Oleh: Bunda Ratu Dr.Nining Suningrat,SH.,MH (Keprabuan Tembong Agung Sumedang)
KERAJAAN Pajajaran dibawah kuasa Prabu Siliwangi berhasil menjaga ajaran Hindu tetap hidup ditatar Sunda.Pajajaran menjadi Kerajaan Hindu Budha terbesar di barat Pulau Jawa dibawah kekuasaan Prabu Siliwangi yang bernama asli Raden Pamanah Rasa atau Pangeran Jaya Dewata.Namun hal itu tidak bertahan lama ,karena terbukti pada tahun 1422, Prabu Siliwangi mempersunting putri Ki Gedheng Tapa, yakni Nyai Subang Larang.
Ki Gedheng Tapa sendiri adalah seorang penguasa tanah dan syahbandar muara jati yang tinggal di daerah kekuasaan Kerajaan Sunda Galuh.Sebelum menikah dengan Subang Larang, sang Prabu Siliwangi harus memenuhi beberapa syarat dari guru calon istri yaitu Syaikh Hasanudin dari Pondok Quro Pura Dalam Karawang.Pertama, Subang Larang harus menjadi permasuri saat Prabu Siliwangi menduduki tahta Raja.Kedua , ia diperbolehkan tetap menganut Islam sebagai kepercayaan Subang Larang, maka Prabu Siliwangi berjanji akan memenuhi persyaratan itu dan terbukti setelah beliau dinobatkan menjadi Raja.
Dari pernikahan itulah lahir ketiga anak yaitu Raden Walangsungsang . Nyai Rara Santang dan Raden Sangara atau dikenal Kiansantang.Ketiganya dibesarkan di istana dengan dua agama yang berbeda.Sang ibu Islam-nya dan sang ayah Hindu-nya. Meski Islam diperkenalkan di kerajaannya .Prabu Siliwangi tetap menjadi penganut Hindu yang taat. Dalam naskah Carita Purwaka Caruban Nagari tidak dijelaskan apa agama ketiga anak Sang Prabu Siliwangi selama di Istana.Namun setelah kematian ibunya .Prabu Walangsungsang yang telah ditetapkan sebagai Putra Mahkota justru memilih dan memutuskan untuk meninggalkan istana.Dia pergi dalam sebuah pengembaraan untuk mendalami agama Islam.Kepergiannya membuat gempar istana dan Rara Santang yang dekat dengan kakaknya memutuskan pergi mencari Walangsungsang .
Rara santang pergi ke sekitar Gunung Tangkuban Perahu disana bertemu dengan Nyai Indang Saketi dan diarahkan Nyai untuk menemui Ki Ajar Saketi di sekitar Argaliwung, yang kata para ahli menyebutkan di sekitar Ciamis .Setelah bertemu oleh Ki Ajar disuruh pergi ke Gunung Mara Api atau Merapi di Ciamis dan ditempat inilah Nyai Rara Santang bertemu dengan sang kakak Walasungsang.
Dan menurut penuturan Babat Islamisasi di Jawa adalah Walisongo. Bahwa Walangsungsang telah bertemu dahulu dengan pendeta Budha bernama Ki Gedheng Danuwarsih sampai akhirnya jatuh hati dengan putri Ki Gedheng Danuwarsih bernama Nyai Indah Geulis.Setelah menikah, Rara Santang bersama Walangsungsang serta kakak iparnya melanjutkan perjalanan menuju Amparan Jati Cirebon.Setelah sampai di Cirebon di Amparan Jati disambut oleh penguasa disana yakni Ki Gedheng Tapa.yang tidak lain adalah kakek Rara Santang dan Walangsungsang sendiri.Amparan Jati saat itu telah menjadi wilayah persebaran Islam pertama di Tatar Sunda.Disana kakak adik itu diperkenalkan dengan Syaikh Datuk Kahfi penyebar Islam pertama di Sunda dan keduanya diangkat menjadi muridnya dan mempelajari lebih dalam tentang agama Islam.(***)