oleh

Menghasilkan Peserta Didik Berprestasi

Oleh: Ai Didah (SDN Cilolohan Kota Tasikmalaya)

PENDIDIKAN merupakan proses pendewasaan dari semua asfek kehidupan, dari tidak bisa menjadi bisa, bahkan dari tidak mengerti menjadi lebih paham.. Mulai dari asfek kognitif, afektif, serta psikomotor.  Semua berkesinambungan membentuk karakter menjadikan pribadi-pribadi generasi penerus yang mumpuni melalui proses pendidikan. Keberhasilan suatu pendidikan tak luput dari peran serta dari orang tua, para guru serta steakholder yang berkompetensi memajukan peserta didik. Berbagai keberhasilan dalam segi-segi  kehidupan dihasilkan dari proses pendidikan itu sendiri.

Berkaitan  dengan keberhasilan, tentunya dalam pelaksanaan proses pendidikan itu banyak sekali tantangan yang dihadapinya. Terutama masalah yang berkaitan dengan belajar di sekolah. Hal ini berkaitan dengan tenaga kependidikan di sekolah yaitu guru. Sebagai tenaga pendidik, guru merupakan orang tua peserta didik di sekolah. Guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai:

  1. penasehat,
  2. pembimbing,
  3. konsultan,
  4. berperan sebagai teman atau sahabat.

Kita sebagai guru harus dapat terbuka terhadap permasalahan yang dihadapi peserta didik, bahkan kita harus dapat menerima sebagai tempat curhat peserta didik. Namun demikian , hal ini tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Justru dengan kedekatan peserta didik dengan gurunya akan menjadikan proses pembelajaran lebih lancar dan mengetahui latar belakang kehidupan sosial peserta didik.  Karena sekolah merupakan rumah kedua bagi peserta didik untuk melaksanakan proses pendidikan. Maka dari itu sekolah harus bisa memberikan kenyamanan bagi peserta didik.

Sebagaimana semboyan pendidikan yang menurut Ki Hadjar Dewantara disebut Tri Koro Darmo, yang isinya yaitu:

  1. Ing Ngarso Sung Tulodo yang artinya di depan memberi suri tauladan
  2. Ing Madya Mangun Karso yang artinya di tengah memberi bimbingan
  3. Tut Wuri Handayani yang artinya di belakang memberi dorongan.

Ketiga semboyan tersebut sangat bermakna terhadap peserta didik, seperti peribahasa “ Guru kencing berdiri murid kencing berlari.” Biasanya perilaku guru akan ditiru dan diingat oleh murid-muridnya. Yang perlu diperhatikan sebagai guru, kita hendaklah bersikap, bertutur kata, berperilaku, serta tindakan sehari-hari harus penuh kehati-hatian. Permasalahan di rumah hendaklah tidak dibawa ke sekolah, begitupun sebaliknya permasalahan yang ada di sekolah hendaknya tidak dibawa ke rumah. Mengapa demikian? Karena hal ini akan mempengaruhi psikologis guru itu sendiri di depan peserta didiknya.

Guru harus bisa memberi contoh yang baik terhadap peserta didiknya, memberi bimbingan, dan memberikan dorongan baik itu moril maupun materil sekemampuan guru itu sendiri. Maka dari itu guru disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Sudahkah kita sebagai guru menjadi suri tauladan bagi murid-muridnya?

Sudah tepatkah kita disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa? Jawabannya ada pada hati nurani masing-masing.

Adapun keberhasilan peserta didik dilatarbelakangi oleh  berbagai faktor. Ada faktor motivasi, keadaan orang tua, keadaan ekonomi orang tua, staf pengajar yang mumpuni, dan dukungan berbagai pihak,  serta sarana prasarana yang memadai untuk keberhasilan peserta didik. Berkaitan dengan motivasi, ada 2 macam motivasi yaitu motivasi dari dalam diri (Introver) dan motivasi dari luar

(Ekstrover). Dalam hal ini, yang paling utama adalah faktor motivasi dalam dirinya ( Introver). Seorang peserta didik akan lebih fokus belajarnya bilamana ada motivasi dalam dirinya untuk belajar.

Bagaimana cara membangkitkan motivasi dari dalam dirinya? Keluarga sangat berperan demi kelangsungan belajar peserta didik. Terutama orang tua, anak harus diberi pujian serta penguatan manakala dia berhasil sesuatu apapun yang menurutnya sudah lebih berhasil. Kita tidak boleh pelit dengan kata pujian. Ucapkan Alhamdulillah.

Memang benar dalam ajaran agama diajarkan Segala puji bagi Alloh. Segala sesuatu , apapun yang telah dicapai kita ucapkan Hamdalah. Beri semangat lagi, dan terus menerus jangan bosan memberi semangat. Murid akan lebih berhasil juga didukung oleh latar belakang ekonomi keluarganya, sebagai contoh mereka yang berhasil ada yang memasukkannya pada Lembaga Bimbel. Tak sedikit biaya yang telah dikeluarkan orang tua hanya untuk mengikuti anaknya masuk di Bimbel.

Namun, bagaimanakah peserta didik yang tidak mampu menempuh Lembaga Bimbel bisa berhasil? Banyak juga  peserta didik yang berhasil tidak menempuh Lembaga Bimbel.  Mereka hanya fokus pada bimbingan guru di sekolahnya. Selain itu dukungan serta arahan orang tuanya di rumah. Peserta didik yang berhasil tanpa menempuh Lembaga Bimbel akan lebih terbuka terhadap perkembangan pembelajaran yang ada di sekolahnya.

Selanjutnya, bagaimana kiat-kiat untuk menghasilkan peserta didik yang berprestasi?

  1. Bangkitkan kesenangan peserta didik untuk belajar
  2. Ramah dalam membimbing peserta didik
  3. Berikan penguatan/pujian manakala peserta didik sudah berhasil meningkatkan prestasi belajarnya
  4. Banyak dibimbing untuk penguatan karakternya
  5. Banyak latihan dalam segala bidang
  6. Peserta didik akan merasakan guru sebagai sahabat sekaligus orang tua
  7. Pendekatan serta gaya belajar yang menyenangkan untuk semua peserta didik. (***)