oleh

Museum Islam Malik Al Hindi Punya Daya Tarik Tersendiri di Taman Wisata Batu Mahpar

Kab.Tasik, LINTAS PENA

Pada acara deklarasi “Forum Silaturahmi Sunda Sadunya” hari Kamis (20/02/2020) yang meriah, juga sekaligus peresmian 3 museum mini yakni Museum Galunggung, Museum Islam Malik Al Hindi dan Museum Bambu  Bumi Awi Maharani. Ketiga museum yang melengkapi Taman Wisata Batu mampar tersebut oleh mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan,MPKN, kemudian oleh Marsekal Madya (Purn) H.Dede Rusamsi,SE,MM dan Sekda Kab.Tasikmalaya Dr.H.Mohammad Zen.

“Adapun ketiga museum itu menampilkan: 1.Museum Galunggung menampilkan tentang sejarah dan budaya  Tasikmalaya dan Galunggung & artefak-artefaknya, 2.Museum Islam Malik Al Hindi  mengenai sejarah masuknya Islam ke Tatar Sunda Sukapura serta perkembanganya ..yang dimulai dari Zaman Rosuulloh SAWl sampai dengan saat ini, dan 3. Museum Bumi Awi Maharani,sebagai  Museum Lingkungan Hidup Menampilkan jenis Bambu Awi kurang lebih 1000 buah koleksi , serta membuat Hutan Kota dengan Tanaman Endemik  Galunggung plus tanaman-tanaman langka,  menjadikan Kawasan Wisata sebagai Hutan Kota..”jelas Anton Charliyan yang tiada lain pemilik Taman Wisata Batu Mahpar.

Berdasarkan pantauan LINTAS PENA, museum yang menarik perhatian peserta deklarasi dan masyarakat luas yakni Museum Malik Al Hindi ( Nusantara – Sunda – Jawadwipa ) yang ikut membebaskan Makah zaman rosul yg kekuatanya melebihi 100 orang Arab. Sekitar tahun 10 -11 H ( 632 M ).

Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan menjelaskan, bahwa di museum tersebut terdapat lebih dari 300 kitab Al Quran dan Kitab Kuning Kuno yang ditulis tangan langsung oleh para syech para Aulia, para ulama zaman dulu mulai abad XV s/d abad XVIIII, terbuat dari bahan serat kulit kayu .Koleksi Pribadi DR H Anton Charliyan.termasuk Kitab Kuning kuno Peninggalan Syech Quro Pendiri Pesantren Pertama di Nusantara dari Karawang thn 1418.M..Ada juga Batu2 Nisan dari Gn Nagara Sancang Peninggalan Rakeyan Sancang putra Raja Kertawarman Tarumanagara sezaman Sayidina Ali tahun 640 M, Sangat Menarik untuk kajian study Islam.. Selama ini dia tidak banyak bicara,tapi yang penting ada karya yang nyata.

Salah seorang pengunjung dari Jakarta mengaku kagum atasd keberadaan ketiga museum yang ada di komplek Taman Wisata Alam Batu Mahpar tersebut. “Ayo kunjungi musium kebanggan orang Sunda di Galunggung aku aja dari Jakarta datang..ada naskah al Quran & kitab kuning kuno, ada Prasasti batu dari Sancang Gn Nagara Garut ciri pertama Islam masuk thn 632 M – 640 M ke Tarumanagara.., Ada kujang kujang pusaka (ada 30 buah berbagai jenis/ tipe  pusaka kujang,.) Ada jenis.aksara se Nusantara & dunia,  Ada lambang Galuh , alat2 masak ,alat2 pertanian, alat2 Permainan anak zaman dulu ., bordir, batik asli Tasik dll. Walaupun bangunan museumnya mini tetapi punya daya Tarik tersendiri,”papar gadis cantik ini. (REDI MULYADI)****

Komentar