Catatan: REDI MULYADI
Hari ini,Rabu 24 April 2024 pukul 06.00 WIB, membuka medsos Instagram (Ig) dan membaca status @tantowiyahyaofficial akun milik Tantowi Yahya yang mengabarkan: “Innalillahi wa innailaihi roj’iun.Telah berpulang ke pangkuan-NYA,Ibu DR.H.BRA. Mooryati Soedibyo pada hari Rabu, 24 April, jam 01.00 WIB dini hari pada usia 96 tahun (5 Januari 1928 – 24 April 2024).Ibu Mooryati dikenal sebagai perempuan pengusaha yang visioner, politisi dan tokoh jamu tradisional. Jamu ramuannya yang berasal dari resep Kerajaan Surakarta telah memberikan banyak manfaat bagi kesehatan masyarakat dan juga telah mengharumkan nama Indonesia di luar negeri. Saya berhutang budi kepada bu Mooryati karena sekian tahun dilibatkan dalam acara Pemilihan Puteri Indonesia dan beberapa kali mewakili beliau sebagai Ketua Yayasan Puteri Indonesia dan pemegang lisensi Miss Universe di Indonesia dalam berbagai pertemuan di luar negeri.”
Begitu membaca kabar duka itu, memori saya melayang ke tahun 1992, dimana saya diajak seorang rekan wartawan Majalah Kartini untuk bertemu dan mewawancarai DR.H.BRA. Mooryati Soedibyo pengusaha jamu tradisional dan produk perawatan kecantikan tradisional (kosmetik) sekaligus pendiri “Mustika Ratu” di sebuah hotel di Jakarta.
“Ibu Mooryati Soedibyo adalah sosok perempuan yang inspiratif, pelopor pemberdayaan perempuan, serta banyak memberikan kontribusi dan pengabdian bagi kemajuan perempuan di Indonesia,”ungkap sang teman.
Ketika bertemu, Bu Mooryati Soedibyo sungguh luar biasa mengagumkan. Beliau tampil sebagai sosok perempuan Jawa dari kraton yang kalem, lembut, santun, dan selalu menjaga etika dalam bersosialisasi maupun berkomunikasi dengan tamunya. Beliau juga sosok mandiri tidak bergantung pada orang lain hingga tumbuhlah sifat ulet, sabar, tangguh, pekerja keras dan perempuan Indonesia yang sukses sebagai pengusaha jamu tradisional dan kosmetika.
Dan saat itu, saya hanyalah seorang wartawan freelance, hanya menyimak dan mendengarkan wawancara wartawan senior dari majalah wanita “KARTINI” dengan pengusaha wanita Indonesia yang sukses.
Mooryati Soedibyo lahir pada 5 Januari 1928 di Surakarta, Jawa Tengah, dari keluarga yang memiliki garis keturunan Keraton Surakarta. Ayahnya bernama KRMTA Poornomo Hadiningrat dan ibunya GRA Kussalbiyah. Sejak kecil, dia dibesarkan di lingkungan Keraton Surakarta yang kaya akan tradisi.
Mooryati Soedibyo, seorang wanita yang telah mencatatkan namanya dalam sejarah Indonesia dengan berbagai perannya yang luar biasa. Dia merupakan inspirasi bagi para perempuan Indonesia.
Mooryati Soedibyo pernah menjadi Wakil Ketua MPR hingga menjadi sosok di balik kemegahan ajang kecantikan Puteri Indonesia. Pada periode 2004-2009, Mooryati Soedibyo menjabat sebagai Wakil Ketua MPR, mewakili Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
Namun, peran Mooryati Soedibyo tidak hanya terbatas dalam dunia politik. Ia juga meraih penghargaan sebagai salah satu dari 99 Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia versi majalah Globe Asia pada tahun 2007.
Julukan “Empu Jamu Indonesia” melekat pada dirinya berkat keahliannya dalam meracik jamu, yang kemudian menjadi salah satu bidang usaha yang ditekuninya: Mustika Ratu. Karena keahliannya dalam meracik jamu, Mooryati Soedibyo mendirikan perusahaan jamu dan kosmetika terbesar di Indonesia yaitu PT. Mustika Ratu, Tbk. Dimulai dari garasi rumahnya, bisnis yang dijalankan Ibu Mooryati Soedibyo terus berkembang setiap tahun.Bisnisnya telah membantu menciptakan lapangan pekerjaan dengan merekrut sekitar 3.000 tenaga kerja yang secara langsung memperbaiki taraf hidup 3.000 keluarga Indonesia.
Tak hanya itu. Mooryati Soedibyo juga memiliki peran besar dalam dunia kecantikan Indonesia. Berawal dari kunjungannya ke ajang kontes kecantikan di berbagai negara, termasuk menyaksikan langsung ajang Miss Universe 1990 di Bangkok, Thailand, Mooryati tergerak untuk mendirikan Yayasan Puteri Indonesia (YPI).
Visinya adalah membawa perempuan Indonesia berlaga di panggung kontes kecantikan dunia.Pada tahun 1992, ketika ajang Puteri Indonesia pertama kali digelar, Indira Paramini Sudiro dari DKI Jakarta menjadi pemenang pertama. Mooryati mengikutsertakan Indira ke ajang Miss Universe 1993 di Meksiko, dengan harapan membawa nama Indonesia di panggung internasional.Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Indira menghadapi kecaman dari masyarakat karena pemakaian bikini dalam beberapa aksi di ajang Miss Universe.
Di Yayasan Puteri Indonesia (YPI), Mooryati menjadi figur penting yang selalu mendapat penghormatan dari para Puteri Indonesia. Dia bahkan dipanggil dengan panggilan sayang ‘Eyang Moor’. Maka setelah mendengar kabar meninggalnya Mooryati, beberapa Puteri Indonesia memberi respons belasungkawa. Seperti Melanie Putria, Puteri Indonesia 2002.
Sebagai salah satu kontes kecantikan nasional tertua di Indonesia, Puteri Indonesia telah menjadi wadah bagi para wanita Indonesia untuk menunjukkan potensi dan kecantikan mereka kepada dunia.Kiprah Mooryati membangkitkan semangat dan inspirasi bagi banyak orang. Terutama para perempuan Indonesia, untuk menggapai mimpi mereka.
Dedikasinya dalam memajukan posisi wanita Indonesia telah menginspirasi banyak orang, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah kontes kecantikan Indonesia.Keheningan telah menyelimuti dunia kecantikan Indonesia dengan berpulangnya Mooryati Soedibyo sang pendiri Mustika Ratu.Namun warisannya akan terus menginspirasi generasi berikutnya, untuk mempertahankan kekayaan budaya dan mengukir prestasi dalam industri kecantikan global.
Selamat jalan Ibu DR.H.BRA. Mooryati Soedibyo. Semoga seluruh amal ibadah dan kebaikan ibu semasa hidup akan meringankan langkah ibu kembali ke pangkuan-NYA. (***