oleh

Menyulap Kegiatan Penilaian Agar Tidak Terkesan Horor Dengan Permainan Kuis Interaktif

Oleh: NITA KRISMANIA, S.Pd (Guru SDN Leuwikidang Kecamatan  Bungursari Kota Tasikmalaya)

DALAM Standar Proses (Permendikbud No. 22 Tahun 2016) disebutkan bahwa kegiatan guru dalam pengelolaan pembelajaran meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan pembelajaran adalah melalui penilaian pembelajaran. Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan Pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Penilaian hasil belajar meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian dilaksanakan apabila materi pada sebuah kompetensi dasar sudah terpenuhi melalui kegiatan pembelajaran. Tapi tidak jarang di saat penilaian pembelajaran tiba, malah menjadi saat yang menakutkan bagi siswa. Hal ini saya alami sendiri ketika menyampaikan pada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan penilaian harian. Sebagian besar dari siswa malah mengeluh dan bersikap tidak suka. Alasan yang dikemukakan siswa diantaranya mereka merasa belum siap dan banyak yang menganggap bahwa soal penilaian itu susah.  Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru agar siswa lebih termotivasi untuk selalu siap, menganggap bahwa soal penilaian itu tidaklah susah dan menyenangkan untuk mereka kerjakan.

Di sisi lain, selama masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini banyak orangtua yang mengeluhkan putra-putrinya yang malah kecanduan main game online. Siswa difasilitasi smartphone oleh orangtuanya, tetapi malah lebih banyak digunakan untuk bermain game dari pada mengerjakan tugas online. Dengan tuntutan perkembangan zaman yang serba pesat ini, tidak mungkin rasanya kita mencegah atau menghindari kemajuan teknologi yang ada. Kemajuan teknologi itu sendiri dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif tergantung pada orang yang menggunakannya. Mau tidak mau kita harus menghadapi dan menyikapinya dengan bijak. Begitu pula pengunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Salah satunya teknologi dapat digunakan untuk membuat instrumen penilaian pembelajaran. Di era digital ini banyak sekali cara yang dapat guru gunakan untuk menyulap kegiatan penilaian menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa.

Apabila siswa saat ini lebih menyukai bermain game dari pada membaca, kita fasilitasi kegiatan yang mereka sukai tapi tentunya muatan edukasi juga tidak boleh terlepas dari hal itu. Dengan menggunakan metode penilaian berbasis permainan interaktif, siswa tidak sadar bahwa yang mereka ikuti itu adalah ulangan/penilaian. Di antaranya guru bisa memanfaatkan berbagai web tool berbasis permainan kuis interaktif. Saat ini tersedia banyak platform pembelajaran berbasis permainan, digunakan sebagai teknologi pendidikan di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Salah satu diantaranya yaitu Quizizz.

Penggunaan Quizizz sangatlah mudah, dalam hal ini guru berperan sebagai host (pembuat soal), kemudian siswa sebagai (user) yang bergabung (join) untuk menjawab soal-soal yang sudah dibuat oleh guru. Akses yang diberikan kepada user/siswa yan melakukan join hanya berupa pengerjaan soal dan pilihan jawaban yang harus dijawab. Guru/pembuat soal juga bisa menambahkan gambar latar belakang pertanyaan dan menyesuaikan dengan pengaturan pertanyaan. Apabila kuis sudah selesai dibuat, guru tinggal membagikannya kepada siswa dengan cara membagikan 5 digit kode akses game yang sudah dibuat ke siswa. Dalam artian siswa sudah download melalui playstore aplikasi quizizz ini. Selama menjawab siswa bisa melihat skor dalam bentuk prosentase. Kuis interaktif ini memiliki hingga 5 pilihan jawaban termasuk jawaban yang benar (kuis pilihan ganda). Siswa juga bisa melihat skor dan ranking user lain, sehingga siswa akan merasa tertantang untuk mengerjakan soal dengan benar agar memperoleh skor yang tinggi. Dengan begitu kegiatan penilaian akan terasa lebih menyenangkan bahkan akan menjadi hal yang dirindukan oleh siswa.

(Penulis adalah guru SDN Leuwikidang Kecamatan  Bungursari Kota Tasikmalaya)