ADALAH wajar apabila orangtuanya bangga ketika “sang anak” meraih prestasi yang membanggakan. Begitupun yang dirasakan Sunar, ketika anaknya orangtua Mohammad Zahra Fathan Mubarok pelajar Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Padayungan Kec.Kawalu Kota Tasikmalaya. Betapa tidak?! Karena anaknya meraih Juara 2 Matematika Terintegrasi pada Kompetisi Sains Madrasah Tahun 2019 Tingkat Kota Tasikmalaya dan menjadi utusan untuk tampil pada event sama di tingkat Provinsi Jawa Barat.
“Ya, tentu bangga sebagai orangtua mengetahui anak memiliki prestasi, terlebih ini mata pelajaran matematika. Artinya, pendidikan di rumah dan di sekolah (MIS Padayungan) terpatri di jiwa anak,”ungkapnya.
Mohammad Zahra Fathan Mubarok kelahiran 25 Oktober 2007, pelajar kelas 6 MIS Padayungan anak kesayangan pasangan suami istri Sunar dan Yati Kusmiati memang tidak memperlihatkan kepandaiannya. Namun ternyata, Mohammad Zahra Fathan Mubarok justru dapat meraih prestasi yang gemilang, meski meraih Juara 2 Matematika Terintegrasi pada Kompetisi Sains Madrasah Tahun 2019 Tingkat Kota Tasikmalaya.
Prestasi yang diraih Fathan panggilan akrabnya, selain membanggakan kedua orangtuanya, juga menjadi kebanggaan bagi MIS Padayungan. “Ya,saya menyukai pelajaran matematika, karena ada tantangan yang harus diselesaikan. Alhamdulillah, saya bisa menyelesaikan soal matematika yang lumayan sulit,”katanya.
Dalam waktu dekat, Fathan pun harus mempersiapkan diri untuk mengekitu event serupa pada Kompetisi Sains Madrasah Tahun 2019 Bidang Matematika Terintegrasi di tingkat Provinsi Jawa Barat, yang tentu saja akan bersaing ketat dengan ratusan pelajar MIS se Jawa Barat.” Insya Allloh, saya siap mengikuti Kompetisi Sains Madrasah Tahun 2019 Matematika Terintegrasi tingkat Jawa Barat. Mohon do’anya saja, saya bisa meraih prestasi atau juara, sehingga dapat mengharumkan nama MIS Padayungan dan Kemenag Kota Tasikmalaya,”pungkasnya.
Hal terpenting, tentu saja perlu adanya dukungan dan perhatian dari Kantor Kemenag Kota Tasikmalaya terhadap para pelajar berprestasi baik di tingkat MI, MTs maupun MA tatkala mereka menjadi utusan ke tingkat Provinsi Jawa Barat. Jangan sampai prestasi pelajar di tingkat Provinsi Jawa Barat justru diambil alih oleh para pelajar dari kota/kabupaten yang lain. (REDI MULYADI)***
Komentar