oleh

Merasa Nyaman Menjadi Pimpinan PAUD Ikan Kombong Kampung Nelayan Buton yang Mayoritas Islam

Maumere, LINTAS PENA

Warga kampung Nelayan Buton kelurahan Kota Uneng Kecamatan Alok kabupaten Sikka sejak tahun 2016 mempercayakan Lusia Pelinta Lewar (41) yang beragama katolik menjadi pimpinan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Ikan Kombong yang terdiri dari  27 anak dengan rincian 23 anak beragama islam, 2 anak Katolik dan 2 lainnya Kristen Protestan.

“Pertama-tama saya menolak untuk menjadi pimpinan Paud di Ikan Kombong ini tetapi warga setempat iklas dan sangat mendukung. Apalagi kegiatan Paud meminjam gedung Taman Pengajian Anak Al- Mu’Minin . Pagi hari kegiatan anak-anak paud dan pengajiannya di sore hari,”ujar tamatan SMAK Sint. Gabriel tahun 1998 ini.

Tingginya toleransi beragama di kampung Buton ini lanjut Lusia membuat dirinya aman membimbing anak-anak paud. Dengan keterbatasan meubeler dan alat peraga edukatif luar tak menggendorkan semangatnya bersama Rini  Fatmawati (28) untuk membimbing anak-anak nelayan ini berprestasi.

Walau dalam keterbatasan, tiga tahun belakangan ini “ikan kombong” ini meraih pelbagai prestasi. Di tahun 2017, lomba mewarnai meraih juara 2, menyusun balok juga meraih juara 2 dan puzzle juara 3 tingkat kecamatan Alok. Sedangkan lomba antar gugus bertempat di TK Binawirawan tanggal 2 Mei 2018, pada gugus III juara 3 paduan suara, lomba menari juara 2.

Menyinggung tentang honor yang diterima tiap bulan Lusia dan Rini hanya tersenyum. “Meskipun imbalan kecil saya sangat bahagia untuk mencerdaskan tunas-tunas muda harapan bangsa ini sejak dini dengan kemampuan yang saya memiliki. Dan perlu diingat membimbing anak usia dini tidak semudah membalikan  telapak tangan, butuh ketabahan ,”demikian Rini Fatmawati  sarjana Pendidikan Kewarganegaraan Jebolan Universitas Muhamadyah Maumere ini.

Bagi Rini di paud Ikan Kombong menjadi tempat saya belajar untuk menjadi guru dan pendidik. “Saya selalu enjoy bersama anak-anak dan saya harus mengangkat jempol kepada ibu Lusia karena ketika memimpin paud ini pelbagai prestasi diraih anak-anak dari keluarga nelayan ini,”kata Rini.

Sementara Ibu Lusia mengatakan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi anak-anak yang tamat paud diminta sumbangan untuk membeli kursi. “ Alat peraga edukatif luar yang kami miliki hanya ayunan, tangga pelangi, jungkat jungkit masing-masing satu buah. Kami masih memiliki kekurangan ,” Kata Lusia. ***  ( Pen@katolik/ Yuven Fernandez)