السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Sayyidina Ali Radhiyallahu Anhu, pernah ditanya hal perkara tentang sujud pertama didalam shalat…
Beliau Sayyidina menjawabnya :” Itu artinya adalah :
اللهم انك منها خلقتنا
ALLAAHUMA INNAKA MINHAA KHALAQTANAA
Artinya :(Ya Allah Tuhan kami…Bahawasanya Engkau menjadikan Kami dari tanah.”)
1- Makna bangkit dari sujud yaitu :
و منها اخرجتنا
WA MINHAA AKHRAJTANAA
Artinya :(Dan daripadanya Engkau- akan mengeluarkan kami.”)
2- Makna sujud yang kedua adalah :
و الينا تعيدنا
WA ILAINAA TU’IDUNA
Artinya Dan kepadanya Engkau- akan mengembalikan kami.”)
3- Bangkit dari sujud kedua maknanya ialah :
و منها تخرجنا ترة اكرا
WA MINHAA TAKHRUJNAA TARATAN UKRAA
Artinya : (Daripadanya Engkau- akan membangkitkan kami.”)
Sayydina Ali Karamallaahu Wajhah mengingatkan kita Filosofis dua sujud Yaitu :
Sujud pertama :Mengingatkan kita bahawa manusia berasal usul dari Tanah……
Dari tanah manusia diciptakan, dan tumbuh menjadi Makhluk hidup di Bumi dengan segala aktivitasnya.
Walaupun begitu….
Setiap manusia memiliki ajal, dan pada akhirnya ia kembali ke tanah.
Masuk liang lahat (kubur), dan kembali’ menjadi tanah…
Bangkit dari sujud memiliki makna eskatogis
Semua manusia, walaupun talah kembali menjadi tanah, akan dibangkitkan kembali pada hari kebangkitan (Yaumil Bi’ts) untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan yang pernah dilakukan ketika berada :” Diantara dua sujud “
Yaitu – di Alam Fana’ (dunia ini).
Kebangkitan dari sujud kedua disebut pula sujud terlahir. Kerana tak ade lagi sujud yang ketiganya.
Pada hari kebangkitan :” Bumi sudah digulung “
Selanjutnya manusia akan hidup didalam kekekalan hari akhirat.
Didalam kitab Futuhan al- Makiyyah karya ibnu Arabi, diceritakan panjang lebar temtang makna spritual sujud……….
Bagi ibnu Arabi :Sujud adalah- lambang penghayatan kita kepada asal usul penciptaan kita berasal dari tanah.
Dikatakan pula bahawa :Berdiri shalat adalah –
Simbol Alam Syahadah.
Sujud adalah simbol puncak Rahasia (Sirul Asrar).
Dan ruku’ dianggap sebagai simbol alam Barzakhi, sebab berada antara Alam Syahadah dan ghaib mutlaq.
Orang-orang yang sujud itu sebetulnya adalah diberikan kesempatan oleh Allah untuk mengikis kesombongan dan keangkuhan…..
Sehebat apapun Anda itu akan kembali pada :” TANAH “
Dan ketika kembali’ menyatu dengan tanah, tak lagi dibezakan antara jenis tanah raja dan tanah budak, tanah laki-laki dan tanah perempuan, tanah orang kulit putih dan tanah kulit hitam.
Semuanya sama……
Kembali menjadi Satu….
Itulah sebabnya :
Para kalangan sufi sering menghubungkan antara sujud dan Tauhid Az-Zat…..
Ketika segalanya yang berbeza menjadi satu….
Ketika yang Satu menyatu dengan Yang Maha Satu.
Itulah makna :
انا لله و انا اليه راجعون
Kita berasal daripada-Nya, dan kepada-Nya kita kembali.”(Q.S Al- Baqarah 2 : 156)
Orang-orang yang sering bersujud, semestinya tak lagi memelihara ego (ananiyyah), dan persaan ‘ujubnya (inniyyah).
Dan orang- orang yamg selalu sujud, akan nampak cahya bekas-bekas sujudnya (atsar al- sujud) didalam wajah dan penampilannya.Baik penampilan fisik, emosi dan spiritualnya..
Ketahulah engkau…..
Orang yang mengingat hakikat sujud, ia akan merasakan bahawa sujudnya terlalui pendek
Maka :Tidaklah heran isterinya Rasululllah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam yakni Siti Aisyah bahawa menggambarkan lama sujudnya Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam didalam shalatnya seperti panjangnya membaca Surah Al- Baqarah.
Hal ini dimaklumi….
Sebab, jika dalam ruku’nya sahaja dapat menyaksikan pemandangan ‘Arasy apalagi dalam sujud.
Ruku’ biasa disebut sebagai Fana’ pendahuluan yaitu : ” Fana’ al- awwal “
Sementara sujud disebut Fana’ Utama yakni : ” Fana’ al-Kamil “
Dari sinilah, Mengapa Rasululllah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam mengingatkan para sahabatnya untuk menghayati bacaan tasbih Ayat :
فسبح بأسم ربك. العظيم
(Bertasbihlah dengan menyebut Tuhan-mu yang Maha Agung. (QS Al- Waqi’ah 55 : 96)
Dan ketika sujud, Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam, memerintahkan kita membaca dan menghayati Ayat Tasbih yakni :
سبح اسم ربك الأعلى
(Bertasbihlah dengan nama Tuhan-mu yang Maha Tinggi) (QS. Haqqah 69 : 52)
Terinspirasi dengan Ayat inilah ayat tersebut dipormulasi dalam bacaan dalam ruku’ yaitu :
سبحان ربي العظيم و بحمده
Dan dalam sujud :
سبحان ربي الأعلى ز بحمده
Jika kita mampu menghayati makna dan hakikat sujud, sebagaimana digambarkan poto diatas… Niscaya menjadi :
” Shalat Langit “
Bukan shalat di Bumi.
Sebagaimana ilustrasi disampaikan oleh Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam :
” Ada dua ummatku mengerjakan shalat sama-sama berdiri, ruku’ dan sujud, tetapi berbeza kualitas shalatnya adalah bumi dan Langit.”
Salam dari nukilan : Gus Hamin Tehupelasur
Komentar