oleh

Menulis Mempertemukan Aku dengan Guru Guru Hebat

.

Oleh : Iwan Wijaya, S.Pd.

 

Selasa, 7 Nopember 2017 aku diundang untuk menghadiri Seminar Nasional Guru Pendidikan Dasar Berprestasi yang diadakan oleh Subdirektorat Kesejahteraan, Penghargaan dan Perlindungan. Itu kado yang luar biasa di usia ku yang hampir kepala 4. Alhamdulillah, setelah proses yang cukup panjang mulai dari pendaftaran, pengiriman abstrak dan makalah, lalu terpilih melalui seleksi secara daring, tahun ini aku diperjalankan kembali oleh Sang Pencipta ke Ibu Kota Negara, Jakarta. Ini yang kedua kalinya aku ke Jakarta atas undangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tahun lalu, aku diundang oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidkan (P4TK) Bahasa untuk mengikuti Rapat Koordinasi Mentor, Pengampu,dan pengurus Pusat Belajar program Guru Pembelajar.

Selasa, 8 November 2017, pukul 5.00 WIB aku berangkat ke Bandara Internasional Sultan Machmud Badaruddin II, Palembang dengan menggunkan taksi daring. Aku tiba di hotel Kartika Candra, Jakarta pada pukul 11.00 WIB. Di Lobby hotel aku telah melihat beberapa orang peserta seminar.

Jum’at, 10 November 2017 jam di telepon selular ku menunjukkan pukul 6.30 WIB. Aku mengajak rekan se kamar ku untuk turun ke lantai 1 karena ini sudah waktunya sarapan. Seperti hari-hari sebelumnya, aku menikmati hidangan di hotel itu dengan lahap. Namun, ada yang lain, yaitu perasaan yang bergejolak di hati, ada sedih, senang, dan gairah. Sedih karena aku harus berpisah dengan teman-teman yang tidak lain adalah guru-guru hebat dari berbagai pelosok di Indonesia. Aku juga merasa sangat senang karena akan segera berjumpa dengan buah hati kami, bayi berumur 1,5 bulan, Charisma Ilmi Wijaya, biasa aku panggil Chacha dan istri ku tercinta.Ada gairah yang muncul memicu aku agar aku dapat berbuat lebih di dunia pendidikan. Aku harus menjadi guru mulia karena karya.

Di dalam pesawat Garuda dalam perjalanan menuju kota kelahiran ku, Palembang, masih melintas dalam benak ku saat pelaksaan seminar mulai dari pembukaan hingga penutupan. Aku belum dalam menjadi pemakalah. Tetapi aku bersyukur karena makalah ku masuk dalam prosiding Seminar Nasional yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat ini aku terus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ku di bidang pendidikan khususnya pendidikan bahasa Inggris. Aku ikut tes bahasa inggris tidak hanya untuk mengetahui kemampuan ku dalam penguasaan bahasa asing tetapi juga untuk melengkapi persyaratan pendaftaran beasiswa kuliah strata 2. Aku boleh gagal sebanyak 5, atau 10 kali. Namun, pada saatnya aku akan mendapatkan penghargaan yang dinanti-nanti oleh banyak orang itu. Ya, BEASISWA S-2. Aku yakin akan diberikan jalan untuk menggapai cita-cita. Seperti peribahasa Inggris, there’s a will, there’s a way (Dimana ada niat, di sana ada jalan). Untuk anak-anak ku, kejar, perjuangkan cita-cita mu.

Desember, bulan yang sangat aku tunggu karena akan ada dua pengumuman penting. Pertama, pengumuman penerima beasiswa dari Pusbindiklatren. Jika aku berhasil, aku akan melanjutkan studi di tingkat magister di Universitas Sriwijaya, di Palembang. Ada keraguan dalam hati ku karena program studi yang aku ambil berbeda dengan latar pendidikan ku yaitu sarjana pendidikan bahasa Inggris. Pengumuman kedua adalah pendaftar yang berhasil memeroleh beasiswa bergengsi dari pemerintah Inggris, beasiswa Chevening.

Aku bersyukur dianugerahkan seorang istri yang selalu mendukung aku untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang ilmu pengetahuan, ketrampilan, serta pengembangan karier ku sebagai guru pada umumnya dan guru bahasa Inggris pada umumnya. Dan pada 14 Oktober 2017, aku meminta do’a istri ku untuk mengikuti tes IELTS (International English Language Testing Service) di salah satu agen resmi yang ada di Palembang. Alhamdulillah, aku mendapatkan skor yang sangat baik yaitu 6,5. Syarat untuk mendaftar pada program magister di perguruan di luar negeri adalah 6,0.

 

 

(Penulis adalah Guru SMP Negeri 48 Palembang, dilahirkan di Palembang, Sumsel 8 Oktober 1981. Pendidikan SD di  SD Nahdatul Ulama Palembang 1996, SMPN 15 Palembang, SMAN 14 Palembang. Pendidikan S-1 FKIP Universitas PGRI Palembang 2004.Mengikuti Pembekalan Instruktur Nasional Program Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMP 2016. Mentor Program Guru Pembelajar PPPPTK Bahasa di SMP Negeri 9 Palembang 2016.)

Komentar