Oleh : Tutin Hindayani, S.Pd.I, M.Pd (Guru ASN Mata Pelajaran Akidah Akhlaq MTs Negeri 2 Kota Tasikmalaya)
PENDIDIKAN Aqidah Akhlaq di Madrasah sebagai bagian integral dari pendidikan Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilainilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlaqul Karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan.
Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan itu juga diarahkan pada peneguhan aqidah dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.
Tujuan diberikannya mata pelajaran aqidah akhlak yang terdapat dalam standar kompetensi dasar adalah: Pertama menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Kedua mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Dalam KTSP (2007: 4) dijelaskan bahwa mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah berfungsi untuk : 1) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat ; 2) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlaq mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga ; 3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Aqidah Akhlaq ; 4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari; 5) Pencegahan peserta didik dari hal-hal yang negatif dari lingkungannya atau dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari ; 6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlaq, serta sistem dan fungsionalnya ; 7) Penyaluran peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlaq pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dalam pembahasan kurikulum Pendidikan Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah terbagi atas; Prinsip-prinsip dasar Aqidah adalah keimanan atau keyakinan yang tersimpul dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa atau hati manusia yang diperkuat dengan dalil-dalil naqli, aqli, dan wijdani atau perasaan halus dalam meyakini dan mewujudkan rukun iman yang enam. Aspek aqidah merupakan bentuk cinta, keimanan, serta kepatuhan kepada Allah. Prinsip-prinsip Akhlaq adalah pembentukan sikap dan kepribadian seseorang agar berakhlak mulia atau Akhlaq Al-Mahmudah dan mengeliminasi akhlak tecela atau akhlak Al-Madzmumah sebagai manifestasi akidahnya dalam perilaku hidup seseorang dalam berakhlak kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada diri sendiri, kepada sesama manusia, dan kepada alam serta makhluk lain. Aspek akhlaq terpuji ini akhlak yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas, bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta’aruf, ta’awun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan bermusyawarah. Aspek akhlaq tercela ini merupakan suatu perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga maupun orang lain, dan bahkan mahluk lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak tercela ini diantaranya adalah meliputi rasa dengki, merupakan rasa benci dalam hati terhadap kenikmatan orang lain dan disertai maksud agar nikmat itu hilang. Syirik merupakan salah satu perbuatan tercela yang sangat berat, karena syirik adalah perbuatan manusia yang menyembah selain Allah, munafik, namimah dan ghibah adalah menjelaek-jelekan orang lain.
Dalam hal ini, mata pelajaran Akidah Akhlaq tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang Aqidah dan Akhlaq dalam ajaran Islam, melainkan yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan Aqidah dan Akhlaq itu dalam kehidupan sehari-hari. Mapel Akidah Akhlaq menekankan keutuhan dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku atau lebih menekankan pembentukan ranah afektif dan psikomotorik yang dilandasi oleh ranah kognitif.
Setiap materi yang diajarkan kepada peserta didik mengandung nilai-nilai yang terkait dengan perilaku kehidupan sehari-hari, misalnya mengajarkan tanda-tanda orang yang beriman kepada Allah, Malaikat dan Rasul-Nya, selain keharusan menyampaikan ciri-cirinya juga terkandung nilai keadilan, kejujuran, kedisiplinan dan lain-lain. Nilai-nilai inilah yang harus ditanamkan kepada peserta didik dalam Pendidikan Aqidah dan Akhlak.
Nilai yang terkandung dalam materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang terpadu melalui pendekatan, pendekatan ini satu dengan yang lainnya saling terkait, pendekatan-pendekatan tersebut adalah: 1) Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan. 2) Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan akhlak mulia dalam kehidupan seharihari. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan guru serta komponen Madrasah lainnya sebagai teladan; sebagai cerminan dari individu yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia. 3) Pembiasaan, merupakan pembentukan karakter serta melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung dalam Al Qur’an dan Hadist serta dicontohkan oleh para ulama. 4) Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Aqidah dan Akhlaq dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan logika. 5) Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati aqidah dan akhlaq mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik. 6) Fungsional, menyajikan materi Aqidah dan Akhlaq yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas. Mata pelajaran Aqidah Akhlaq berisikan sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh pendidikan di madrasah.
Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat aqidah serta meningkatkan kualitas akhlaq sesuai dengan ajaran Islam. Isi dari mata pelajaran Aqidah Akhlaq di madrasah adalah sebagai berikut: a) Meyakini sifat-sifat wajib dan mustahil Allah yang nafsiyah dan salbiyah, berakhlak terpuji kepada Allah dan menghindari akhlak tercela kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari. b) Meyakini dan mengamalkan sifat-sifat wajib dan mustahil Allah yang Ma’ani/Ma’nawiyah serta sifat Jaiz bagi Allah, berakhlak terpuji kepada diri sendiri, menghindari akhlak tercela kepada diri sendiri. Serta meneladani perilaku kehidupan Rasul/Sahabat/Ulama dalam kehidupan sehari-hari. c) Meyakini kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul serta mempedomani dan mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan seharihari. d) Meyakini Nabi dan Rasul Allah beserta sifat-sifat dan Mu’jizat-Nya dan meneladani akhlaq Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari. e) Meyakini adanya hari akhir dan alam ghaib dalam kehidupan sehari-hari, berakhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela terhadap lingkungan sosial/sesama manusia dalam masyarakat. f) Berakhlak terpuji terhadap flora dan fauna serta menghindari akhlak tercela terhadap flora dan fauna serta meneladani akhlak para Rasul/Sahabat atau ulul Amri dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, setiap materi yang diajarkan kepada peserta didik mengandung nilai-nilai yang terkait dengan perilaku kehidupan sehari-hari, misalnya mengajarkan tanda-tanda orang yang beriman kepada Allah, Malaikat dan Rasul-Nya, selain keharusan menyampaikan ciri-cirinya juga terkandung nilai keadilan, kejujuran, kedisiplinan dan lain-lain. Nilai-nilai inilah yang harus ditanamkan kepada peserta didik dalam Pendidikan Aqidah dan Akhlak. Dengan demikian, dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak yang diberikan, siswa diharapkan mampu dan dapat berbuat atau bertingkah laku seperti yang diajarkan oleh guru dalam mapel Aqidah Akhlak. Dalam hal in guru sangat berperan penting dalam menjalankan tugasnya, karena dalam segala tindakan atau tingkah laku guru akan diperhatikan oleh siswa.(****
Komentar