinggalkanlah semua para Wali.”

Saiyidi Syekh Ahmad Attijani RA berbicara  selalu disandarkan kepada Rasulullah ﷺ dg kalimat: “Rasulullah ﷺ  berkata kepadaku” atau “Rasulullah ﷺ memberitahukan kepadaku”

Abul Abbas Attijani RA berkata: “Ada 165.000 hijab antara hamba dg Hadrah alQuds.

Kemudian 167.000 maqam antara kewalian (Wilayah) dan Ma’rifah.

Lalu 148.000 maqam antara Ma’rifah dg Qutbaniyah.

Beliau RA juga mengatakan bahwa “Andaikata seluruh wali Quthub umat ini dikumpulkan semuanya, maka mereka tdk akan dpt menandingi beratnya rambut dari sekelompok sahabat-sahabat-Ku”

[Kashful Hijab]

Jadi, seakan-akan sehelai rambut Ashab Syeikh Attijani RA lebih agung dibandingkan seluruh wali Quthub umat ini.

✓Wallahu a’lam

✓Shallu’alanNabiMuhammadﷺ

اللَّهُمَّے صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ اَلْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالْخَاتِمِے لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ ۞ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيمِے ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيمِے۞

Komentar