oleh

Mustika Nyai Sendang (Kerejekian)

Oleh: Mbah Bayu Al Yatimi (Pimpinan Majelis Nur Muhammad Tarjamatul Ilmi Cirebon)

SIAPAKAH Nyai Sendang?  Menurut penuturan almarhum Kyai Suaeb, juru kuncen Sendang Kalimanis, Desa Lemah Abang Sindang Laut Cirebon.  Beliau seorang putri dari anak Raja Losari, sebelum istana ini raib.

Nyai Sendang, seorang putri jelita yang gemar  bersemedi hingga bertahun tahun lamanya. Disamping beliau seorang anak Raja, sifat Nyai Sendang, sangat Dermawan dan suka membantu rakyat kecil.

Kisah raibnya istana Losari atas kekuasaan Pangeran Suta Wijaya Gebang, membuat Nyai Sendang, sangat sedih hingga beliau bertapa selama 9 tahun dan raib diantara aliran sungai Lemah Abang dan kini tempat tersebut dinamakan daerah Sendang.

Lewat bantuan temanku  almarhum Pak Ahmad   yang rumahnya masih satu daerah dengan lokasi tersebut, akhirnya kita berdua datang kesana dan mulai melaksanakan tirakat puasa mutih selama 7 hari lamanya.

Pada malam terakhir kita berdua didatangi Bi Asmi (ibu tua yang bertempat tidak jauh dari areal Sendang) beliau sangat baik terhadap kita, lebih lebih kepada pak Ahmad, yang sudah dikenalnya.

Malam itu Bi Asmi, datang! Mengajak kita berdua istirahat dirumahnya. Sepertinya beliau sangat kasian melihat kita kehujanan tanpa atap. Maklum pada waktu itu tempat Nyai Sendang, masih belum dibangun dan dalam keadaan terbuka (areal kebon).

Melihat kasih sayang Bi Asmi, akhirnya kita berdua, menerima ajakannya dan langsung mengikuti dari belakang menuju rumahnya yang hanya berjarak 10 mtr dari areal lokasi.

Sampai disana beliau menyuruhku agar menyudahi tirakat mutihnya dengan alasan “katanya sudah cukup!”. Dan malam itu beliau membuat dua gelas air teh manis berikut ubi godok. Lalu beliau memberiku dua sarung untuk menghangatkan tubuh kami akibat guyuran hujan yang masih belum juga reda.

Saat akan memasuki waktu subuh, beliau memberiku (satu) buntalan kain putih lusuh dan ternyata isinya batu sebesar telapak tangan, katanya batu ini sudah berusia hampir ribuan tahun dan saat saya melihatnya ternyata disela lekukan batu itu terdapat satu mustika berwarna merah.

Beliau berkata:

“Ini sekedar wasilah!… bila kamu ingin mendapat manfaatnya? Cari Yuyu (crab sungai) dengan hitungan ganjil. Masaklah yuyu tadi tanpa dikasih bumbu dan setelah airnya dingin. Basuhlah batu ini dengan kuah (air) rendaman yuyu tadi. Insya Allah Nyai Sendang, akan banyak membantumu terutama dalam kemudahan rijki. Dan bila kamu bepergian agak jauh, siapkan uang receh Berapapun, buanglah uang itu diperapatan jalan, insya Allah, para ahlul Goib Sendang, akan terus mendoakanmu dalam sifat duniawi”.

(Fainsya Allah, kata kata Bi Asmi, diatas, tidak saya kurangi atau ditambahi, itu semua pesan beliau secara muthlak disaat memberikan mustika, malam itu!)

Setelah masuk waktu subuh, saya dan Pak Ahmad, meminta ijin untuk sholat berjamaah dirumahnya dan sekalian langsung pamit pulang. Beliau dengan senang hati mempersilahkannya.

Disini tanpa sadar kami berdua rupannya baru saja memasuki dimensi lain. Pasalnya! Saya dan pak Ahmad, dibuat ketakutan!. Sebab ternyata, kita sholat subuh berjamaah diatas batu besar, samping Sendang. Bukan dirumah Bi Asmi.

Jika berminat maupun  ingin berkonsultasi seputar spiritual dan supranatural terutama masalah media “Rajah” yang dibikin Mbah Bayu Al Yatimi bisa menghubungi nomor kontak WA: 081280320803 maupun bisa berkunjung langsung ke Basecamp “MAJELIS NUR MUHAMMAD TARJAMATUL ILMI”  Jln. Syeikh Bayanillah/Kaliandul Rt. 12/01 Weru Cirebon. atau bisa klik Google Map “Dimdim Cafe & Resto” dan Jln Raya Pondok Gede Gang Veteran Rt01/07 No 73 Lubang Buaya Cipayung Jakarta