Oleh: Yuni Weninggalih, S.Pd. (SDN Argasari Kota Tasikmalaya)
BLENDED Learning sebagai sebuah kombinasi dari pembelajaran konvensional (tatap muka) dengan pengalaman online untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif, efisien dan fleksibel. “Blended Learning dapat mengkombinasikan aspek positif dari dua lingkungan pembelajaran, yaitu pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan pembelajaran E-Learning” (Bonk & Graham dalam Sutopo, 2012, h. 168).
Blended Learning membutuhkan sumber belajar online sebagai media pembelajaran untuk menunjang pembelajaran agar lebih inovatif. Tidak semua anak mempunyai fasilitas yang menunjang seperti gadget dan internet.
Peserta didik penerima bantuan seperti PIP dan kuota dari pemerintah, diprioritaskan untuk membeli fasilitas penunjang belajar anak. Di sekolah terdapat wifi yang bisa diakses 24 jam oleh peserta didik. Guru memberikan masalah seperti video interaktif melalui whatsapp dari rumah untuk dipelajari guna memancing rasa ingin tahu peserta didik. Saat masuk sekolah pembelajaran secara tatap muka, peserta didik menuangkan rasa ingin tahu terebut di kelas mencari pemecahan masalah.
Model Blended Learning dapat memberikan dampak positif terhadap kemampuan pemecahan masalah, menumbuhkan rasa ingin tahu bahkan rasa kagum terhadap pembelajaran. Penerapan model Blended Learning dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri karena motivasi yang mulai muncul. Selain itu ditemukan bahwa potensi penerapan Blended Learning sangat tinggi dan menjanjikan dalam memberikan inovasi maupun menyumbang teoritis dan praktis dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Dengan demikian, diharapkan peserta didik interaktif dalam pembelajaran. Berpikir kritis, merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri, motivasi belajar tinggi.(****