oleh

Objek Wisata Alam “BATU MAHPAR” Galunggung Kini Makin Favorit di Tasikmalaya

Kab.Tasik, LINTAS PENA

Tasikmalaya memiliki salah satu objek wisata alam yang unik, menarik, asyik dan eksotis, juga tempatnya yang adem nyaman banget, sehingga para pengunjung akan betah berlama lama menikmati panorama alam yang indah. Apalagi pengunjung bisa main air di sungai yang jernih maupun “ngojay” berenang di kolam yang tersedia.

Itulah  objek wisata “Batu Mahpar” yang berada di kaki Gunung Galunggung, tepatnya di Kampung Pangkalan ,Desa Sukamulih, Kec.Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya yang bakal menjadi destinasi wisata favorit. Sebuah kawasan spesifik wisata untuk liburan keluarga. Sebab, kini objek wisata “Batu Mahpar” dilengkapi berbagai fasilitas yang cukup lengkap di antaranya air terjun, gemercik air sungai yang jernih,  artefak, rumah pohon, tugu kujang, batu cinta, taman cinta, pintu pangit, saung botram, kolam renang dan juga Bumi Perkemahan.

“Semua fasilitas wisata yang lengkap ini kami sediakan untuk para pengunjung agar lebih betah dalam menikmati panorama alam khas Priangan yang indah, sekedar melepas lelah atau refreshing bersama keluarga,”ungkap Itan, pengelola objek wisata “Batu Mahpar” kepada LINTAS PENA.

Itan menjelaskan, kalau awalnya objek wisata ini kurang begitu dikenal masyarakat luas, karena belum dibenahi dan dipercantik seperti sekarang ini. Luas areal objek wisata ini sekitar 4 hektar dan kini baru 3 hektar yang dibenahi agar menarik pengunjung.”Kami terus melakukan penataan, baik sarana prasarana maupun fasilitasnya, agar lebih menarik lagi,”tuturnya.

Objek wisata “Batu Mahpar” ini memang belum lama dibuka untuk wisatawan. Maklum saja, karena awalnya kawasan ini merupakan tempat “paniisan” peristirahatan keluarga besar Irjen Pol (Purn) Dr.Drs.H. Anton Charliyan,MPKN. Pada saat itu, beliau masih Kombes Pol Drs.Anton Charliyan.MPKN menjabat Kapolwil Priangan. Kemudian mendapat tugas ke Mabes Polri, lantas keluar Pulau Jawa termasuk menjadi Kapolda Sulsel. Setelah kembali ke tanah Pasundan, menjabat Kapolda Jawa Barat, maka beliau menata lahan miliknya menjadi sebuah objek wisata yang menarik bernama objek wisata alam “Batu Mahpar” dan dibuka untuk masyarakat umum.

Adapun alasan Jendral Polisi yang Nyantri membuka lahan miliknya dijadikan objek wisata dan dibuka untuk umum,karena di sini banyak peninggalan sejarah berkaitan dengan Kerajaan Galunggung. Abah Anton panggilan akrabnya, berharap agar masyarakat mengetahui sejarah masa lampau.

“Alhamdulillah, sejak kawasan ini dibuka untuk masyarakat umum dan disulap menjadi objek wisata alam yang menarik, jumlah pengunjung terus mengalir terutama pada hari  Minggu dan hari libur lainnya seperti Tahun Baru atau Idul Fitri.”pungkas Itan.

JEJAK SEJARAH

Batu Mahpar merupakan sebuah sungai yang dasarnya adalah batu yang sangat lebar sepanjang sungai sampai sisi yang merupakan bekas aliran lava yang mengeras menjadi batu. Sungai ini merupakan sungai kering yang hanya teraliri air njika musim penghujan saja dan di beberapa titik terdapat genangan air. Awal dari sungai ini berukuran kecil hanya memiliki lebar 5-7 meter di hulu kemudian di sambung dengan lebar sungai menjadi 10 meter dan memiliki panjang sekitar 400 meter, untuk selanjutnya menuju jurang yang dalam sekali yang memilik kedalaman sekitar 80-90 meter.

Kecamatan Sariwangi menyimpan banyak peninggalan sejarah, konon pusat kebataraan dan kerajaan Galunggung berlokasi di Kecamatan Leuwisari, Desa Linggawangi (Rumantak) dan Pasir Geger Hanjuang. Sebagaian aktifitasnya dilaksanakan di Kecamatan Sariwangi yakni di Batu Mahpar yang berlokasi di perbukitan kaki gunung Galunggung, dan di Desa Sukamulih Kecamatan Sariwangi yaitu Walahir.

Dilokasi tersebut terdapat beberapa peninggalan antara lain makam para leluhur Galunggung periodesasi Islam dan Batu Mahpar, menurut penuturan salah seorang masyarakat, Batu Mahpar merupakan tempat upacara ritual pada jaman kerajaan Galunggung. Sedangkan situs Walahir lokasinya cukup berdekatan dengan situs Geger Hanjuang dan Situs Linggawangi, hal ini sangat memungkinkan aktifitas keagamaan dilakukan di kedua lokasi tersebut, saat lokasi tersebut banyak dikunjungi baik untuk kepentingan penelitian maupun ziarah.

Beberapa makam yang sering di ziarahi antara lain :

– Eyang Latifah (ahli Qiro’ah)

– Eyang H. Sembah Dalem Wirakusumah, Eyang Gorah, Eyang Mutholib

– Eyang Kenong, Eyang Rajawisuta, Eyang  Wirakusumah

– Eyang Panjisena, Eyang Panjiseta, Eyang Tubagus Lanjar

– Eyang Dayang Sumedang, Eyang Sumedang, Eyang Dalem Cigeuleum, Eyang  DaleumTegal Munding,Ciung Wanara

– Eyang Dalem Peundeuy, Eyang Dalem Gagak,Ambu Sumaerah Wirakusumah,Indung Ciut/Pajaji Sakti, Eyang Wira Buana, Eyang Ali, Eyang H. Tubagus Urif dan Kiayi  Ahmad

– Eyang  Sembah Dalem Wiradadaha.(sumber : Disparbud Kab.Tasikmalaya)

Beberapa waktu lalu di kediamannya Jln Paseh – Simpang Lima Kota Tasikmalaya saat LINTAS PENA silaturahmi, Irjen Pol. (Purn) Dr.H.Anton Charliyan mengungkapkan, bahwa menapaki jejak sejarah masa lampau merupakan cerminan bagi kita yang hidup di masa kini untuk mengambil pelajaran bagaimana kearifan lokal telah menjadikan pendahulu kita mencapai kegemilangannya. Sesuai peribahasa Sunda : :”Moal Aya Nu Kiwari Lamun Teu Aya Nu Bihari”, Tidak akan ada saat ini bila tidak ada masa lalu,”ujarnya Calon Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Nomor Urut 1 Dapil Kota/Kabupaten Tasikmalaya dan Garut ini, didampingi Hj.Ajeng Anjarsari yang juga calon anggota DPRD Jawa Barat dari PDI Perjuangan Nomor Urut 3 untuk Dapil Kota/Kabupaten Tasikmalaya.

OLIMPIADE BATU MAHPAR GALUNGGUNG

Dalam upaya menapaki jejak sejarah masa lampau tersebut, Abah Anton pun memerintahkan kepada rengrengan-nya untuk menyelenggarakan Olimpiade Batu Mahpar bertempat di objek wisata “Batu Mahpar Galunggung” Desa Sidamulih Kec.Sariwangi pada bulan November 2018.

“Dalam olimpiade ini akan digelar berbagai kaulinan barudak (permainan anak-anak) masa lalu serta seni budaya khas Sunda (pencak silat, calung, angklung dll) maupun bersifat Islami (kontes qasudah rebana, marawis, barjanji dll) yang pesertanya dari seluruh pelosok Jawa Barat,”kata Thonny T.Easy,SE Ketua Panitia Olimpiade Batu Mahpar Galunggung.

Dengan adanya Olimpiade Batu Mahpar Galunggung ini, lanjut Thonny T.Easy didampingi pembina Ucu Suryana, maka diharapkan kaulinan barudak maupun seni budaya Sunda yang kini hampir punah akan kembali dikenal anak anak zaman now dan mudah mudahan akan tetap lestari.(REDI MULYADI)****

Komentar