oleh

Pakuan Pajajaran sebagai Ibukota Kerajaan, Tidak Merubah Nama Kerajaan Pajajaran

Oleh: Irjen Pol (Pur) DR H Anton Charliyan MPKN.. (Komunitas Masyarakat Pemerhati dan Pecinta Sejarah & Budaya.Nusantara)

SEBAGAI masyarakat Jawa Barat yang tergabung dalam Komunitas Pemerhati dan Pecinta Sejarah Budaya Nusantara cukup terkejut dengan  adanya tulisan di media online yang berjudul : “Pajajaran ternyata nama ibu kota di Kerajaan Sunda ” (https://jabar.inews.id  Jumat, 19 Maret 2021 – 22:36:00 WIB) , yang selanjutnya diartikan bahwa Pajajaran bukan nama Kerajaan , tapi nama kerajaanya sendiri adalah Sunda. Ini  hasil kajian ahli sejarah Prof Dr Nina Lubis mengacu pada teori Robert Von Heine bahwa nama kerajaan di Asia Tenggara biasa menyebut Ibukotanya.. !!!

Kami ini semua hanyalah orang awam yang tidak faham teori secara mendetail. Hanya sebagai pemerhati sejarah , dan pernah sekedar iseng-iseng ikut baca Naskah Sunda yang mengindikasikan bahwa Pajajaran merupakan sebuah kerajaan antara lain dalam naskah :

1.Wawacan Babad Pakwan Padjadjaran di Bab XIII Pupuh Dangdanggula  No 274. baris ke 3 berbunyi : ” Rakanipun Dados Papatih , NAGARA PAJAJARAN …” disini jelas sekali disebut Pajajaran sebagai negara, bukan Ibukota. Dan tidak dikatakan, Dados Papatih Nagara Sunda

Selanjutnya di pupuh no 275. Disebutkan juga : ” Linggih Jajar kalayan Kang Dadi Patrarenan. PATIH PAJAJARAN..tidak Patih Sunda ?

2.Naskah turunan Timbang Anten beraksara Arab Pegon dikatakan : ” Prabu Siliwangi Raja Pajajaran..bukan Raja Sunda.

3.Yang paling jelas dalam prasasti Batu Tulis Bogor : ” Sri Baduga Maharaja Ratu Haji Di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata “ ssebagai maharaja penguasa di Pajajaran..bukan Kerajaan Sunda

Dari 3 naskah tulisan diatas tadi kira kira tidak cukupkah bukti bukti tsb. yang mengindikasikan bahwa Pajajaran sebagai  sebuah NAGARA atau KERAJAAN ???.

Jika Pakwan Pajajaran dianggap sebagai ibukota, kami rasa itu sah sah saja. Tapi jika Pajajaran dianggap sebagai nama ibukota, apakah otomatis nama kerajaannya pun berubah jadi nama yang lain.???,  Kan bisa saja Pajajaran sebagai nama ibukota sekaligus juga sebagai nama kerajaan ,seperti yang terjadi di kerajaan kerajaan lain yang ada di Nusantara al.: Kutai Kartanagara Ibukota Kutai, Kerajaan Sumedang Larang menjadi Ibukota Sumedang ,Kerajaan Lampung  menjadi Ibukota Lampung.. Kerajaan Kediri  menjadi Ibukota Kediri . dll.Nah disini jelas teridentifikasi, bahwa nama ibukota sekaligus juga sbg nama kerajaan.

Kemudian yang menjadi pertanyaan kami sebagai orang awam,  kenapa Kawali sebagai Ibukota Kerajaan Galuh. Koq Kerajaan Galuh tidak pernah disebut sebut sebagai ” Kerajaan Kawali ” ? Padahal sudah jelas  tercatat dalam Prasasti Astana Gede. : ” Prabu Wastu Kencana Anu Marigi Kota Kawali …”

Majapahit juga tidak disebut sebagai Kerajaan Trowulan. Tarumanagara tidak disebut sebagai Kerajaan Jasinga . Galunggung tidak dikenal sebagai  Kerajaan Rumantak atau Leuwisari ???.  Sriwijaya tidak dikenal sbebagai Kerajaan Palembang. Bahkan Kerajaan Sunda sendiri saat itu ibukotanya Pakuan tidak disebut sebagai Kerajaan Pakuan.

Padahal kata kata  Pajajaran sebagai kerajaan itu sendiri ada di berbagai naskah bukan hanya satu tapi lebih dari 5 naskah dan prasasty seperti disebut diatas tadi. Lalu apakah naskah naskah yang telah menyebut Pajajaran sebagai sebuah kerajaan bahkan sebagai negara. merupakan suatu kekeliruan besar ? Atau tidak dapat dipertangung jawabkan secara science. Jika kami analisis dari teori Robert Von Heine pun kami rasa masih sejalan yang penting titik beratnya bahwa di Asia Tenggara nama ibu kota cenderung sebagai nama kerajaan , Justru teori ini sangat relevan dengan situasi nama nama kerajaan yang ada di Nusantara saat itu, bisa kita amati juga pada perkembangan nama nama  kerajaan pasca Pajajaran pun yakni ketika pengaruh budaya Islam masuk dengan  munculnya  kesultanan kesultanan di Nusantara. Adanya kecenderungan yang sangat kuat yg menjadikan nama nama ibukota  sebagaiam  kerajaan antara lain :

1.Kota Demak : Kesultanan Demak

2 Kota Cirebon ;  Kesultanan Cirebon

  1. Kota Yogyakarta Kesultanan Ngayogyakarta

4.Kota Solo ;  Kesultanan Kertasura Solo .

5.Kesultanan Ternate Tidore.

6.Kesultanan Banda Aceh

7.KesultananGowa Makasar

8.Kesultanan Bone.. dan lainnya

Disini terlihat jelas baik dimasa sebelum Pajajaran maupun dimasa setelah pajajaran. ibukota jadi nama sebuah kerajaan atau kesultanan .tapi tidak merubah jadi nama yang lain . tetap saja nama kerajaanyapun sesuai dengang nama ibu kota. Kami rasa demikian juga dengan Pakuan Pajajaran sebagai nama ibukota kerajaan

Sekali lagi, Prof Dr. Nina Lubis tidak salah. Tapi nama kerajaan saat itu tidak berubah jadi nama lain jadi Sunda.tetap saja sebagai Kerajaan Pajajaran. Sebagaimana yang terjadi pada kerajaan lain Kediri.Demak dll. dimana Ibukota biasanya jadi nama kerajaan,  yang juga relevan dengan teori Robert Von Heine tadi.

Lalu Kenapa jadi ada Istilah terutama orang orang luar baik di Nusantara maupun diluar Nusantara yang menyebut Pajajaran sebagai  Kerajaan Sunda. Karena penduduk Kerajaan Pajajaran adalah etnisnya sebagai Suku Sunda , sama juga halnya dengan Majapahit, Kediri , Singosari . Bahkan orang luar menyebutnya sebagai  Kerajaan Jawa Dwipa. Tapi tidak berarti Jawa Dwipa otomatis sebagai nama kerajaan. Bahkan istilah tsb berlaku sampai hari ini. Pokoknya yang datang dari Pulau Jawa tidak peduli dari Banten.Jabar. Yogya yang bukan dari Propinsi jateng dan Jatim tetap disebut sebagai orang dari Jawa.bukan dari Yogya ,Banten atau Jabar. Itulah sekedar analogi kami orang orang awam yang kurang paham dengan teori terori sejarah yang kredible. Mohon tanggapan dan masukanya dari para ahli sejarah, ahli Filologi. ahli Arkeolog dll .sehingga bisa memperkaya wacana kita semua. Untuk meluruskan Babad Hikayat Sejarah kita tercinta ini, baik sejarah Sunda maupun sejarah Nusantara secara keseluruhan.